google.com, pub-6935017799501206, DIRECT, f08c47fec0942fa0 Morfologi Daun, Semua Tentang Daun, Serba Serbi Daun - PLANTER AND FORESTER

Morfologi Daun, Semua Tentang Daun, Serba Serbi Daun

Morfologi Daun
Semua Tentang Daun, Serba Serbi Daun



Serba Serbi Tentang Daun Tanaman

Daun adalah salah satu organ tumbuhan yang tumbuh dari cabang atau ranting, biasanya berwarna hijau karena kandungan  klorofil dan terutama berfungsi sebagai penangkap energi dari cahaya matahari untuk fotosintesis. 

Daun merupakan organ penting bagi tumbuhan dalam melangsungkan hidupnya karena tumbuhan adalah organisme autotrof obligat, ia harus memasok kebutuhan energinya sendiri melalui konversi energi cahaya matahari menjadi energi kimia.

Dalam hal ini daun merupakan salah stau bagian dari organ tumbuhan, pada pada umumnya berwarna hijau dan memiliki fungsi sebagai penangkap cahaya matahari untuk proses fotosintesis.

Daun adalah salah satu organ tumbuhan yang sangat penting dan pada umumnya tiap tumbuhan mempunyai sejumlah besar daun. Alat ini hanya tumbuh dari batang saja dan tidak pernah terdapat pada bagian lain pada tubuh tumbuhan. Bagian batang tempat duduknya atau melekatnya daun dinamakan buku-buku yang disebut nodus batang dan tempat diatas daun yang merupakan sudut antara batang dan daun dinamakan ketiak daun atau axilla, umumnya berwarna hijau (mengandung klorofil) dan terutama berfungsi sebagai penangkap energi dari cahaya matahari untuk fotosintesis.

Sebenarnya daun juga memiliki pigmen lain, misalnya karoten atau berwarna jingga, xantofil untuk yang berwarna kuning, dan antosianin untuk yang berwarna merah, biru, atau ungu, tergantung derajat keasaman. 

Daun tua kehilangan klorofil sehingga warnanya berubah menjadi kuning atau merah dapat dilihat dengan jelas pada daun yang gugur. 

Dalam artikel ini akan dibahas mengenai morfologi daun yang umumnya dijadikan dasar pada saat melakukan identifikasi tanaman.

Untuk mengetahu spesies tanaman yang baru ditemui, proses identifikasi melalui tahapan tahapan tertentu salah satunya dengan mencocokkan atau mengidentifikasi bentuk daun warna daun, susunan anak daun, bentuk tangkai daun, bentuk pinggir daun, pola tulang daun, bentuk petiole, dan informasi lain yang dapat digali dari daun

Bagian atau struktur daun atau folium biasanya memiliki ciri khusus dan menjadikan tanaman atau tumbuhan bisa diketahui genus maupun familinya. 

Tanpa pengetahuan tentang morfologi atau struktur luar tumbuhan terutama terminologi yang memadai, akan sulit memahami karakter tumbuhan. Untuk itu berikut ini disajikan secara ringkas dan sederhana tentang organologi dan terminologi yang umum digunakan dalam bidang morfologi ataupun sistematik untuk mengenal tumbuhan

Daun memiliki bagian bagian daun yang memilki fungsi dan peran masing masing dan bagian inilah yang terkadang menjadi salah satu dasar untuk identifikasi tanaman.

Bagian bagian daun adalah :
  1. Upih daun atau pelepah daun atau leaf vagina
  1. Tangkai daun (petiolus)
  1. Helaian daun (lamina)

Upih daun atau pelepah daun atau leaf vagina

Daun yang berupih umumnya hanya kita dapati pada tumbuhan yang tergolong dalam tumbuhan yang berbiji tunggal (Monocotyledoneae) saja, antara lain suku rumput-rumputan (Gramineae), suku empon-emponan (Zingiberaceae), pisang (Musa sapientum L.), golongan palma (Palmae), dan lain-lain.

Daun sebagai Pelindung Kuncup pada Saccharum officinarum

Upih daun selain merupakan bagian daun yang melekat atau memeluk batang, juga dapat mempunyai fungsi lain :

  • Sebagai pelindung kuncup yang masih muda, seperti dapat dilihat pada tanaman tebu (Saccharum officinarum L.),
  • Memberi kekuatan pada batang tanaman. Dalam hal ini upih daun-daun semuanya membungkus batang, sehingga batang tidak tampak, bahkan yang tampak sebagai batang dari luar adalah upih-upihnya tadi. Hal ini tentu saja mungkin terjadi apabila upih daun amat besar seperti misalnya pada pisang (Musa paradisiaca L.). batang yang tampak pada pohon pisang sebenarnya bukan batang tanaman yang sesungguhnya, oleh karena itu disebut batang semu.

Upih Daun Musa paradisiaca pemberi kekuatan pada tanaman

Tangkai daun Atau petiolus
Tangkai daun merupakan bagian daun yang mendukung helaiannya dan bertugas untuk menempatkan helaian daun tadi pada posisi sedemikian rupa, hingga dapat memperoleh cahaya matahari yang sebanyak-banyaknya. Bentuk dan ukuran tangkai daun amat berbeda-beda menurut jenis tumbuhan, bahkan pada satu tumbuhan ukuran dan bentuknya dapat berbeda.Umumnya tangkai daun berbentuk silinder dengan sisi atas agak pipih dan menebal pada pangkalnya. Jika dilihat pada penampang melintangnya dapat kita jumpai kemungkinan-kemungkinan berikut : 
  • Bulat dan berongga, misalnya tangkai daun (Carica L.)
  • Pipih dan tepinya melebar (bersayap), misalnya pada jeruk (Citrus sp.)
  • Bersegi
  • Setengah lingkaran dan seringkali sisi atasnya beralur dangkal atau beralur dalam seperti pada tangkai daun pisang.
Walaupun tangkai daun seperti telah disebutkan di atas biasanya menebal pada pangkal dan ujungnya, misalnya pada daun pohon kupu-kupu (Bauhinia purpurea L.). Selanjutnya jika ditinjau keadaan permukaannya, tangkai daun dapat memperlihatkan adanya kerutan-kerutan, sisik-sisik, rambut-rambut, lentisel, dan lain-lain. Dalam uraian mengenai susunan daun telah dikemukakan pula, bahwa tangkai daun dapat mengalami pergantian bentuk (metamorfosis) menjadi semacam helaian daun yang dinamakan filodia seperti pada Acacia mangium dan Acacia crassicarpa.
Tangkai daun Petiole yang berbentuk helaian daun pada Acacia crassicarpa

Helaian daun atau lamina
Tumbuhan yang demikian banyak macam dan ragamnya itu mempunyai daun yang helaiannya berbeda-beda pula, baik mengenai bentuk, ukuran, maupun warnanya. Adalah tidak mudah untuk menemukan dua jenis tumbuh-tumbuhan yang helaian daunnya persis sama bentuk dan warnanya. Oleh sebab itu, walaupun tidak besar nilainya, terutama dalam hal yang meragukan, sering orang membandingkan bentuk helaian daun untuk memperoleh kepastian mengenai jenis tumbuhan yang dihadapi untuk dikenal.

Ficus benjamina memiliki ribuan daun dalam 1 pohon

Karena helaian daun merupakan bagian daun yang terpenting dan cepat menarik perhatian, maka suatu sifat yang sesungguhnya hanya berlaku untuk helaiannya, disebut pula sebagai sifat daunnya. Sebatang pohon dapat mempunyai hanya beberapa helai daun saja, misalnya pisang, tetapi dapat pula sebatang pohon mempunyai ribuan daun, misalnya pohon beringin (Ficus benjamina L.). Apakah jumlah daun pada satu tumbuhan banyak atau sedikit, umumnya dapat dikatakan bahwa ciri-ciri daun pada satu jenis tumbuhan adalah sama satu sama lain, terutama bentuk atau bangun helaiannya. Kalau ada perbedaan, maka biasanya hanya mengenai ukurannya atau warnanya.
Bagian Bagian Daun

Meskipun demikian perkecualian tetap ada. Pada tanaman lobak (Raphanus sativus L.) misalnya, daun-daun yang dekat dengan permukaan tanah tidak hanya lebih besar, tetapi bentuknya pun lain dengan daun-daun yang letaknya jauh dari tanah. Juga seringkali kita dapat menyaksikan sendiri, bahwa tumbuhan yang masih muda mempunyai bentuk daun yang berbeda dengan setelah menjadi tua. Pohon nangka (Artocarpus integra Merr.) dan pohon benda (Artocarpus elastica Reinw.), waktu muda mempunyai daun yang tepinya bertoreh, sedang jika sudah besar daunnya bertepi rata.

Fungsi Daun
  • Pengambilan zat-zat makanan (resorbsi), terutama yang berupa zat gas (CO2)
  • Pengolahan zat-zat makanan (asimilasi)
  • Penguapan air (transpirasi)
  • Pernapasan (respirasi)
  • Alat reproduksi vegetative
  • Tempat terjadinya proses fotosintesis
  • Tempat terjadinya gutasi
Sistem Pertulangan Pada Daun
Tulang-tulang daun adalah bagian daun yang berguna untuk :
  1. Memberi kekuatan pada daun, seperti pula halnya dengan tulang-tulang hewan dan manusia, oleh sebab itu seluruh batang pada daun dinamakan pula rangka daun (sceleton),
  2. Di samping sebagai penguat, tulang-tulang daun itu sesungguhnya adalah berkas-berkas pembuluh yang berfungsi sebagai jalan untuk pengangkutan zat-zat, yaitu :
  3. Jalan pengangkutan zat-zat yang diambil tumbuhan dari tanah, ialah air beserta garam-garam yang terlarut di dalamnya,
  4. Jalan pengangkutan hasil-hasil asimilasi dari tempat pembuatannya, yaitu dari daun ke bagian-bagian lain yang memerlukan zat-zat itu.
Pertulangan daun berdasarkan besar kecilnya dibedakan dalam 3 macam, yaitu :
Ibu tulang atau costa
Adalah tulang yang biasanya terbesar, merupakan terusan tangkai daun, dan terdapat di tengah-tengah membujur dan membelah daun.Oleh tulang ini helaian daun umumnya dibagi menjadi dua bagian yang setangkup atau simetris.Ada kalanya daun tumbuhan tidak mempunyai ibu tulang tadi tepat di tengah helaian, sehingga kedua bagian daun di kanan kiri ibu tulang tadi menjadi titik setangkup atau asimetrik, misalnya daun Begonia. Ada pula daun yang memperlihatkan beberapa tulang yang besar yang semuanya berpangkalan pada ujung tangkai daun, misalnya pada daun yang mempunyai bangun perisai atau daun-daun yang bulat: daun teratai besar, jarak, ubi kayu, dan lain-lain.

Model Pertulangan Daun
Tulang-tulang cabang atau nervus lateralis
Yakni tulang-tulang yang lebih kecil daripada ibu tulang dan berpangkal pada ibu tulang tadi atau cabang-cabang tulang-tulang ini.Tulang cabang yang langsung berasal dari ibu tulang dinamakan tulang cabang tingkat 1, cabang tulang cabang tingkat satu dinamakan tulang cabang tingkat 2, demikian seterusnya.

Bentuk Tulang pada Daun

Urat-urat daun atau vena
Merupakan tulang-tulang cabang pula, tetapi yang kecil atau lembut dan satu sama lain beserta tulang-tulang yang lebih besar membentuk susunan seperti jala, kisi, atau lainnya.

Pertulangan daun berdasarkan susunan tulangnya dibedakan menjadi 4 golongan, yaitu :
Daun-daun yang bertulang menyirip atau penninervis
Daun ini mempunyai satu ibu tulang yang berjalan dari pangkal ke ujung, dan merupakan terusan tangkai daun.Dari ibu tulang ini ke samping ke luar tulang-tulang cabang, sehingga susunannya mengingatkan kita pada susunan sirip-sirip ikan, oleh sebab itu dinamakan bertulang menyirip.Daun dengan susunan yang demikian ini umum kita dapati pada tumbuhan biji belah (Dicotyledoneae), misalnya daun mangga (Mangifera indica L.)

Daun bertulang menyirip atau penninervis  pada Mangga, Mangifera indica

Daun-daun yang bertulang menjari atau palminervis
Yaitu kalau dari ujung tangkai daun keluar beberapa tulang yang memencar, memperlihatkan susunan seperti jari-jari pada tangan.Jumlah tulang ini lazimnya gasal, yang di tengah yang paling besar dan paling panjang, sedang ke samping semakin pendek. Daun dengan susunan tulang demikian pun umumnya hanya terdapat pada tumbuhan berbiji belah (Dicotyledoneae), misalnya pada (Carica L.), jarak (Ricinus communis L.), kapas (Gossypium sp.), dan lain-lain.
Daun Jarak Ricinus communis yang memiliki daun yang bertulang menjari atau palminervis

Daun-daun yang bertulang melengkung cervinervis
Daun ini pun mempunyai beberapa tulang yang besar, satu di tengah, yaitu yang paling besar, sedang lainnya mengikuti jalannya tepi daun, jadi semula memencar kemudian kembali menuju ke satu arah yaitu ke ujung daun, hingga selain tulang yang di tengah semua tulang-tulangnya kelihatan melengkung. Daun dengan susunan tulang yang demikian ini biasanya hanya terdapat pada tumbuhan yang tergolong dalam tumbuhan berbiji tunggal (Monocotyledoneae), misalnya genjer (Limnocharis flava Buch.), gadung (Dioscorea hispida Dennst.), dan lain-lain.

Limnocharis flava yang memiliki daun yang bertulang melengkung cervinervis


Daun-daun yang bertulang sejajar atau bertulang lurus atau rectinervis
Biasanya terdapat pada daun-daun bangun garis atau bangun pita, yang mempunyai satu tulang di tengah yang besar membujur daun, sedang tulang-tulang lainnya jelas lebih kecil dan nampaknya semua mempunyai arah yang sejajar dengan ibu tulangnya tadi, oleh sebab itu disebut pula bertulang sejajar.Sesungguhnya tulang-tulang yang kecil-kecil tadi seperti pada daun yang bertulang melengkung semuanya berasal dari pangkal ibu tulang dan kemudian bertemu pula kembali pada ujung daun.

Karena daun sempit dan panjang, tulang-tulang tadi tidak kelihatan melengkung, tetapi lurus sejajar satu sama lain. Tak mengherankan pula kalau daun dengan susunan tulang yang demikian lazimnya pun terdapat pada tumbuhan yang berbiji tunggal (Monocotyledoneae), misalnya semua jenis rumput (Gramineae), teki-tekian (Cyperaceae), dan lain-lain.

Daun yang bertulang sejajar atau bertulang lurus atau rectinervis pada tumbuhan Vetiver 


Dari uraian mengenai susunan tulang daun itu dapat ditarik kesimpulan, bahwa susunan tulang daun dapat dipakai sebagai petunjuk untuk mengenal tumbuhan, yaitu bahwa :
  1. Tumbuhan biji belah (Dicotyledoneae) mempunyai daun bertulang menyirip atau menjari, sedangkan
  2. Tumbuhan biji tunggal (Monocotyledoneae) mempunyai daun-daun bertulang melengkung atau sejajar.
Perkecualian selalu ada, artinya golongan tumbuhan biji belah ada pula yang mempunyai daun yang bertulang melengkung, antara lain sirih (Piper betle L.), senggani (Melastoma polyanthum Bl.), dan lain-lain.
Daun Piper Betle yang mempunyai daun yang bertulang melengkung

Sebaliknya dari golongan tumbuhan biji tunggal ada pula yang mempunyai daun yang bertulang menyirip, misalnya pisang (Musa paradisiaca L.), tasbih (Canna hybrid Hort.), dan ada pula yang mempunyai daun yang bertulang menjari, misalnya siwalan (Borassus flabellifer L.)

Tanaman dengan daun yang bertulang menyirip, pisang (Musa paradisiaca L.) 

Bentuk-Bentuk Daun
Bentuk Helai Daun
Berdasarkan bentuk daun dibagi menjadi 4 sen atau pola, yaitu :
  • Seri clip
  • Seri bulat telur (ovate)
  • Seri bulat telur terbalik (obovate)
  • Seri garis (lineans)
Bentuk Bentuk daun

Berdasarkan letak bagian daun yang melebar itu dapat dibedakan 4 golongan daun, yaitu :
Bagian yang terlebar terdapat kira-kira di tengah-tengah helaian daun
Jika demikian keadaannya, maka akan kita jumpai kemungkinan bangun daun seperti berikut :
  1. Bulat atau bundar (orbicularis), jika panjang : lebar = 1 : 1. Bangun daun yang demikian ini antara lain dapat kita jumpai pada Victoria regia, teratai besar (Nelubium nelumbo Druce), dan lain-lain.
  2. Bangun perisai (peltatus), daun yang biasanya bangun bulat, mempunyai tangkai daun yang tidak tertanam pada pangkal daun, melainkan pada bagian tengah helaian daun, misalnya pada teratai besar tersebut di atas, pada daun jarak, dan lain-lain. Dalam hal yang sedemikian itu daun dikatakan mempunyai bangun perisai.
  3. Jorong (ovalis atau ellipticus), yaitu jika perbandingan panjang : lebar = 1 1/2- 2∶1, seperti dapat dilihat pada daun nangka (Artocarpus integra Merr.) dan nyamplung (Calophyllum inophyllum L.)
  4. Memanjang (oblongus), yaitu jika panjang : lebar = 21/2- 3∶1, misalnya daun srikaya (Annona squamosa L.) dan sirsak (Annona muricata L.)
  5. Bangun lanset (lanceolatus), jika panjang : lebar = 3-5 : 1, misalnya daun kamboja (Plumiera acuminate Ait), oleander (Nerium oleander L.).
Bagian yang terlebar terdapat dibawah tengah-tengah helaian daun
Daun-daun yang mempunyai bagian yang terlebar di bawah tengah-tengah helaian daun dibedakan dalam dua golongan :

Pangkal daunnya tidak bertoreh. Dalam golongan ini kita dapati bentuk-bentuk berikut :
  • Bentuk bulat telur (ovatus), misalnya daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L.), daun lombok rawit (Capsicum frutescens)
  • Bentuk segi tiga (triangularis), yaitu bentuk seperti segi tiga sama kaki, misalnya daun bunga pukul empat (Mirabilis jalapa L.)
  • Bentuk delta (deltoideus), yaitu bangun segi tiga yang sama ketiga sisinya, misalnya daun air mata pengantin (Antigonon leptopus Hook, et Arn.)
  • Bentuk belah ketupat (rhomboideus), yaitu bentuk segi empat yang sisinya tidak sama panjang, misalnya anak daun yang di ujung pada daun bangkuwang (Pachyrrhizus erosus Urb.)
Tanaman lombok rawit atau Cabe rawit (Capsicum frutescens)   dengan daun Bentuk bulat telur (ovatus)

Bentuk daun segi tiga (triangularis), yaitu bentuk seperti segi tiga sama kaki, misalnya daun bunga pukul empat MIrabilis jalapa 

Daun  Bentuk delta (deltoideus), yaitu bangun segi tiga yang sama ketiga sisinya, misalnya daun air mata pengantin (Antigonon leptopus Hook, et Arn.)

Daun Bentuk belah ketupat (rhomboideus), yaitu bentuk segi empat yang sisinya tidak sama panjang, misalnya anak daun yang di ujung pada daun bangkuwang (Pachyrrhizus erosus Urb.)

Pangkal daun bertoreh atau berlekuk. Dalam golongan ini termasuk bentuk-bentuk daun berikut :
  • Bentuk jantung (cordatus), yaitu bangun seperti bulat telur, tetapi pangkal daun memperlihatkan suatu lekukan misalnya daun waru (Hibiscus tiliaceus L.)
  • Bentuk ginjal atau kerinjal (reniformis), yaitu daun yang pendek lebar dengan ujung yang tumpul atau membulat dan pangkal yang berlekuk dangkal, misalnya daun pagagan atau daun kaki kuda (Centella asiatica Urb.)
  • Bentuk anak panah (sagittarius), daunnya tak seberapa lebar, ujung tajam, pangkal dengan lekukan yang lancip pula. Demikian juga bagian pangkal daun di kanan kiri lekukannya. Dapat dilihat pada daun enceng (Sagittaria sagittifolia L.)
  • Bentuk tombak (hastatus), seperti bangun anak panah, tetapi bagian pangkal daun di kanan kiri tangkai mendatar, misalnya daun wewehan (Monochoria hastata Solms.)
  • Bertelinga (auriculatus), seperti bentuk tombak, tetapi pangkal daun di kanan kiri tangkai membulat, misalnya daun tempuyung (Sonchus asper Vill.)
Daun Bentuk jantung (cordatus), yaitu bangun seperti bulat telur, tetapi pangkal daun memperlihatkan suatu lekukan misalnya daun waru (Hibiscus tiliaceus L.) 

Bagian yang terlebar terdapat di atas tengah-tengah helaian daun
Dalam hal yang sedemikian kemungkinan bentuk daun yang dapat kita jumpai ialah :
  • Bentuk bulat telur sungsang (Obovatus), yaitu seperti bulat telur tetapi bagian yang lebar dekat ujung daun, misalnya daun sawo kecik (Manilkara kauki Dub.)
  • Bentuk jantung sungsang (Obcordatus), misalnya daun sidaguri (Sida retusa L.), daun calincing atau semanggi gunung (Oxalis corniculata L.)
  • Bentuk segi tiga terbalik atau bentuk pasak (cuneatus), misalnya anak daun semanggi (Marsilea crenda Presl.)
  • Bentuk sudip atau bentuk spatel atau solet (spathulatus), seperti bentuk bulat telur terbalik, tetapi bagian bawahnya memanjang, misalnya daun tapak liman (Elephantopus scaber L.), daun lobak (Raphanus sativus L.)
Bentuk bulat telur sungsang (Obovatus), yaitu seperti bulat telur tetapi bagian yang lebar dekat ujung daun, misalnya daun sawo kecik (Manilkara kauki Dub.)

Bentuk jantung sungsang (Obcordatus), daun calincing atau semanggi gunung (Oxalis corniculata L.)

Bentuk segi tiga terbalik atau bentuk pasak (cuneatus), misalnya anak daun semanggi (Marsilea crenda Presl.)

Bentuk sudip atau bentuk spatel atau solet (spathulatus), seperti bentuk bulat telur terbalik, tetapi bagian bawahnya memanjang, misalnya daun tapak liman (Elephantopus scaber L.),

Tidak ada bagian yang terlebar atau dari pangkal sampai ujung hampir sama lebar
Dalam golongan ini termasuk daun-daun tumbuhan yang biasanya sempit, atau lebarnya jauh berbeda jika dibandingkan dengan panjangnya daun.
  • Bentuk garis (linearis), pada penampang melintangnya pipih dan daun amat panjang, misalnya daun bermacam-macam rumput (Gramineae)
  • Bentuk pita (ligulatus), serupa daun bentuk garis, tetapi lebih panjang lagi. Juga didapati pada jenis-jenis rumput, misalnya daun jagung (Zea mays L.)
  • Bentuk pedang (ensiformis), seperti bentuk garis, tetapi daun tebal di bagian tengah dan tipis kedua tepinya, misalnya daun nanas sebrang (Agave sisalana Perr., Agave cantala Roxb.)
  • Bentuk paku atau dabus (subulatus), bentuk daun hampir seperti silinder, ujung runcing, seluruh bagian kaku, misalnya daun Araucaria cunninghamii Ait.)
  • Bentuk jarum (acerosus), serupa bentuk paku, lebih kecil dan meruncing panjang, misalnya daun Pinus merkusii Jungh. & De Vr.
Bentuk-Bentuk Ujung Daun
Ujung daun dapat pula memperlihatkan bentuk yang beraneka ragam. Bentuk-bentuk ujung daun yang sering kita jumpai ialah :
  • Runcing (acutus), jika kedua tepi ujung daun di kanan kiri ibu tulang sedikit demi sedikit menuju ke atas dan pertemuannya pada puncak daun membentuk suatu sudut lancip (lebih kecil dari 90 derajat). Ujung daun yang runcing lazim kita temukan pada daun-daun bentuk : bulat memanjang, lanset, segi tiga, delta, belah ketupat, dan lain-lain. Contoh ujung daun oleander (Nerium oleander L.)
  • Meruncing (acuminatus), seperti ujung yang meruncing tetapi titik pertemuan kedua tepi daunnya jauh lebih tinggi dari dugaan, hingga ujung daun nampak sempit, panjang dan runcing, misalnya ujung daun sirsak (Annona muricata L.)
  • Tumpul (obtusus), tepi daun yang semula masih agak jauh dari ibu tulang, cepat menuju ke suatu titik pertemuan, hingga terbentuk sudut yang tumpul (lebih besar dari 90o), sering kita jumpai pada daun bentuk bulat telur atau bentuk sudip misalnya ujung sawo kecik (Manilkara kauki Dub.)
  • Membulat (rotundatus), seperti pada ujung yang tumpul, tetapi tidak terbentuk sudut sama sekali, hingga ujung daun merupakan semacam suatu busur, terdapat pada daun yang bulat atau jorong, atau pada daun bangun ginjal, misalnya ujung daun kaki kuda (Centella asiatica Urb.), ujung daun teratai besar (Nelumbium nelumbo Druce)
  • Rompang (truncatus), ujung daun tampak sebagai garis yang rata, misalnya ujung anak daun semanggi (Marsilea crenata Presl.), daun jambu monyet (Anacardium occidentale L.)
  • Terbelah (retusus), ujung daun justru memperlihatkan suatu lekukan, kadang-kadang amat jelas, misalnya ujung daun sidaguri (Sida retusa L.), kadang-kadang terbelahnya ujung hanya akan kelihatan jelas jika diadakan pemerikasaan yang teliti, seperti misalnya ujung daun bayam (Amaranthus hybridus L.)
  • Berduri (mucronatus), yaitu jika ujung daun ditutup dengan suatu bagian yang runcing keras, merupakan suatu duri, misalnya ujung daun nanas sebrang (Agave sp.)
Bentuk Ujung daun


Bentuk-Bentuk Pangkal Daun
Yang tepi daunnya di bagian itu tidak pernah bertemu, tetapi terpisah oleh pangkal ibu tulang/ujung tangkai daun. Dalam keadaan demikian pangkal daun dapat dibedakan menjadi :
  • Runcing (acutus), biasanya terdapat pada daun bentuk memanjang, lanset, belah ketupat, dan lain-lain.
  • Meruncing (acuminatus), biasanya pada daun bentuk bulat telur sungsang atau daun bentuk sudip.
  • Tumpul (obtusus), pada daun-daun bentuk bulat telur, jorong.
  • Membulat (rotundatus), pada daun-daun bentuk bulat, jorong, dan bulat telur.
  • Rompang atau rata (truncatus), pada daun-daun bentuk segi tiga, delta, tombak.
  • Berlekuk (emarginatus), pada daun-daun bentuk jantung, ginjal, anak panah.
Yang tepi daunnya dapat bertemu dan berlekatan satu sama lain :

  • Pertemuan tepi daun pada pangkal terjadi pada sisi yang sama terhadap batang sesuai dengan letak daun pada batang tadi, seperti lazim dapat kita lihat pada daun-daun bangun perisai.
  • Pertemuan tepi daun terjadi pada sisi seberang batang yang berlawanan atau berhadapan dengan letak daunnya. Dalam hal ini tampaknya seperti pangkal daun tertembus oleh batangnya (perfoliatus).
Jika ditinjau bentuknya pangkal daun seperti tersebut di atas ini biasanya adalah membulat.

Bentuk Pangkal Daun

Bentuk-bentuk tepi daun atau Margo Folii
Dalam garis besarnya tepi daun dapat dibedakan dalam dua macam :

  1. Yang rata (integer), misalnya daun nangka (Artocarpus integra Merr.)
  2. Yang bertoreh (divisus), dalam hubungannya dengan jenis toreh-toreh ini dipergunakan istilah ”sinus” untuk torehnya sendiri dan ”angulus” untuk bagian tepi daun yang menonjol keluar biasanya toreh-toreh pada tepi daun dibedakan dalam dua golongan :
  • Tepi daun dengan toreh yang bebas
  • Tepi daun dengan toreh yang bebas banyak pula ragamnya.Toreh-toreh sering kali amat dangkal dan kurang jelas, sehingga sukar untuk dikenal. Yang sering kita jumpai ialah tepi daun yang dinamakan :
  1. Bergerigi (serratus), yaitu jika sinus dan angulus sama lancipnya, misalnya daun lantana (Lantana camara L.). Selanjutnya untuk melengkapi keterangan mengenai sifat toreh-toreh ini, dapat pula ditambahkan kata-kata yang berkaitan dengan besar-kecilnya sinus dan angulusnya, misalnya : bergerigi halus, bergerigi kasar, dan seterusnya.
  2. Bergerigi ganda atau rangkap (biserattus), yaitu tepi daun seperti di atas tetapi, angulusnya cukup besar, dan tepinya bergerigi lagi.
  3. Bergigi (dentatus), jika sinus tumpul sedang angulusnya lancip/runcing, misalnya daun beluntas (Pluchea indica Less.).
  4. Beringgit (crenatus), kebalikan dari bergigi, jadi sinusnya tajam/runcing dan angulusnya yang tumpul, misalnya daun cocor bebek (Kalanchoe pinnata Pers.)
  5. Berombak (repandus), jika sinus dan angulus sama-sama tumpul, misalnya daun air mata pengantin (Antigonon leptopus Hook et Arn.)
Tepi daun dengan toreh-toreh yang mempengaruhi bentuknya
Berdasarkan dalamnya toreh-toreh itu, tepi daun dapat dibedakan dalam yang :
  • Berlekuk (lobatus), yaitu jika dalamnya toreh kurang dari setengah panjangnya tulang-tulang yang terdapat di kanan kirinya.
  • Bercangap (fissus), jika dalamnya toreh kurang lebih sampai tengah-tengah panjang tulang-tulang daun di kanan kirinya.
  • Berbagi (partitus), jika dalamnya toreh melebihi setengah panjangnya tulang-tulang daun di kanan kirinya.
Bentuk Pinggir daun dan Bentuk daun Majemuk

Telah dikemukakan bahwa letak toreh-toreh ini bergantung pada susunan tulang-tulang daun, maka sebutan untuk mencandra tepi daun yang bertoreh dalam dan besar ini, selalu merupakan kombinasi antara sifat torehnya dengan susunan tulang daun yang bersangkutan hingga dengan demikian dapat dibedakan daun-daun dengan tepi seperti berikut :

  • Berlekuk menyirip (pinnatilobus), jika tepi berlekuk mengikuti susunan tulang daun yang menyirip, misalnya daun terong (Solanum melongena L.)
  • Bercangap menyirip (pinnatifidus), tepi bercangap, sedang daunnya mempunyai susunan tulang yang menyirip, misalnya daun keluwih (Artocarpus communis Forst.)
  • Berbagi menyirip (pinnatipartitus), tepi berbagi dengan susunan tulang yang menyirip, misalnya daun kenikir (Cosmos caudatus M.B.K) dan sukun (Artocarpus communis Forst.)
  • Berlekuk menjari (palmatilobus), tepi berlekuk, susunan tulang menjari, misalnya daun jarak pagar (Jatropha curcas L.), kapas (Gossypium sp.)
  • Bercangap menjari (palmatifidus) jika tepinya bercangap, sedang susunan tulangnya menjari, misalnya daun jarak (Ricinus communis L.)
  • Berbagi menjari (palmatipartitus), yaitu jika tepi berbagi, sedang daunnya mempunyai susunan tulang yang menjari, misalnya daun ketela pohon (Manihot utilissima Pohl.)
Daun Tunggal dan Majemuk
Daun tunggal (folium simplex)
  • Daun bertangkai adalah daun yang hanya memiliki bagian tangkai dan helaian daun.
  • Daun berupih adalah daun yang hanya memiliki bagian upih dan helaian daun.
  • Daun duduk (sessile) adalah daun yang hanya memiliki helaian daun saja, dan daun duduk memiliki tipe yang duduk tetapi pangkal helaian memeluk batang disebut duduk memeluk batang (amplexicaulis)
  • Daun semu (filodia) adalah daun yang berkembang dan tangkai daun yang melebar
Daun majemuk (folium compositum)
Menurut susunan anak daun pada ibu tangkainya, daun majemuk dapat dibedakan dalam limagolongan, yaitu :

Daun majemuk menyirip (pinnatus)
Yang dinamakan daun majemuk menyirip ialah daun majemuk yang anak daunnya terdapat di kanan kiri ibu tangkai daun, jadi tersusun seperti sirip pada ikan.
Daun majemuk menyirip dapat dibedakan dalam beberapa macam :

  1. Daun mejemuk menyirip beranak daun satu (unifoliolatus). Tanpa penyelidikan yang teliti daun ini tentu akan disebut sebagai daun tunggal, tetapi di sini tangkai daun memperlihatkan suatu persendian (articulatio), jadi helaian daun tidak langsung terdapat pada ibu tangkai. Sesungguhnya pada daun ini juga terdapat lebih dari satu helaian daun, hanya saja yang lain-lainnya telah tereduksi, sehingga tinggal satu anak daun saja. Daun yang demikian ini biasanya kita dapati pada berbagai jenis pohon jeruk, antara lain jeruk besar (Citrus maxima Merr.), jeruk nipis (Citrus aurantifolia Sw.), dan lain-lain.
  2. Daun majemuk menyirip genap (abrupte pinnatus). Biasanya disini terdapat sejumlah anak daun yang berpasang-pasangan di kanan kiri ibu tulang, oleh sebab itu jumlah anak daunnya biasanya lalu menjadi genap. Akan tetapi, mengingat bahwa pada suatu daun majemuk menyirip anak-anak daun tidak selalu berpasang-pasangan, maka untuk menentukan apakah suatu daun majemuk menyirip genap atau tidak, orang tidak lagi menghitung jumlah anak daun, tetapi melihat kepada ujung tangkai ibunya.
Jika ujung tangkai ibu terputus, artinya pada ujung tangkai ibu tidak terdapat suatu anak daun, sehingga ujung tangkai ibu bebas, atau kadang-kadang tertutup oleh suatu pucuk kecil yang mudah runtuh, maka hal itu berarti bahwa daun yang menyirip genap. Dengan keterangan ini jelaslah, bahwa satu daun majemuk menyirip genap mungkin mempunyai jumlah anak daun yang gasal. 

  • Daun majemuk menyirip genap antara lain terdapat pada pohon asam (Tamarindus indica L.) yang anak daunnya berpasang-pasangan, jadi jumlah anak daun benar genap. Daun majemuk menyirip genap, tetapi jumlah anak daunnya gasal dapat kita jumpai misalnya pada pohon leci (Litchi chinensis Sonn.) dan kepulasan (Nepphelium mutabile B.)
  • Daun mejemuk menyirip gasal (imparipinnatus), juga disini yang menjadi pedoman ialah ada atau tidaknya satu anak daun yang menutup ujung tangkai induknya. Ditinjau dari jumlah anak daunnya akan kita dapati bilangan yang benar-benar gasal jika anak daun berpasangan, sedang di ujung tangkai induknya terdapat anak daun yang tersendiri (biasanya anak daun ini lebih besar daripada yang lainnya), seperti dapat dilihat pada pacar cina (Aglaia odorata Lour.) dan mawar (Rosa sp.). Seperti kebalikan daun majemuk menyirip genap yang dapat mempunyai jumlah anak daun yang gasal, daun majemuk menyirip gasal dapat pula mempunyai jumlah anak daun yang genap, seperti kita temukan pada pohon pacar cina.

Selain itu dapat pula suatu daun majemuk menyirip dibedakan lagi menurut duduknya anak-anak daun pada tangkai induk/tangkai ibu, dan juga menurut besar kecilnya anak-anak daun yang terdapat pada satu tangkai induk/tangkai ibu, hingga kita dapati pula :

  1. Daun majemuk menyirip dengan anak daun yang berpasang-pasangan, yaitu jika duduknya anak daun pada tangkai induk berhadap-hadapan.
  2. Menyirip berseling, jika anak daun pada tangkai induk duduknya berseling.
  3. Menyirip berselang-seling (interrupte pinnatus), yaitu jika anak-anak daun pada tangkai induk berselang-seling pasangan anak daun yang lebar dengan pasangan anak daun yang sempit, misalnya pada anak daun tomat (Solanum lycopersicum L.)
Daun majemuk menyirip ganda atau rangkap
Dapat dibedakan menurut letak anak daun pada cabang tingkat berapa dari tangkai induk/tangkai ibunya. Dengan demikian daun majemuk menyirip ganda dapat dibedakan dalam :

  • Majemuk menyirip ganda dua (bipinnatus), jika anak daun duduk pada cabang tingkat satu dari tangkai induk.
  • Majemuk menyirip ganda tiga (tripinnatus), jika anak-anak daun duduk pada cabang tingkat dua dari tangkai induk.
  • Majemuk menyirip ganda empat
Umumnya jarang dapat ditemukan daun yang menyirip ganda lebih dari tiga. Daun menyirip ganda dibedakan lagi dalam :

  1. Menyirip ganda dengan sempurna, yaitu jika tidak ada satu anak daun pun yang duduk pada tangkai induk.
  2. Menyirip ganda tidak sempurna, jika masih ada anak daun yang duduk langsung pada tangkai induknya.
Yang menyirip ganda tidak sempurna biasanya hanyalah daun majemuk yang menyirip gasal saja, sedang yang dengan sempurna yang menyirip genap.
Berikut diberikan beberapa contoh daun yang menyirip ganda :

  1. Daun majemuk menyirip genap ganda dua dengan sempurna, misalnya daun kembang merak (Caesalpinia pulcherrima Sw.) dan daun lamtoro (Leucaena glauca Benth.)
  2. Daun majemuk menyirip gasal ganda dua tidak sempurna, misalnya daun kirinyu (Sambucus javanica Bl.)
  3. Daun majemuk menyirip gasal rangkap tiga tidak sempurna, misalnya daun kelor (Moringa oleifera Lamk.)
  4. Daun majemuk menjari (palmatus)
Berdasarkan jumlah anak daunnya, daun majemuk menjari dapat dibedakan seperti berikut :

  1. Beranak daun dua (bifoliolatus), pada ujung tangkai induk terdapat dua anak daun, misalnya daun nam-nam (Cynometra cauliflora L.)
  2. Beranak daun tiga (trifoliolatus), pada ujung tangkai induk terdapat tiga anak daun, misalnya pada pohon para (Hevea brasiliensis Muell.)
  3. Beranak daun lima (quinquefoliolatus), pada ujung tangkai induk terdapat lima anak daun, misalnya daun maman (Gynandropsis pentaphylla D.C.)
  4. Beranak daun tujuh (septemfoliolatus), jika ada tujuh anak daun pada ujung tangkai induk, misalnya daun randu (Ceiba pentandra Gaertn.)
Daun majemuk bangun kaki (pedatus)
Daun ini mempunyai susunan seperti daun majemuk menjari, tetapi dua anak daun yang paling pinggir tidak duduk pada tangkai induk, melainkan pada tangkai anak daun di sampingnya, seperti terdapat pada Arisaema filiforme (Araceae).

Daun majemuk campuran (digitato pinnatus)
Yang dimaksud dengan daun majemuk campuran adalah suatu daun majemuk ganda yang mempunyai cabang-cabang tangkai induk memencar seperti jari dan terdapat pada ujung tangkai induk daun, tetapi pada cabang-cabang tangkai induk ini terdapat anak-anak daun yang tersusun menyirip.Jadi daun majemuk campuran adalah campuran susunan yang menjari dan menyirip, misalnya daun sikejut/putri malu (Mimosa pudica L.)

Jika diteliti benar, ternyata daun sikejut tidak merupakan daun majemuk campuran sejati, tetapi adalah daun majemuk menyirip genap ganda dua yang sempurna. Hanya saja pada daun ini letak kedua pasang cabang tangkai induk tadi sedemikian dekat satu sama lain, hingga seakan-akan terdapat empat cabang tangkai pada ujung tangkai induk daunnya.
Duduk daun pada batang

Modifikasi dan Metamorfosis Daun
Beberapa jenis tumbuhan memperlihatkan alat-alat yang bentuknya dapat menyerupai piala atau gelembung.Alat-alat tersebut biasanya merupakan metamorfosis daun atau sebagian daun, dan lazimnya bagi tumbuhan yang memilikinya digunakan untuk menangkap serangga. Jadi alat ini terdapat pada tumbuhan pemakan serangga (insectivora) :

Piala (ascidium), biasanya merupakan ujung daun yang diubah menjadi badan menyerupai piala yang lengkap dengan tutupnya. Pada tepi piala terdapat kelenjar madu untuk menarik serangga, dan jika serangga sampai tergelincir masuk ke dalam piala, oleh zat-zat (enzima) yang dikeluarkan oleh kelenjar yang terdapat pada dinding sebelah dalam piala, akan dicerna dan dapat diserap untuk kepentingan kehidupan tumbuhan. Piala antara lain terdapat pada kantong semar (Nepenthes ampullaria Jack.)

Gelembung (utriculus), terdapat pada tumbuhan pemakan serangga yang hidup di air, misalnya rumput gelembung (Ultricularia flexuosa Vahl.). Bagi tumbuhan ini gelembung tersebut merupakan semacam bubu untuk menangkap serangga kecil-kecil yang hidup dalam air.

Duri daun (spina phyllogenum), yaitu duri yang merupakan metamorfosis daun, seperti terdapat pada kaktus (Cactus, Oputia, dan lain-lain). Duri ini berasal dari daun, dapat terlihat dari adanya kuncup atau tunas yang keluar dari ketiaknya.
Duri daun penumpu (spina stipulogenum), yaitu duri yang berasal dari daun penumpu, dan oleh sebab itu seringkali terdapat dalam jumlah sepasang di kanan kiri daun atau metamorfosisnya, terdapat misalnya pada susuru (Euphorbia trigona Haw.)






0 Response to "Morfologi Daun, Semua Tentang Daun, Serba Serbi Daun"

Post a Comment

Arsip Blog

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel