google.com, pub-6935017799501206, DIRECT, f08c47fec0942fa0 Standar dan Pelaksanaan Pengujian Benih - PLANTER AND FORESTER

Standar dan Pelaksanaan Pengujian Benih

Standar dan Pelaksanaan Pengujian Benih 
Pengujian Benih

Tujuan Pengujian Benih

  1. Untuk mengetahui mutu atau kualitas benih baik mutu fisik, mutu genetis  maupun mutu fisiologis dari suatu kelompok benih 
  2. Mengukur proses deteriorative (penurunan kualitas benih)  sebelum akhirnya kehilangan kemampuan untuk berkeambah
  3. Memperoleh informasi kualitas benih yang akurat.
  4. Menjamin benih untuk produksi merupakan benih berkualitas. 

Pengujian benih dengan mengacu pada 

  1. Objektif, data yang dihasilkan harus sesuai dengan keadaan yang sebenarnya, 
  2. Representatif, data mewakili lot benih, 
  3. Teliti dan tepat terjamin kebenarannya,
  4. Tepat waktu sesuai dengan kebutuhan pada saat tertentu, 
  5. Relevan, menunjang persoalan yang dihadapi. 

Kelengkapan Pengujian Benih mencakup :

  1. Pengambilan contoh uji
  2. Penentuan berat 1000 butir
  3. Uji kemurnian benih
  4. Uji kadar air
  5. Uji daya kecambah

Referensi dalam Penyusunan Pengujian benih

  1. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor : P.1/Menhut-II/2009 Tentang Penyenggara Perbenihan Tanaman Hutan
  2. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.66/Menhut-II/2008 Tentang Kriteria dan Klasifikasi Unit Pelaksana Teknis Perbenihan tanaman Hutan
  3. Peraturan Menteri kehutanan No. P.10/Menhut-II/2007 tentang Perbenihan Tanaman Hutan
  4. Pembangunan Tanaman Industri, Acacia mangium, editor Eko Bhakti Hardiyanto, Harjono Arisman
  5. Peraturan Menteri Kehutanan No. P.10/Menhut-II/2007 Tentang Perbenihan Tanaman Hutan.

Form terkait pengujian Benih adalah 

  1. Form Uji Sortasi Benih 
  2. Form Uji Sortasi Benih 
  3. Form Uji Berat Benih
  4. Form Uji Kemurnian Benih
  5. Form Uji Kadar Air Benih
  6. Form Uji Daya Kecambah
  7. Form Berita Acara Hasil Uji Daya Kecambah

Definisi terkait Pengujian Benih

  • Benih Murni adalah segala macam biji-bijian yang berasal dari suatu jenis yang sedang diuji, baik mengkerut, belah atau rusak maupun bagian pecahan biji dengan ukuran yang lebih besar dari setengah ukuran asli
  • Mutu Genetik merupakan mutu yang berkaitan dengan susunan gen yang menentukan karakter benih yangbrkaitan dengan sifat pertumbuhan, riap pohon, ketahanan terhadapa kekeringan, ketahanan terhadap hama dan penyakit . Mutu genetic juga merupakan penampilan benih murni dari spesies atau varietas tertentu yang menunjukkan identitas genetic dari tanaman induknya, mulai dari benih penjenis, benih dasar, benih pokok sampai benih sebar.
  • Mutu fisiologik merupakan kemampuan daya hidup atau viabilitas benih yang mencakup daya kecambah, kesehatan benih  dan kekuatan tumbuh benih. kualitas fisiologik benih yang diakibatkan dariproses metabolisme yang berjalan di dalam benih yang diekspresikandalam bentuk daya hidup dan daya kecambah benih 
  • Mutu Fisik merupakan mutu benih yang berkenaan dengan penampilan benih secara fisik seperti dimensi, berat, berat 1000 butir, kadar air, kemurnian, keseragaman, bernas, bersih dari campuran biji lain, bersih dari kotoran dll. 
  • STA : International Seed Testing Asociation
  • Benih Tanaman Lain adalah biji dari semua jenis tanaman yang tidak termasuk benih yang ditentukan pada uji.
  • Benih Campuran adalah sejumlah benih yang terdiri dari dua atau lebih benih tanaman lan yang masing masing melebihi 5%
  • Kotoran benih adalah semua bahan yang bukan biji  dan bukan masuk criteria benih seperti biji pecah, biji hampa, sekam, pasir dll.
  • Contoh Primer adalah benih yang diambil dalam jumlah besar dari berbagai tempat penyimpanan baik wadah maupun bulk. contoh yang didapat dari setiap kali penarikan contoh dengan menggunakan alat maupun tangan.
  • Contoh campuran (komposit) adalah semua contoh primer yang dijadikan satu dan dicampur dalam satu tempat (kantong, kotak, tray dll).  Biasanya contoh campuran jauh lebih besar dari yang diperlukan sehingga harus dikurangi. contoh yang didapat dengan jalan menggabungkan/mencampurkan seluruh contoh primer yang berasaldari satu kelompok benih.
  • Submitted sampe adalah contoh yang dikirim ke laboratorium dan merupakan contoh campuran yang telah dikurangi sampi jumlah berat tertentu yang telah ditetapkan dan kemudian dikirim ke laboratorium penguji benih.
  • Contoh Kerja atau working sample adalah contoh benih yang diambil dari submitted sample dan diguakan sebagai uji benih di laboratorium.
  • Sub Sample adalah bagian dari contoh yang diperoleh dari pengurangan sample secara bertahap sesuai metode ISTA.
  • Contoh kiriman; contoh yang dikirim ke laboratorium pengujian mutubenih yang jumlahnya paling sedikit sesuai dengan ketentuan ISTA(International Seed Testing Association).
  • Stick trier, Sleeve trier, Nobbe trier adalah alat untuk mengambil sample benih
  • Deterioratif : kondisi penurunan fisik benih karena factor-faktor : pelepasan dormansi yang tidak sempurna, metode perlakuan pendahuluan, susunan genetic benih, umur, kondisi dan perawatan tegakan benih, iklim dan kondisi pohon induk, proses pematangan selama pengumpulan, pengolahan benih termsuk pembersihan dan ekstraksi, pengeringan, serangan patologis selama pengumpulan, penyimpanan.
  • Kemurnian; persentase berdasarkan berat benih murni yang terdapatdalam suatu contoh benih
  • Kadar air; kandungan air dalam benih yang diukur berdasarkanhilangnya kandungan air tersebut dan dinyatakan dalam persen
  • Berat 1000 butir benih adalah berat setiap kelompok benih per 1000butir benih. Tujuannya untuk mengetahui jumlah benih per satuanberat.
  • Daya hidup benih; kemampuan benih untuk dapat hidup dan tumbuhsetelah proses perkecambahan.
  • Daya kecambah; kemampuan benih untuk berkecambah atau membentuk radiks.

Prosedur Pengujian Benih 

  1. Pengambilan Contoh Benih
  2. Persiapan Contoh
  3. Contoh yang diambil memenuhi persyaratan ISTA
  4. Contoh harus mewakili stok benih yang ada
  5. Pengambilan contoh benih harus tetap disertai label keterangan benih asal
  6. Azas kehati-hatian dalam pengambilan sample harus diperhatikan. 

Persiapan sample
Klasifikasi Contoh
Contoh Primer

  1. Benih yang akan diambil contoh berjumlah > 1000 kg
  2. Penyimpanan stock bisa berupa wadah, karung atau campuran
  3. Contoh primer diambil dari seluruh seed lot
  4. Pada setiap pengambilan, jaga identitas dari setiap sample jangan sampai hilang atau tertukar
  5. Untuk Acacia mangium setiap 1.000 kg seedlot, sample diambil sebanyak 70 gram.
  6. Contoh dapat diambil dengan tangan atau seed trier
  7. Pengambilan dengan tangan hrus dengan kedalaman 40 cm atau berada pada tengah-tengah wadah benih.  

Contoh Komposit

  1. Contoh primer dicampur dalam satu tempat 
  2. Apabila jumlah campurannya terlalu besar, dikurangi sesuai berat minimum sample
  3. Identias dari setiap benih sebelum dicampur harus jelas, sebagai keterangan atas bulk dari contoh benih komposit

Sub Mitted Sample (sample ke laboratorium)

  1. Contoh campuran yang sudah dibagi dan dikurangi sesuai standar pengiriman sample.
  2. Buat menjadi 3 bagain, contoh dikirim , arsip, contoh cadangan apabila contoh terkirtim tidak sampai atau rusak.
  3. Dalam wadah untuk pengiriman informasi benih harus jelas.
  4. Sample Kerja (working sample)
  5. Contoh benih yang diambil dari “submitted sample” dan digunakan sebagai bahan uji benih di laboratorium
  6. Benih yang diambil harus mewakili benih asal dan memberikan gambaran benih asal.

Pengambilan contoh harus dilakukan secara acak dan memenuhi azas keterwakilan

  1. Beri label jelas pada contoh sampel yang sudah diambil
  2. Contoh sub mitted harus dicampur dengan merata atau dengan alat mixer untuk pencampur benih.
  3. Berat benih acacia mangium untuk working sample adalah 35 gram.

Metode Pengacakan
1. Metode pembagi secara mekanik (mechanical divider method)

  • Conical divider (Boerner type)
  • Soil divider
  • Centrifugal divider (Gamet type)

2. Metode pengacakan dengan cangkir (random cups method.
3. Metode paroan yang diubah (modified halving method)
4. Metode sendok (spoon method)
5. Pada pengambilan sample menggunakan metode paroan dan mtode sendok.

Pencatatan Kondisi Benih Awal

  1. Informasi pendukung dari benih yang akan diuji dari aspek morfologi seperti bentuk benih, kebernasan benih, kesehatan benih, warna dan ukuran.
  2. Bentuk benih. merupakan salah satu informasi bagi kondisi benih apakah benih tersebut terserang oleh hama atau tidak. Bentuk benih yang terserang hama dapat dicirikan dengan tidak lengkapnyastruktur benih yang diuji. Kerusakan benih mungkin saja terjadi akibatadanya serangan hama benih pada saat penaganan benih.
  3. Warna benih dapat memberikan informasi bahwa benih yang akan diuji adalah benar-benar sudah masak atau masih muda. Biasanya benih benihyang muda akan memberikan warna yang berbeda disbanding dengan benih yang sudah masak
  4. Kebernasan merupakan informasi yang sangat penting bagi benih-benih yang memiliki peluang untuk tumbuh apabila dikecambahkan. Benih benihyang tidak bernas, maka sebenarnya benih tersebut tidak akan memiliki peluang untuk berkecambah. Benih yang tidak bernas merupakan benih yang tergolong ke dalam benih yang kopong. Benih kopong dapat terjadi akibat penyimpanan yang terlalu banyak oksigen,sehingga terjadi over repirasi pada benih atau benih yang lolos dari seleksi benih pada saat dilakukan penanganan benih (seed handling)
  5. Kesehatan benih dapat dilihat dari ada/tidaknya jamur yang menempel pada contoh kerja benih. Jamur dapat terlihat pada benih apabila padabenih tersebut terdapat tanda-tanda struktur jamur (misal : hipa). Jamur yang terlihat pada benih dapat disebabkan oleh jemur terbawa benih atau jamur bawaan benih. Apabila terdapat bentuk struktur jamur padakulit benih yang diuji, maka dapat diduga bahwa jamur tersebut tergolong jamur yang terbawa benih. Seperti diketahui bahwa jamur maupun bakteri yang terdapat pada benih dapat menghambat proses perkecambahan benih.
  6. Ukuran benih merupakan suatu informasi bagi peluang benih untuk tumbuh dengan baik. Terdapat suatu bentuk korelasi yang positif antara ukuran benih dengan kemampuan berkecambah dan pertumbuhan. Biasanya benih-benih dengan ukuran yang lebih besar akan memiliki cadangan makanan yang tinggi, sehingga dapat membantu dalamproses fisiologis perkecambahan benih.


Intensitas Sampling

  1. Intensitas sampling merupakan langkah pengambilan sampel yang akan diuji. Intensitas sampling akan sangat membantu untuk pelaksanaan pekerjaan pengujian, apabila benih yang akan diuji dalam jumlah yang banyak.
  2. Penentuan wadahsecara porposif (ditunjuk) akan sangat mempengaruhi terhadap data yang dihasilkan pada saat pengujian
  3. Penentuan sampling sebenarnya dalam rangka efisiensi dan efektifitas kerja pengujian. 
  4. Pengujian yang dilakukan dengan sensus, apabila contoh uji terlalu banyak, maka akan meningkatkan human error.
  5. Sampling yang terlalu banyak mengakibatkan banyak benih yang tidak dapat dimanfaatkan untuk dijadikan bibit.

Jumlah Sampling
Menurut ISTA 

  1. 1 - 5 wadah : Contoh diambil dari setiap wadah, paling sedikit 5 contoh primer.
  2. 6 - 30 wadah : Contoh diambil paling sedikit dari 5 wadah ,atau diambil dari setiap 3 wadah, pilih angka yang paling lebih besar.
  3. 31 - 400 wadah : Contoh diambil paling sedikit dari 10 wadah atau diambil dari setiap 5 wadah, pilih angkayang paling besar.
  4. > 401 wadah : Contoh diambil paling sedikit dari 80 wadah atau diambil dari setiap 7 wadah, pilih angka yang paling besar

Menurut AOSA (Association of Official Seed Analysis)

  1. 1 wadah : Contoh diambil dari berbagai sudut wadah tersebut.
  2. 6 wadah : Contoh diambil dari setiap wadah
  3. > 6 wadah : Menggunakan rumus Y = 5 + 0,1X Dimana ;X = jumlah seluruh, Y = jumlah wadah yang harus diambil contohnya


Benih dalam satu wadah yang besar atau hamparan syarat minimum pengambilannya

  1. s/d 500 kg : Paling sedikit 5 contoh primer.
  2. 501 – 3000 kg : 1 contoh primer dari setiap 300 kg tetapi tidak kurang dari 5 contoh primer,
  3. 3001 – 20.000 kg : 1 contoh primer dari setiap 500 kg, tetapi tidak kurang dari 10 contoh primer
  4. > 20.000 kg : 1 contoh primer dari setiap 7 00 kg, tetapi tidak kurang dari 40 contoh primer.

Jumlah pengambilan contoh secara umum:

  1. Uji kemurnian benih : 50 gram/ulangan
  2. Uji penentuan kadar air 5 gram per ulangan, total 2 ulangan : 10 gram
  3. Uji daya kecambah 4 kali  masing-masing 100 benih.
  4. Sisa benih dalam pengambilan sample harus tetap disimpan dan diarsip.


Uji Penentuan Berat 1000 Butir Benih
Persiapan Contoh

  1. Sample Sebelum Grading
  •  Catat identitas benih
  •  Contoh diambil dari 1.000 butir 
  •  Ulangan sebanyak 3 kali
  1. Sample Setelah Grading
  • Catat identitas Benih
  • Contoh diambil dari masing-masing grade (A dan B)
  • Masing-masing grade diambil 1.000 butir
  • Ulangan masing-masing grade 3 kali


Pelaksanaan Uji

  1. Benih Sebelum Grading 
  • Timbang 3 sample benih yang sudah dihitung masing-masing 1.000 butir 
  • Catat hasil penimbangan benih.
  • Buat rata-rata dari hasil timbangan tersebut.
  • Diperoleh data berat benih per 1.000 biji.
  1. Benih Setelah Grading
  • Hitung masing-masing benih sebanyak 1.000 biji dari grade A dan Grade B (setelah melalui saringan benih).
  • Lakukan ulangan masing-masing grade 3 kali, sehingga ada 3 x 1.000 benih per grade.
  • Lakukan penimbangan dari masing-masing grade dan masing- masing ulangan.
  • Buat rata-rata dari hasil timbangan.
  • Diperoleh data berat benih per 1.000 biji berdasarkan grade.

Timbangan analitik
Uji Kemurian Benih

  1. Persiapan Contoh
  2. Contoh yang diambil memenuhi persyaratan ISTA
  3. Contoh harus mewakili stok benih yang ada
  4. Pengambilan cpontoh benih harus tetap disertai label keterangan benih asal
  5. Contoh untuk Uji kemurnian Acacia mangium : 70 gram
  6. Azas kehati-hatian dalam pengambiulan sample harus diperhatikan. 


Klasifikasi Komponen Benih
Benih Murni 

  1. Merupakan benih yang akan diuji 
  2. Benih masak dan utuh 
  3. Benih yang berukuran kecil, mengerurt dan tidak masak. 
  4. Benih yang berkecambah sebelum diuji
  5. Pecahan benih yang ukurannya lebih besar dari separuh beniuh sesungguhnya.


Benih Spesies lain mencakup semua benih dari tanaman lain yang terikut atau tercampur dalam contoh dan diluar benih murni.

Benih Gulma 

  1. Mencakup semua benih atau pun bagian vegetatif tanaman yang termasuk kategori gulma. 
  2. Pecahan gulma yang beukuran setengah atau lebih dari setengah ukuran gulma sesungguhnya dan masih mempunyai embrio


Benih lain atau kotoran

  1. Mencakup semua benih selain benih murni, benih spesies lain dan benih gulma  yang berukuran kurang dari setengah
  2. Mencakup bagian vewgetatif tanaman atau gulma 
  3. Partikel pasir, sekam, batu, jerami bagian tanaman lainnya.


Metode Pelaksanaan

  1. Pengujian kemurnian benih dengan system duplo
  2. Dari sample 70 gram, dibagi menjadi masing-masing 35 gram
  3. Beda antara ulangan pertama dan setelahnya tidak boleh lebih dari 5%.

Penimbangan benih
Pelaksanaan

  1. Setiap contoh benih ditimbang total
  2. Dilakukan pengujian dengan memisahkan antara benih murni dengan kotoran seperti klasifikasi
  3. Setiap bagian pemisahan harus ditimbang baik itu benih murni, benih spesies lain, benih gulma dan kotoran lainnya.
  4. Berat total sebelum pengujian dan berat total setelah pengujian haruis sama.
  5. Persentase dari setiap klasifikasi didapatkan dari berat masing-masing klasifikasi dibagi total berat sample dikali 100%
  6. Hasil pembagian ditulis dalam 2 desimal (2 angka dibelakang koma).
  7. Penulisan :
  • Benih murni acacia : a,aa%
  • Benih tanaman lain : b,bb%
  • iBenih gulma : c,cc%
  • Kotoran lain : d,dd%


Uji Kadar Air Benih
Persiapan Contoh Benih

  1. Contoh benih yang diambil memenuhi persyaratan International Seed Testing Association (ISTA)
  2. Contoh harus mewakili stok benih yang ada
  3. Pengambilan contoh benih harus tetap disertai label keterangan asal sumber benihnya
  4. Azas kehati-hatian dalam pengambilan sample harus diperhatikan. 

Pengambilan  Contoh Benih

  1. Benih dengan ukuran diameter 5 - 8 cm diambil contoh sample 4,5 gram
  2. Benih dengan ukuran diameter >8 cm diambil contoh sample 10 gram
  3. Pengulangan sample dilakukan sebanyak minimal 2 kali
  4. Contoh primer diambil dari seluruh seed lot
  5. Pada setiap pengambilan, jaga identitas dari setiap sample jangan sampai hilang atau tertukar
  6. Sampel benih dapat diambil dengan tangan, spatula dan pinset
  7. Benih di letakan di dalam wadah+tutup.

Perlakuan Contoh Benih

  1. Wadah tahan panas yang sudah kering oven dan dikondisikan dalam suhu ruangan, ditimbang bersama tutupnya (M1)
  2. Benih di gerus atau di potong kecil-kecil unutk menempurnakan dalam proses pengeringan dengan menggunakan scalpel atau gunting.
  3. Benih di tempatkan pada wadah dan di timbang bersama dengan wadah+tutup (M2)
  4. Lakukan pemanasan dengan oven pada suhu 103-105 0 C selama 17-18 jam
  5. Setelah pengeringan, benih dan wadah+tutup diletakan dalam  desikator sampai dingin suhu ruang.
  6. Timbang benih dan wadah+tutup (M3)

Perhitungan Hasil 
Perhitungan kadar air benih menggunakan rumus sebagai berikut  :
Kadar air = MC
MC  =  (M2-M1) - (M3-M1)    x 100 %
                          (M2-M1)
M1 =  berat wadah+tutup
M2 =  berat benih dan  wadah+tutup sebelum  pengeringan
M3 =  berat  benih dan wadah+tutup setelah  pengeringan

Uji Daya Kecambah Benih
Persiapan Contoh

  1. Contoh benih yang diambil memenuhi persyaratan International Seed Testing Association (ISTA)
  2. Contoh harus mewakili stok benih yang ada
  3. Pengambilan contoh benih harus tetap disertai label keterangan asal sumber benihnya
  4. Azas kehati-hatian dalam pengambilan sample harus diperhatikan. 

Pengambilan Contoh

  1. Benih yang akan diuji berdasarkan hasil uji sortasi 
  2. Benih untuk Acacia mangium  hanya Grade A dan Grade B yang di lakukan uji daya kecambah
  3. Masing-masing grade A dan B di ambil sampel dari selruh ulangan 10 kali uji sortasi  dari berat per 10 kg di ambil secara acak
  4. Ambil masing-masing grade A dan grade B sebanyak 50 butir dengan ulangan 3 kali.

Perlakuan Contoh

  1. Siapkan masing-masing sampel grade A maupun grade B  benih Acacia mangium  sesuai dengan jumlah dan ulangannya
  2. Masukan masing-masing sampel pada gelas erlenmeyer
  3. Rebus air sampai mendidih
  4. Masukan air panas ke dalam gelas Erlenmeyer yang sudah berisi benih perlakuan dan biarkan sampai 12 jam hingga dingin
  5. Tiriskan benih yang suhunya sudah dingin dengan cara meletakan di petridicsh dengan dialasi denga  kertas tissue untuk menyerap air

Pelaksanaan Uji Daya Kecambah 

  1. Siapkan petridisk sesuai dengan ulangan sampel masing-masing grade dan semprot denga alkohol 70 % kemudian bersihkan dengan kertas tissue
  2. Potong kertas merang sesuai ukuran petridicsh
  3. Masukan benih Acacia mangium  ke dalam petridicsh sesuai dengan sampel perlakuan dengan menggunakan sendok stainlles stell atau spatula.
  4. Berikan keterangan pada masing-masing perlakuan sesuai dengan keterangan seedlot asal muasal benih tersebut
  5. Masukan ke dalam alamari bok perkecambahan dan di tata dengan rapi
  6. Lakukan penyemprotan dengan air bersih (aquades) setiap hari pagi, siang dan sore sesuai kondisi kelembaban
  7. Lakukan pengamatan setiap hari benih yang berkecambah dari hari 1 sampai 31 hari
  8. Lakukan pencatatan dan dokumentasi secara cermat

Pengujian daya Kecambah





0 Response to "Standar dan Pelaksanaan Pengujian Benih "

Post a Comment

Arsip Blog

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel