google.com, pub-6935017799501206, DIRECT, f08c47fec0942fa0 Tata Cara Seleksi Standar Mutu Penyiapan Bahan Tanam SOMT Karet di Polibag - PLANTER AND FORESTER

Tata Cara Seleksi Standar Mutu Penyiapan Bahan Tanam SOMT Karet di Polibag

Tata Cara Seleksi Standar Mutu Penyiapan Bahan Tanam SOMT Karet di Polibag

Lanjutan dari : Cara Seleksi, Standar Mutu dan Penyiapan Berbagai Bentuk Bahan Tanam Karet (2)



SMOT Karet Payung 3 siap tanam
SMOT Karet Payung 3 dan Payung 2 yang siap tanam 
Standar Mutu dan Penyiapan Bahan Tanam Karet Polibag

Bentuk bahan tanam yang lazim ditanam di lapangan adalah bahan tanam polibag berpayung daun satu s.d berpayung daun dua dan berasal dari hasil okulasi.  Penyiapan bahan tanam polibag dapat dilakukan dengan dua cara yaitu melalui SOMT sebagaimana diuraikan diatas (melalui pembibitan lapangan) dan melalui pembibitan langsung di polibag/biji ditanaman di polibeg dan diokulasi di polibeg sampai menghasilkan tanaman dengan stadia satu s.d dua payung daun. 


Baca Juga : Cara Seleksi dan Penyiapan Bahan Tanam SOMT di Polibag

Bahan  Tanam Polibag dari Stum Okulasi Mata Tidur

Untuk mendapatkan pertumbuhan bibit yang baik didalam polibag, maka dibutuhkan SOMT yang telah terseleksi sesuai dengan mutu standar mutu yang telah diuraikan di atas. Tahapan kegiatan yang dilakukan dalam penyiapan bahan tanam polibeg dari SOMT adalah sebagai berikut :
  1. Polibag berukuran 25 cm x 40 cm dipersiapkan dan diisi dengan tanah top soil (tanah bagian permukaan 10-15 cm) yang sudah di campur dengan fosfat alam (rock phospat) sebanyak 50 gram per polibeg, setinggi 2/3 bagian polibag. Jika menggunakan bahan tanam polibag stadia satu payung daun, maka ukuran polibag yang lebih kecil yakni 20 x 40 cm dapat digunakan.
  2. Polibag disusun dua baris di dalam parit yang sudah disiapkan.
  3. SOMT ditanam tepat ditengah polibag, lalu diisi dengan tanah yang sudah dicampur fosfat alam sedikit demi sedikit sampai leher akar, sambil dipadatkan dengan tangan.
  4. Penyiraman dilakukan secara teratur dan dipupuk setiap bulan sesuai anjuran, yaitu umur 1-3 bulan diberi pupuk Urea = 5 gram/pohon, SP 36 = 6,25 gram/pohon, KCl = 2 gram/pohon dan Kieserit = 2 gram/pohon.
  5. Penunasan dilakukan terhadap semua tunas yang tumbuh  dari mata liar (selain mata okulasi) dengan rotasi setiap 5 hari selama sekitar 2 bulan. 
  6. Bibit dipelihara sampai pertumbuhan tunas mencapai satu s.d dua payung daun.
  7. Pada saat pemindahan bibit ke lapangan, akar yang menembus polibeg harus di potong, dan waktu pemindahan terbaik adalah pada saat pertumbuhan dua payung daun  pada kondisi tua tua (mengeras). 
Persemaian Biji Batang bawah alias Root stock

Walaupun pelaksanaan seleksi dari sejak pembibitan sampai dengan seleksi SOMT telah dilakukan secara baik, ternyata setelah stum mata tidur ditanam di polibag, penyeleksian bibit masih diperlukan.  Sering ditemui di lapangan bahwa setelah mata okulasi tumbuh, pertumbuhannya tidak jagur, kerdil dan sangat nyata berbeda dengan bibit yang lain.  Ada juga bibit yang daunnya tidak menghijau tetapi berwarna kekuning-kuningan sepanjang waktu. 
Tanaman Batang bawah Karet yang siap diokulasi


Keadaan seperti itu dapat terjadi karena mungkin pertautan antara dua jaringan yang kurang sempurna dan akan mempengaruhi pertumbuhan tunas okulasi.  Pertumbuhan akar lateral dari stum mata tidur yang sangat lambat juga dapat sebagai penyebabnya. Bibit demikian harus dibuang dan tidak dipakai sebagai bahan tanam.  

Pada awal pertumbuhan, kejaguran batang atas sangat dipengaruhi oleh kesehatan dan ukuran diameter batang bawah.  Hal ini dapat dimengerti karena energi untuk pertumbuhan tunas okulasi pada awalnya hanya berasal dari cadangan energi yang berada pada akar stum.  Untuk mendapatkan mutu bibit yang baik, seleksi  terhadap bibit polibag dilakukan pada umur 2-2,5 bulan setelah tanam SOMT.  Bibit dinyatakan lulus seleksi apabila memenuhi kriteria sebagai berikut:
•Tinggi payung daun pertama, diukur dari pertautan okulasi sampai ke titik tumbuh adalah = 20 cm, dengan diameter minimal 8 mm diukur pada ketinggian 10 cm dari pertautan okulasi.  Jika tinggi payung 15-20 cm, maka diameter minimal adalah 1 cm.
•Daun hijau segar (tidak menguning) dan tidak terserang hama dan penyakit.

OMAT hasil okulasi

Untuk memperoleh bahan tanam yang bermutu baik, disamping adanya pengetahuan dan kesadaran tentang penggunaan bahan tanam yang sesuai dengan standar mutu, pelaksanaan pengawasan yang ketat pada setiap tahap di pembibitan sangat penting peranannya.  Pengawasan ini sangat diperlukan dari sejak pengadaan biji sampai diperoleh bahan yang siap tanam. 


Omat yang sudah payung 1
OMAT payung 1 yang tumbuh sehat

Pembibitan Batang Bawah Langsung di Polibag

Bahan tanam polibag dengan stadia satu s.d dua payung daun dapat juga dihasilkan dari pembibitan batang bawah langsung di polibag. Dengan cara ini, penanaman biji untuk batang bawah dilakukan langsung di polibag. Pada cara ini, standar mutu biji untuk batang bawah, standar mutu kecambah yang digunakan adalah hampir sama dengan yang dibutuhkan dalam pembuatan SOMT. 
Pembibitan Batang bawah dengan polibag
Pembibitan Batang bawah dengan Polibag

Bahan tanam karet yang digunakan untuk penanaman secara komersial biasanya adalah bahan tanam polibag berpayung daun dua yang diproduksi melalui pembibitan lapangan (menghasilkan SOMT) dan diikuti dengan pembibitan polibag.  Di daerah pengembangan, membangun pembibitan lapangan seringkali mengalami berbagai kendala, diantaranya adalah :

  1. Keadaan iklim yang tidak mendukung pada saat penanaman kecambah di lapangan.
  2. Pengolahan tanah pembibitan terutama pada tanah bekas hutan, sering tidak mencapai kedalaman yang diinginkan sehingga mutu SOMT yang dihasilkan kurang baik karena akar tunggangnya bengkok/pendek.
  3. Memperoleh areal rata yang luas untuk pembibitan lapangan sangat sulit.
  4. Jatuhnya biji di areal pengembangan tersebut sangat singkat dan tidak bertepatan dengan musim hujan (iklim yang cocok untuk penanaman biji).

Penggunaan bahan tanam polibag dengan menanam biji langsung ke dalam polibag diharapkan dapat mengurangi kendala-kendala tersebut di atas.  Penemuan tehnik okulasi tanaman muda di polibag telah memberikan alternatif pengadaan bahan tanam karet bagi pekebun. Kalau pada pembibitan lapangan, bibit mulai diokulasi pada umur 7 bulan, pada pembibitan langsung di polibag, batang bawah sudah dapat mulai diokulasi pada umur yang lebih muda yaitu pada umur 4 s.d 4,5 bulan.

SMOT yang siap tanam
SMOT yang siap tanam

Baca Juga : Penyiapan Bahan Tanam Karet dari Stum Tinggi atau Core Stum (SC) 


Keuntungan penggunaan bahan tanam karet berpayung daun dua, hasil okulasi tanaman muda di polibag dibandingan dengan bahan tanam polibag berpayung daun dua hasil okulasi di pembibitan lapangan adalah sebagai berikut: 

  1. Pembibitan tidak selalu tergantung kepada iklim, asal saja biji tersedia, pembibitan dapat dilaksanakan.
  2. Oleh karena bibit asal biji yang ditanaman dalam polibag hanya dipelihara dalam polibag saja, maka biaya pemeliharaannya akan lebih rendah dibandingkan dengan bibit yang dipelihara lebih lama melalui pembibitan lapangan.
  3. Pemendekan umur batang bawah saat mulai okulasi akan mempersingkat waktu yang diperlukan untuk menghasilkan bahan tanam polibag berpayung daun dua menjadi 7-9 bulan dihitung dari sejak pengecambahan, yaitu 4 bulan lebih singkat dibandingkan dengan cara konvensional.  
  4. Bila dihitung dari sejak penanaman kecambah, waktu matang sadap adalah  4-6 bulan lebih cepat
  5. Biaya pengadaan hanya 65- 70% 
  6. Karena akar tanaman adalah utuh, maka tanaman polibeg hasil okulasi tanaman muda lebih mampu bertahan pada kondisi kering saat penanaman di lapangan dimana iklim kurang mendukung. Keberhasilan hidup setelah tiga bulan tanam di lapangan, dimana pada saat penanaman adalah musim kering tergolong tinggi yaitu 98%, sementara pada tanaman polibag hasil okulasi konvensional hanya 88%. 
  7. Kesulitan memperoleh lahan yang luas untuk pembibitan lapangan dan alat-alat berat untuk pengolahan tanah dapat dihindarkan.
  8. Namum demikian untuk menjamin keberhasilan pembibitan langsung di polibag, diperlukan  beberapa syarat penting :
  • Ketersediaan air yang cukup sepanjang masa pembibitan   
  • Karena menggunakan mata okulasi dari tunas muda, maka lokasi kebun entres diharuskan dekat dengan lokasi pembibitan
  • Juru okulasi yang lebih terampil untuk menjamin keberhasilan okulasi, karena umur tanaman masih muda serta disiplin yang ketat di dalam pelaksanaannya
  • Mutu plastik polibeg harus kualitas satu (jangan daur ulang)
  • Tahapan pembuatan bibitan polibeg langsung untuk menghasilkan bahan tanam polibeg berpayung daun satu s.d dua adalah sebagai berikut :
  • Polibeg berukuran 25 cm x 45 cm dan tebal 0,1-0,15 mm dipersiapkan dan diisi dengan tanah top soil (tanah bagian permukaan 10-15 cm) di campur dengan pupuk fosfat alam sebanyak 50 gram per polibeg. Polibeg berukuran 25 x 50 cm ( dalam keadaan terlipat) dapat juga digunakan jika bibit dipelihara sampai stadia 3 payung daun. Penggunaan tanah yang diambil dari lapisan bawah tidak dianjurkan karena kandungan bahan organiknya sangat rendah, serta sifat fisiknya jelek.  
Areal untuk pembibitan polibag dibersihkan dan diratakan terlebih dahulu.  Untuk meratakan lokasi pembibitan dapat digunakan bulldozer, namun jika alat ini tidak tersedia perataan tanah dapat dilakukan secara manual menggunakan cangkul.  

Polibag yang telah berisi tanah disusun secara barisan ganda. Antara satu barisan polibag ganda dengan barisan ganda yang lain diberi jarak 1 meter untuk jalan pemeliharaan. Polibag disusun di dalam parit yang sudah disiapkan sedalam 10 cm (selebar dua ukuran polibag) sedalam 10 cm.

Syarat-syarat biji untuk batang bawah, cara penyemaian dan syarat kecambah yang digunakan adalah sama dengan yang diuraikan pada pembibitan lapangan. Sebelum dilakukan penanaman kecambah harus di seleksi dan dilakukan penanaman di tengah-tengah polibag

Pemeliharaan tanaman selama di pembibitan polibag adalah 

  1. penyiraman, 
  2. pemupukan, 
  3. pencegahan/pemberantasan penyakit, 
  4. pengendalian gulma di polibag maupun di areal pembibitan.  
Pada umur 1, 2 dan 3 bulan diberikan pupuk majemuk NPKMg 12:12:7:2 + unsur mikro dengan dosis masing-masing 4 g , 6 g dan 6 g per polibag.  Pemupukan dilakukan dengan cara tugal dan selanjutnya lubang ditutup dengan sedikit tanah. Pada umur 1,2 dan 3 bulan setelah okulasi tanaman dipupuk dengan menggunakan pupuk daun. 

Hama dan Penyakit
Penyakit  yang umum menyerang tanaman di pembibitan polibag adalah penyakit gugur daun Colletotrichum, Oidium, dan Corynespora.  Pengendalian dan pemberantasan penyakit-pengakit tersebut sama seperti yang diuraikan pada pembibitan lapangan. Agar supaya bibit dalam polibag tumbuh dengan baik, maka semua gulma yang tumbuh di dalam maupun di luar polibag harus disingkirkan secara rutin sampai bibit siap salur.  

Rotasi penyiangan biasanya tergantung kepada pertumbuhan gulma.  Penyiangan dilakukan secara manual, penggunaan herbisida sebaiknya dihindarkan karena dapat merusak bibit.

Pada umur 4 bulan setelah tanam, batang bawah sudah mulai dapat diokulasi.  Salah satu kelebihan pelaksanaan okulasi pada umur yang muda adalah bahwa stadia payung daun teratas tidak mempengaruhi kelengketan kulit.  

Sebagai pembalut okulasi digunakan plastik tipis transparant berukuran lebar 1,5-2 cm, panjang 30 cm dan tebal 0,03 mm.  Pisau okulasi harus benar-benar tajam dan bersih.  Pelaksanaan okulasi tanaman muda, sama dengan pelaksanaan okulasi batang bawah berwarna coklat. Batang bawah dibersihkan terlebih dahulu dengan kain lap, lalu dibuat torehan dengan ujung pisau dari arah bawah ke atas.  Mata okulasi diperoleh dari cabang kayu okulasi yang berumur relatif sama dengan umur batang bawah. Dua puluh delapan hari dari sejak okulasi, pembalut okulasi dibuka dan diperiksa okulasi yang berhasil.  

Keberhasilan Okulasi
Okulasi yang berhasil ditandai dari perisai mata yang tetap berwarna hijau. 
Untuk menumbuhkan tunas okulasi, 5-6 hari setelah pembukaan pembalut, batang dipotong/diserong pada ketinggian 30-35 cm dari permukaan tanah.  
Mempertinggi titik penyerongan adalah salah satu cara untuk mengatasi masalah yang sering ditemui pada okulasi muda, yaitu tingginya kematian tanaman setelah penyerongan. 
Tunas akan tumbuh lebih jagur pada tanaman yang diserong lebih tinggi karena ketersediaan cadangan makanan lebih banyak pada batang bawah yang diserong lebih tinggi. 
Untuk menumbuhkan tunas okulasi sampai dengan stadia satu payung daun, energi dipasok dari batang bawah.  

Penunasan Tanaman Hasil Okulasi
Salah satu pekerjaan yang harus dilakukan secara rutin setelah penyerongan batang adalah penunasan. 
Penunasan dimaksudkan untuk mencegah timbulnya persaingan energi yang diperlukan untuk pertumbuhan dari mata okulasi.  
Pertumbuhan tunas okulasi akan lebih jagur pada tanaman yang diserong lebih tinggi jika diikuti dengan penunasan terhadap tunas liar secara intensif dan tepat waktu.  
Apabila tunas liar tidak segera dibuang, maka pertumbuhan tunas okulasi akan terhambat atau tidak tumbuh sama sekali.  
Penunasan dilakukan ketika tunas liar panjangnya kurang dari 5 mm.  
Rotasi penunasan adalah 5 hari sekali.  
Satu minggu setelah serong, biasanya mata okulasi sudah tumbuh.  Pada umur 3-3,5 bulan setelah penyerongan, tanaman sudah mencapai stadia dua payung daun.

Pada saat pemindahan bibit ke lapangan, akar tunggang yang menembus polibag harus di potong, dan untuk pembibitan langsung di polibag, waktu pemindahan dapat dilakukan pada stadia pertumbuhan  satu payung kondisi daun tua. Syarat tanaman polibag yang ditanam adalah tinggi payung daun pertama, diukur dari pertautan okulasi sampai ke titik tumbuh adalah = 20 cm dan daun hijau segar (tidak menguning) dan tidak terserang hama dan penyakit.

Disampaikan di workshop Karet oleh 
Nurhawaty SIAGIAN
Balai Penelitian Sungei Putih


Workshop Karet
Nursery SMOT di Polibag






0 Response to "Tata Cara Seleksi Standar Mutu Penyiapan Bahan Tanam SOMT Karet di Polibag"

Post a Comment

Arsip Blog

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel