google.com, pub-6935017799501206, DIRECT, f08c47fec0942fa0 Mengenal Buah Belimbing, Star Fruit , Averrhoa carambola L - PLANTER AND FORESTER

Mengenal Buah Belimbing, Star Fruit , Averrhoa carambola L

Mengenal Buah Belimbing, Star Fruit , Averrhoa carambola L

Buah Belimbing, Star Fruit , Averrhoa carambola L

Belimbing manis (Averrhoa carambola L.) merupakan tumbuhan tropis yang termasuk famili Oxalidaceae. Belimbing manis berasal dari Asia Tenggara dan mampu menghasilkan buah hampir sepanjang tahun (Campbell et al. 1985). Indonesia adalah salah satu produsen utama belimbing manis. Beberapa varietas belimbing manis yang dikembangkan di Indonesia di antaranya: Demak, Sembiring, Bangkok, Filipina, Dewi, Wulan, Malaya, Penang, dan Rawasari (Priadi dan Cahyani 2011).

Perkebunan Belimbing, Averrhoa carambola L

Tanaman belimbing manis memiliki banyak manfaat. Buah belimbing manis mengandung vitamin C, antioksidan, dan rendah akan lemak (Bhaskar dan Shantaram 2013). Sukadana (2009) melaporkan, ekstrak buah belimbing manis juga memiliki kandungan anti bakteri dan dapat menghambat pertumbuhan Escherichia coli dan Staphylococcus aureus. Kandungan saponin pada ekstrak buah ini mampu merusak dinding sel, mengganggu metabolisme, dan berakhir dengan kematian bakteri (Karlina et al. 2013; Kurniawan dan Aryana 2015). Selain itu, buah belimbing manis dapat berfungsi sebagai antianalgesik (pereda nyeri) (Das dan Ahmed 2012) dan penurun tekanan darah (Zahroh dan Khasanah 2016). Daun tanaman belimbing manis memiliki kandungan anti inflamasi (anti radang) (Carbini et al. 2010) dan digunakan sebagai teh herbal (Vicentini et al. 2001) yang juga memiliki potensi menurunkan tekanan darah (Soncini et al. 2011). Kandungan kalium tinggi pada belimbing manis (Crane 1994) dapat menurunkan tekanan darah tinggi karena dapat menyeimbangkan kadar Na+ berlebih dalam darah (Zahroh dan Khasanah 2016) dan mengeluarkannya melalui urin sehingga urin menjadi lebih pekat (Panjaitan dan Bintang 2014).

Averrhoa carambola L 
Karakterisasi morfologi dan anatomi dapat berfungsi sebagai data referensi ilmu pengetahuan dan kekayaan intelektual. Data karakter morfologi suatu organisme dapat memberikan informasi dalam hal pemuliaan dan perakitan bibit unggul (Karsinah et al. 2007). Penelitian Nasution et al. (2011) menunjukkan bahwa data karakter morfologi memiliki korelasi dan berguna dalam penelitian suatu organisme dari segi genetik. Karakter morfologi telah dimanfaatkan secara langsung dalam pengendalian hama, contohnya pada tanaman kapas. Indrayani (2008) melaporkan bahwa tanaman kapas yang memiliki daun dengan rambut yang rapat, berkorelasi negatif dengan kerusakan tanaman yang diakibatkan oleh hama pengisap daun Amrasca biguttula.

Nama Populer - Pop name    :  Belimbing, Star Fruit
Nama Latin - Latin Name        :   Averrhoa carambola L
Family                           :  Oxalidaceae
Origin - Daerah Asal                 :  Asia Tenggara, Indonesia, Malaysia, Philippina
Letak Landscape                         Tanaman Buah, Kebun dan Taman Buah
Tipe Tanaman Hias                     Pohon 
Propagasi perbanyakan                 : Biji dan cangkok
Media Tanam                     : Tanah Kebun 
Perlakuan khusus                     : Pemangkasan dan Pemupukan 

Belimbing atau Belimbing Manis adalah tumbuhan penghasil buah berbentuk khas yang berasal dari Indonesia, India, dan Sri Langka. Saat ini, belimbing telah tersebar ke penjuru Asia Tenggara, Republik Dominika, Brasil, Peru, Ghana, Guyana, Tonga, dan Polinesia. Usaha penanaman secara komersial dilakukan di Amerika Serikat, yaitu di Florida Selatan dan Hawaii. Di Indonesia, buah ini menjadi ikon kota Depok, Jawa Barat, sejak tahun 2007

Buah belimbing memiliki bentuk seperti bintang dan berwarna kuning sehingga belimbing biasa disebut sebagai buah bintang. Buah ini tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Produksi terbesar berasal dari Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat.

Beberapa varietas Belimbing meliputi Taiwan (TWN), Filipin (FPN), Dewi (DW), Penang (PNG), Paris (PRS), Welahan (WLH), Malaya (MLY), Demak Kapur (DKP), Demak Jingga (DJ), Wulan (WLN), Bangkok (BNK), B17, Wijaya (WJY), Demak Kunir (DKN), dan Sembiring (SBG)

Ciri ciri dan Identifikasi tanaman 

Pohon ini memiliki daun majemuk yang panjangnya dapat mencapai 50 cm, bunga berwarna merah muda yang umumnya muncul di ujung dahan. 

Pohon ini bercabang banyak dan dapat tumbuh hingga mencapai 5 - 20 m. Tidak seperi tanaman tropis lainnya, pohon belimbing tidak memerlukan banyak sinar matahari. Penyebaran pohon belimbing sangat luas, karena benihnya disebarkan oleh kelelawar.

Buah belimbing berwarna kuning kehijauan. Saat baru tumbuh, buahnya berwarna hijau. Jika dipotong, buah ini mempunyai penampang yang berbentuk bintang. Berbiji kecil dan berwarna coklat. Buah ini renyah saat dimakan, rasanya manis dan sedikit asam. Buah ini mengandung banyak vitamin C.

Salah satu jenis dari belimbing, yang disebut belimbing wuluh, sering digunakan untuk bumbu masakan, terutama untuk memberi rasa asam pada masakan.

Salah satu wilayah yang terkenal akan produksi belimbing adalah Demak, Jawa Tengah. Belimbing Demak terkenal berukuran besar, warnaya kuning cerah dan rasanya manis.

Habitus Tanaman

Tinggi Tanaman  : hingga 20 meter

Diameter Tajuk    : hingga 12 meter

Batang dan Percabangan Tanaman

Morfologi Batang Pohon belimbing memiliki batang barkayu yang tumbuh tegak lurus. Bentuk batangnya gilig dengan warna coklat tua. Menurut Paull dan Duarte (2012), tanaman belimbing manis pada umumnya memiliki bentuk tajuk piramid ketika tanaman tersebut masih muda, akan tetapi bentuk tajuknya berubah menjadi membundar ketika tanaman tersebut dewasa. Bentuk tajuk membundar dipengaruhi oleh bentuk percabangan yang bertipe simpodial yang semakin berkembang.

Tanaman belimbing manis yang dibudidayakan memiliki bentuk tajuk menyebar dan tidak teratur. Hal ini disebabkan karena adanya  pemangkasan yang rutin.

Tinggi pohon belimbing dapat mencapai 10 m (Dasgupta et al. 2013). Tinggi pohon belimbing yang ada di beberapa tempat sekitar 8.6–10 m. Pohon belimbing manis ini memiliki satu batang namun dapat terlihat seperti lebih dari satu batang  (Crane 1994) karena percabangan dimulai dari atas tanah. Pohon belimbing yang dibudidayakan biasanya memiliki perawakan yang rendah karena sering dipangkas.

Percabangan Belimbing yang dipenuhi Lentisel

Menurut Paull dan Duarte (2012), pemangkasan cabang atau tunas pohon yang tidak diperlukan, akan memaksimalkan pembungaan dan pembentukan buah. Lingkar batang yang berbeda terutama dipengaruhi oleh umur pohon. Tanaman muda memiliki diameter yang lebih kecil dibanding tanaman tua.

Terdapat perbedaan pada permukaan batang pohon belimbing. Cabang pohon belimbing memiliki permukaan dipenuhi lentisel . Fungsi lentisel pada batang yaitu untuk pertukaran gas O2 dengan CO2 (Sutrian 2004). Hal ini kemungkinan bertujuan untuk memaksimalkan penyerapan CO2 dari lingkungan.

Menurut Sugito (2012), cahaya matahari melimpah yang diikuti dengan kenaikan CO2 di udara akan meningkatkan laju fotosintesis pada titik optimum suatu tumbuhan. Batang pohon belimbing memiliki permukaan yang retak-retak bercelah dangkal, hal ini disebabkan oleh adanya penebalan sekunder. Penebalan sekunder terjadi karena adanya perkembangan kambium ke arah dalam menjadi xilem sekunder dan ke arah luar menjadi floem sekunder yang merusak epidermis batang sehingga permukaan batang tampak kasar (Fahn 1991).

Varietas Belimbing
Beberapa varietas Belimbing yang dibudidayakan dan dikembangkan sebagai Belimbing penghasil Buah.
  1. Belimbing Varieras Taiwan
  2. Belimbing Varietas Filipin
  3. Belimbing Varietas Dewi
  4. Belimbing Varietas Penang
  5. Belimbing Varietas Paris
  6. Belimbing Varietas Welahan
  7. Belimbing Varietas Malaya
  8. Belimbing Varietas Demak Kapur
  9. Belimbing Varietas Demak Jingga
  10. Belimbing Varietas Wulan
  11. Belimbing Varietas Bangkok
  12. Belimbing Varietas B17
  13. Belimbing Varietas Wijaya
  14. Belimbing Varietas Kunir
  15. Belimbing Varietas Sembiring
Belimbing Varieras Taiwan
Belimbing Varietas Taiwan
Belimbing Varietas Filipin
Belimbing Varietas Filipin
Belimbing Varietas Dewi
Belimbing Varietas Dewi
Belimbing Varietas Penang
Belimbing Varietas Penang
Belimbing Varietas Paris
Belimbing Varietas Paris
Belimbing Varietas Welahan
Belimbing Varietas Welahan
Belimbing Varietas Malaya
Belimbing Varietas Malaya
Belimbing Varietas Demak Kapur
Belimbing Varietas Demak Kapur
Belimbing Varietas Demak Jingga
Belimbing Varietas Demak Jingga
Belimbing Varietas Wulan
Belimbing Varietas Wulan
Belimbing Varietas Bangkok
Belimbing Varietas Bangkok
Belimbing Varietas B17
Belimbing Varietas B17
Belimbing Varietas Wijaya

Belimbing Varietas Wijaya
Belimbing Varietas Demak Kunir

Belimbing Varietas Demak Kunir
Belimbing Varietas Sembiring

Belimbing Varietas Sembiring

Daun Tanaman

Bentuk daun - Leaf Shape                                :  ovate, ellips, Lanset, Daun Majemuk
Susunan daun - Leaf Arrangement :                 : pinnate
Susunan daun dari batang - Leaf Arr. on Stem : Petiole
Tulang daun - Leaf Venation                             : Menyirp
Pinggir daun - Leaf Margins                              : rata, serrate
Pangkal daun                                                    : Meruncing
Ujung daun   - Leaf Tip                                      : meruincing
Warna daun - Leaf Colour                                 : hijau
Tangkai daun atau petiole                                  : petiole
Ukuran daun - Leaf Size                                    : panjang 2 - 5 cm, lebar 1 - 3 cm
Permukaan daun                                               : Rata dan halus

Daun muda tanaman belimbing manis memiliki warna merah hati hingga oklat kehijauan. Daun tanaman belimbing manis yang telah dewasa berwarna hijau tua. Perbedaan warna daun ini dipengaruhi oleh pigmen dominan pada daun tersebut. Penelitian yang dilakukan oleh Sumenda et al. (2011) terhadap daun tanaman mangga pada berbagai umur menunjukkan adanya perbedaan tingkat kandungan klorofil. Daun muda tanaman mangga yang masih berwarna merah memiliki kandungan klorofil yang lebih sedikit dibanding daun dewasa yang berwarna hijau tua. 

Daun muda didominasi oleh pigmen karotenoid sehingga menjadikan daun tersebut berwarna merah. Warna daun berpengaruh pada kemampuan daun dalam menyerap cahaya matahari. Daun yang berwarna hijau gelap lebih banyak menyerap cahaya matahari dibanding daun yang berwarna hijau
terang (Sugito 2012).
                            :

Daun Belimbing
Morfologi Daun Tanaman belimbing manis memiliki struktur daun majemuk menyirip gasal dengan jumlah anak daun bervariasi. Anak daun dapat tersusun secara berhadapan maupun berseling pada sumbu utama daun (rachis). 

Menurut Tjitrosoepomo (2007), daun majemuk menyirip gasal tidak harus berjumlah ganjil, akan tetapi istilah gasal di sini dilihat dari jumlah daun yang terdapat pada ujung sumbu utama, yaitu satu daun. Anak daun belimbing manis memiliki bentuk yang bermacam-macam (Woodson et al. 1980). Bentuk anak daun pertama (serta rasio panjang dan lebar helai daun) dari belimbing manis, di antaranya: bundar telur (3:2), bundar telur melebar (6:5), lonjong (3:2), lonjong melebar (6:5), rhombic (3:2), trullate (3:2), lanceovate (3:2), dan jorong (3:2). Bentuk anak daun yang lain, di antaranya: bundar telur, bundar telur melebar, lonjong, lonjong melebar, lanceovate, lanset (3:1), segitiga (2:1), delta (1:1), dan jantung.  

Daun Belimbing Berbagai Varietas

Urutan daun belimbing sesuai varietas dari ujung paling kiri ke ujung paling kanan. 

Belimbing Varieras Taiwan, Belimbing Varietas Filipin, Belimbing Varietas Dewi, Belimbing Varietas Penang, Belimbing Varietas Paris, Belimbing Varietas Welahan, Belimbing Varietas Malaya, Belimbing Varietas Demak Kapur, Belimbing Varietas Demak Jingga, Belimbing Varietas Wulan, Belimbing Varietas Bangkok, Belimbing Varietas B17, Belimbing Varietas Wijaya, Belimbing Varietas Kunir, Belimbing Varietas Sembiring

Bentuk anak daun segitiga, delta, dan jantung sering dijumpai pada dua pasang daun paling akhir dari urutan anak daun. Bentuk daun yang paling mendominasi adalah bundar telur dan lonjong. Hal ini didukung oleh penelitian Dasgupta et al. (2013) yang menyatakan bahwa bentuk daun ialah bundar telur hingga bundar telur-jorong. Bentuk pangkal daun didominasi oleh bentuk oblique (asimetri), hal ini didukung oleh penelitian Priadi dan Cahyani (2011). Tekstur helaian anak daun tanaman belimbing manis yaitu mesophytic atau tidak terlalu tebal juga tidak terlalu tipis (Simpson 2006).

Bunga Belimbing, Averrhoa carambola L
Bunga Tanaman

Tipe pembungaan
Adanya dua bentuk tangkai putik yang berbeda disebabkan oleh faktor genetik (Judd et al. 2007). Kepala putik bunga belimbing manis memiliki bentuk berlekuk (lobed). Bunga belimbing manis dapat terletak di ujung cabang (terminal), ketiak daun (axilary), serta batang paling tua (cauliflorous).
Bunga Belimbing, Averrhoa carambola L 

Warna bunga merah kebiruan, kuning dan putih.
Panjang tangkai bunga belimbing manis yang diamati yaitu 0.2–3.7 cm sedangkan diameter bunga yaitu 0.6–1.5 cm.



Morfologi Bunga, Bunga Belimbing merupakan alat perkembangbiakan generatif bagi tumbuhan. Bunga belimbing manis memiliki susunan bisexual (banci) yang memiliki benang sari dan putik dalam satu bunga serta merupakan bunga lengkap yang memiliki bagianbagian bunga seperti kelopak, mahkota, benangsari, dan putik (Simpson 2006).
Tipe perbungaan belimbing manis yaitu panicle-like cyme (cyme seperti malai) dan merupakan bunga terbatas. Bunga belimbing manis memiliki bentuk simetri radial (aktinomorf). Bagian-bagian bunga belimbing manis tidak saling berlekatan (free).
Bunga belimbing manis memiliki 5 helai daun kelopak (sepal) yang tidak saling berlekatan (aposepalous) serta memiliki 5 helai daun mahkota (petal) yang saling berlekatan (sympetalous). Crane (1994) mengungkapkan bahwa belimbing manis memiliki lima helai kelopak dan lima helai mahkota. Kelopak belimbing manis berwarna merah dengan berbagai gradasi sedangkan mahkotanya berwarna ungu pucat hingga ungu cerah.
Benangsari Bunga Belimbing

Benangsari bunga belimbing manis berjumlah 10, lima di antaranya berupa benangsari steril (staminode) dan bersifat rudimenter (Verheij dan Coronel 1997).
Kepala sari dengan tangkai sari bunga belimbing manis berlekatan secara dorsifix (di tengah) dan subbasifix (agak tepi). Putik bunga belimbing manis terdiri atas lima ruang yang menjadi satu (connate) dengan perlekatan bakal buah menumpang

Belimbing manis memiliki bunga yang distylus. Menurut Chin dan Phoon (1982), bunga belimbing manis memiliki dua bentuk tangkai putik yaitu tangkai putik panjang (pin) dan tangkai putik pendek (thrum) dan hanya ada satu bentuk dalam satu pohon. Judd et al. (2007) mengatakan bahwa pembuahan tidak dapat terjadi pada polen yang menyerbuki putik pada bunga yang sama. Hal ini disebabkan adanya protein penghambat yang disekresikan oleh putik untuk menghalangi masuknya polen melalui pori pada putik (Wong et al. 1994) sehingga untuk penyerbukan, diperlukan polen dari bunga lain yang memiliki bentuk putik berbeda.

Buah Belimbing, Star Fruit , Averrhoa carambola L
Buah Tanaman

Morfologi Buah belimbing manis termasuk buah berry (buni) yaitu buah yang daging buahnya dapat dimakan. Buah ini termasuk buah sejati, yaitu buah yang berkembang dari bakal buah. Buah belimbing berbentuk oval dengan lima juring, jika dipotong melintang akan terlihat bentuk bintangnya. 

Panjang tangkai buah belimbing manis yaitu 1.1–12.8 cm. Buah belimbing manis memiliki warna muda dan warna tua, dan warna tepian yang bervariasi. Menurut Abdullah et al. (2005), warna kematangan buah belimbing manis tidaklah seragam.
Posisi buah di batang dan di ujung percabangan dan di ketiak
Susunan buah mengelompok
Buah Tunggal, berry, buni
Warna buah hijau dan kuning
Ukuran Buah bervariasi tergantung varietas, panjang 15 - 25 cm, diameter 5 - 15 cm
Muda  hijau
Tua kuning

Tanaman belimbing manis di  memiliki waktu yang tidak seragam dalam hal pematangan buah. Hal ini dapat dilihat dari waktu panen yang berbeda beda meskipun tanaman tersebut mulai berbuah pada waktu yang sama.
Berdasarkan pengamatan, varietas yang buahnya cepat dipanen adalah Varietas Wulan (68–84 hari setelah bunga mekar), diikuti oleh Varietas Sembiring, Paris, Bangkok, B17, Malaya, Demak Jingga, dan Demak Kapur pada umur 69–74, 69–98, 71–90, 72–85, 78–95, 80–85, dan 92–111 hari setelah bunga mekar.
Buah belimbing yang ditanam pada dataran rendah dengan iklim basah dapat dipanen pada umur 35–60 hari setelah pembungkusan atau umur 65–90 hari setelah bunga mekar (Rienamora 2007).

Menurut Mitcham dan McDonald (1991), dinding sel buah belimbing manis terdiri atas selulosa, hemiselulosa, dan pektin. Selama pematangan, buah belimbing manis mengalami pembongkaran komponen-komponen penyusun dinding selnya yang menjadikan buah tersebut menjadi lunak. Perbedaan kadar komponen penyusun dinding sel menjadikan laju pembongkaran tersebut berbeda pada masing-masing buah (Chin et al. 1999). Hal ini diduga menjadi penyebab perbedaan umur pemanenan buah.

Buah belimbing memiliki panjang 8.0–16.5 cm, tebal dan panjang juring berturut-turut yaitu 1.5–2.7 cm dan 2.2–5.2 cm. Bobot buah yang terukur yaitu 68– 304 gram. Berdasarkan pengamatan, varietas yang memiliki nilai kandungan padatan total terlarut (PTT) tertinggi yaitu Varietas Wulan dengan kandungan PTT 7.13–11.0 °Brix sedangkan varietas yang memiliki kandungan PTT terendah yaitu Varietas Demak Jingga dengan PTT 4.9–7.2 °Brix. PTT yang terukur menunjukkan tingkat konsentrasi sukrosa (Ferlinda 2011). Satuan °Brix yang teramati menunjukkan berat gram sukrosa dari 100 gram larutan sukrosa. 

Bila yang diamati adalah daging buah, skala ini menunjukkan berat gram sukrosa dari 100 gram daging buah (Ihsan dan Wahyudi 2010). Menurut Delgado dan Saúco (2003), beberapa kriteria buah belimbing yang sesuai untuk dipasarkan secara luas yaitu: bobot buah lebih dari 100 gram, bentuk menarik (memiliki lima juring), PTT lebih dari 10 °Brix, serta memiliki warna yang menarik (kuning atau oranye). Buah belimbing manis akan mencapai kandungan gula optimum pada warna kuning yang utuh (Paull dan Duarte 2012).

Belimbing Varietas Malaya memiliki rata-rata bobot buah terbesar (226 gram). Varietas Sembiring memiliki rata-rata panjang 14.9 cm, ukuran tersebut adalah ukuran terpanjang dibanding varietas lain. Varietas Wulan memiliki rata-rata lebar (8.3 cm) yang merupakan ukuran terlebar dibanding varietas lain. Ketiga varietas tersebut memiliki rasa buah manis dan warna yang menarik serta merupakan varietas yang
diunggulkan

Salah satu usaha yang dilakukan dalam meningkatkan mutu buah yaitu penjarangan buah. Penjarangan buah dilakukan bersamaan dengan pembungkusan buah. Tujuan dari perlakuan ini yaitu mengurangi adanya kompetisi dalam hal distribusi karbohidrat pada buah (Vaast et al. 2006). Buah yang mengalami perlakuan demikian, dilaporkan mengalami peningkatan ukuran buah.

Buah beberapa varietas Belimbing.
Buah Belimbing Varietas Paris
Buah Belimbing Varietas Demak Jingga

Buah Belimbing Varietas Wulan

Buah Belimbing Varietas Demak Kapur
Buah Belimbing Varietas Malaya

Buah Belimbing Varietas B17
Buah Belimbing Varietas Bangkok
Buah Belimbing Varietas Sembiring

Kesesuaian Lahan dan Adaptasi

Ketinggian tempat altitude        : 10 - 1.600 m dpl
Kesesuaian suhu                      : 18 - 34 derajat celcius
Kesesuaian tanah                     : Tanah Subur
Kesesuaian curah hujan           :  1.200 - 2.500 mm per tahun
Kesesuaian cahaya                  : Semi Shade, Full Sun
Pertumbuhan Tanaman            : Cepat
Kebutuhan Air                           : Moderate
Kebutuhan Perawatan              : Pemangkasan dan Pemupukan

Pemeliharaan
Tanaman belimbing manis dipangkas setelah buahnya dipanen, hal ini bertujuan untuk mempercepat pembentukan bunga, sehingga tanaman tersebut akan berbuah kembali (IP2TP 1999). Pemangkasan juga dilakukan ketika tanaman sudah mulai tinggi dan percabangannya tidak beraturan, dengan tujuan menjaga agar tanaman tetap rendah untuk mempermudah pembungkusan dan perawatan buah (Paull dan Duarte 2012). Tanaman belimbing manis diperbanyak dengan cara okulasi (disambung). Batang atas yang digunakan sebagai sambungan harus sudah dipastikan sifat unggulnya, diambil dari pohon induk yang sehat, dan tidak terserang hama penyakit. Panjang batang atas kurang lebih 10 cm (Prastowo et al. 2006).

Perbanyakan
Perbanyakan tanaman dengan biji, Stek, Layering

Klasifikasi Tanaman

Clade         : Magnoliopsida
Order         : Oxalidales
Family        : Oxalidaceae
Genus        : Averrhoa
Species      : Averrhoa carambola
Binomial name
Averrhoa carambola L.
  . 
Budidaya Tanaman Belimbing 

Penanaman Tanaman Belimbing 
Kegiatan penanaman diawali dengan kegiatan penyiapan lahan yaitu pembersihan lahan dan pembuatan lubang tanam. Pembersihan lahan bertujuan untuk memperoleh lahan yang siap ditanami dan terbebas dari gangguan fisik dan gangguan biologis. Kegiatan pembersihan lahan yang dilakukan antara lain adalah membersihkan semak, pohon kecil, cabang, dan ranting pohon besar yang menghalangi pertumbuhan tanaman muda. Bagian tanaman yang dapat menjadi sumber penyakit juga dibersihkan. Persiapan lahan yang harus dilakukan setelah melakukan pembersihan lahan adalah pembuatan lubang tanam.

Jarak tanam belimbing yang sesuai dengan karakter tanaman Belimbing adalah 7 x 7 meter.
Jarak tanam belimbing yang beragam, ada yang lebih sempit dari SOP, ada pula yang lebih luas. Semakin luas jarak tanamnya, maka pohon belimbing akan semakin lebar dan cenderung pendek.

Pada jarak tanam yang sempit, pohon belimbing cenderung kurus dan tinggi.Kondisi ini dilakukan petani agar produksi buah belimbing mereka tetap tinggi walaupun dengan jarak tanam yang berbeda-beda. 

Pemupukan Tanaman Belimbing
Pemupukan dilakukan dengan tujuan untuk menyediakan kebutuhaan
unsur hara (nutrisi) yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman. 
Pupuk yang digunakan adalah pupuk kandang dan pupuk NPK. Kegiatan pemupukan dengan menggunakan pupuk kandang dan NPK dilakukan setiap empat bulan sekali.

Pemberian pupuk pada tanaman belimbing dimulai dengan menyiapkan alur lubang pupuk di bawah lingkaran tajuk sedalam 20 sentimeter dan selebar cangkul. Langkah selanjutnya menyiapkan pupuk sesuai jenis dan dosis yang akan digunakan dan memasukkannya pupuk ke dalam lubang tanam kemudian menutupnya.

Pengairan Tanaman Belimbing
Pengairan dilakukan untuk menyediakan kebutuhan air bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman belimbing. Pada umumnya petani sampel melakukan kegiatan pengairan hanya pada musim panas atau kemarau saja. Pada musim hujan atau saat kondisi tanah lembap, petani tidak melakukan pengairan.

Pemangkasan Tanaman Belimbing
Pemangkasan pada tanaman belimbing dibagi menjadi tiga, yaitu
  1. pemangkasan bentuk, 
  2. pemeliharaan, dan 
  3. Pemangkasan peremajaan. 
Pemangkasan bentuk adalah membentuk cabang atau ranting tanaman agar mempunyai pola tajuk yang diinginkan agar mempermudah pengelolaan dan pemanenan. Pemangkasan pemeliharaan adalah pemangkasan cabang atau ranting yang tidak produktif agar
merangsang pembungaan dan memudahkan sinar matahari masuk. Pemangkasan peremajaan adalah memotong cabang atau ranting tanaman yang tidak produktif agar memperpanjang usia produktif tanaman. Kegiatan pemangkasan dilakukan pada saat setelah panen.

Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman Belimbing
Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) belimbing
dilakukan agar mutu dan jumlah produksi belimbing tetap terjaga. Salah satu OPT yang menyerang Belimbing adalah lalat buah mengendalikannya dengan membuat perangkap lalat buah dengan feromon atau zat penarik yang dimasukkan ke dalam botol air mineral dan digantung di cabang-cabang pohon belimbing.

Sanitasi Kebun
Sanitasi kebun adalah kegiatan menjaga kebersihan dan kesehatan
lingkungan kebun agar memberikan lingkungan tumbuh yang baik dan sehat bagi pertumbuhan tanaman dan memutus siklus hidup OPT. Kegiatan sanitasi kebun dapat berupa membersihkan gulma yang tumbuh disekitar tanaman. Selain itu, juga dengan membersihkan buah belimbing yang jatuh ke tanah maupun yang tersangkut di pohon. 

Penjarangan dan Pembungkusan Buah Belimbing
Penjarangan atau mengurangi jumlah buah pada tanaman memiliki tujuan untuk meningkatkan ukuran dan mutu buah. Penjarangan biasa dilakukan saat buah berukuran 2-3 sentimeter atau 15-20 hari sejak bunga mekar. Buah belimbing yang dibuang adalah buah yang bentuk dan ukurannya tidak normal, terserang OPT, dan terdapat diujung ranting atau cabang. Selain itu, apabila ada satu domplotan terdapat lebih dari dua buah dan memiliki tangkai buah yang kurus, maka buah belimbing tersebut juga harus dibuang.

Pembukusan Buah Belimbing

Kegiatan selanjutnya setelah melakukan penjarangan adalah pembungkusan buah muda. Pembungkusan ini dilakukan untuk menghidari buah dari serangan OPT, meningkatkan mutu buah, dan menghindarkan buah dari pencemaran pestisida. Pembungkus yang digunakan adalah plastik mulsa. Selain plastik mulsa ada pula petani sampel yang menggunakan plastik bening. Para petani juga ada yang mengkombinasikan antara plastik dan koran. 

Panen Buah Belimbing
Kegiatan panen diawali dengan menentukan waktu pemetikan buah agar memperoleh buah yang sesuai tingkat kematangan yang tepat. Pemanenan biasanya dilakukan 40-60 hari setelah buah dibungkus. Buah belimbing yang dipanen adalah buah dengan indeks kematangan IV. 

Panen Buah Belimbing
Menurut budidaya Belimbing, terdapat tujuh indeks kematangan buah. Indeks ini dibuat berdasarkan perbedaan kematangan buah yang dilihat dari perbedaan warnanya.

Indeks IV adalah buah yang berwarna kuning kehijauan, dan berikut Indeks kematangan buah belimbing dan Indeks Kematangan Ciri-Ciri
  1. Indeks I Buah berwarna hijau keputihan
  2. Indeks II Buah berwarna putih kekuningan
  3. Indeks III Buah berwarna kuning kehijauan
  4. Indeks IV Buah berwarna kuning kehijauan
  5. Indeks V Buah berwarna kuning tua kemerahan
  6. Indeks VI Buah berwarna orange kemerahan
  7. Indeks VII Buah berwarna orange tua kemerahan
Grading terhadap belimbing hasil panen. Adapun grade pada belimbing di lokasi penelitian terbagi menjadi grade A, B, dan C. Akan tetapi, pedagang biasanya menggabungkan antara grade A dan B.
Klasifikasi grade belimbing dengan Grade Ciri-Ciri
  1. Grade A Berat ≥ 250 gram per buah
  2. Grade B Berat 200 – 250 gram per buah
  3. Grade C Berat ≤ 200 gram per buah
Manfaat Tanaman
Manfaat tanaman mengandung vitamin,

Belimbing adalah buah yang kaya manfaat, seperti meningkatkan daya tahan tubuh, menurunkan resiko kanker usus besar, meredakan peradangan, membantu mengontrok kadar gula darah dan kolesterol. Meski memiliki berbagai manfaat, belimbing tidak dianjurkan bagi para penderita gagal ginjal, dan batu ginjal. Hal ini dikarenakan belimbing termasuk buah yang memiliki kandungan asam oksalat tertinggi, yakni sekitar 50–95.8 ribu ppm per 100 g

Buah ini memiliki banyak sari (air), sehingga memungkinkan untuk dibuat wine buah. Di Myanmar, belimbing digunakan untuk membuat acar teh.

Gangguan terhadap kesehatan, orang yang bermasalah pada ginjalnya harus menghindari konsumsi buah ini karena mengandung asam oxalat. Jus yang terbuat dari belimbing lebih berbahaya karena konsentrasi asamnya yang lebih tinggi. 

Orang yang memiliki kolesterol tinggi atau penderita diabetes juga harus menghindari buah ini, karena kandungan gulanya yang tinggi.

Lokasi Pemotretan

Lokasi pemotretan di Bogor, Jawa Barat

Detail :
Camera maker : Nikon Corporation
Camera model : Nikon D5200
F Stop : f/5.6
Exposure time : 1/250 sec.
ISO Speed : ISO 400 
Focal lengh : 200 mm
Lens : Sigma 70-300mm f/4-5.6 DG Macro 

Kamus Identifikasi tumbuhan dan tanaman serta Sumber Informasi untuk Pengenalan Tumbuhan dan Tanaman 

Planter and Forester




0 Response to "Mengenal Buah Belimbing, Star Fruit , Averrhoa carambola L"

Post a Comment

Arsip Blog

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel