google.com, pub-6935017799501206, DIRECT, f08c47fec0942fa0 4 Penyakit Bidang Sadap Tanaman Karet Hevea brassiliensis dan Pengendaliannya - PLANTER AND FORESTER

4 Penyakit Bidang Sadap Tanaman Karet Hevea brassiliensis dan Pengendaliannya

4 Penyakit Bidang Sadap pada Tanaman Karet Hevea Brassiliensis dan Pengendaliannya

Penyakit pada tanaman karet merupakan salah satu faktor pengganggu yang penting daripada masalah gangguan lainnya, dan bahkan seringkali dapat menggagalkan suatu usaha pertanaman. Penyakit tanarnan karet yang secara langsung terlihat mengganggu produksi adalah penyakit pada bidang sadap.
Penyakit Kering Alur Sadap
Bidang sadap tanaman karet yang terserang penyakit dapat rusak dan tidak bisa disadap lagi kulit pulihannya dan banyak tanaman karet yang tumbang karena bidang sadap yang rusak tersebut menjadi membusuk dan patah. 

Penyebab penyakit pada tanaman karet umumnya disebabkan oleh cendawan dan sampai saat ini belum diketahui adanya penyakit yang disebabkan oleh bakteri, virus atau patogen lainnya. Tetapi ada penyakit tanaman karet yang disebabkan oleh gangguan fisiologiss yang disebabkan oleh banyak faktor yang dikenal sebagai penyakit Kering Alur Sadap (KAS). 
Penyakit Kering Alur Sadap
Diagnosa penyakit pada tanaman karet yang tepat dan cepat akan sangat menentukan keberhasilan penanggulangan penyakit. Sampai saat ini, cara-cara penanggulangan penyakit karet yang dianjurkan dapat berupa kombinasi dari aspek kultur teknis, manipulasi lingkungan,  penggunaan pestisida, atau masing-masing aspek tersebut. 
Khusus dalam penggunaan pestisida, perlu diperhatikan akan dampak negatifnya terhadap manusia, lingkungan, tanaman, dan organisme pengganggu lainnya.


Dalam uraian berikut akan dikemukakan 4 penyakit pada bidang sadap tanaman karet yang meliputi aspek gejala, berbagai faktor yang mempengaruhi perkembangan penyakit,  dan cara pengendaliannya yang akan dilengkapi dengan gambar supaya memudahkan dalam pemahamannya.

1. Penyakit Kering Alur Sadap
2. Penyakit Kanker Garis Phytophthora palmivora
3. Penyakit Mouldy Rot Ceratocystis fimbriata
4. Penyakit Bark Nekrosis (BN)

Berikut uraian dari masing masing 4 penyakit Bidang Sadap Karet.

Penyakit Kering Alur Sadap

Kering  alur sadap atau dikenal dengan istilah kulit dalam cokelat (Bruine binnenbast  atau Brown bark atau Bark dryness atau Brown bast) yang sering disingkat menjadi BB merupakan penyakit yang sampai saat ini belum diketahui secara pasti penyebab utamanya. 

Penyakit ini telah diketahui sejak awal budidaya karet dilakukan  dan akhir akhir ini mulai menimbulkan masalah serius di beberapa negara pengtrasil karet alam. 

Gejala Penyakit
Gejala BB ditandai dengan terdapatnya bagian-bagian alur sadap yang tidak mengeluarkan lateks. Bagian-bagian tersebut kemudian meluas dan akhirnya seluruh pohon tidak mengeluarkan lateks sama sekali. Kulit sebelah dalam bagian yang sakit berubah warna menjadi cokelat (Semangun, 2000).  Akibat perubahan hormon di sekitar kulit yang mati adakalanya terbentuk kambium sekunder sehingga terjadi pembentukan kayu yang luar biasa. Batang kemudian membesar dan kulit pohon menjadi pecah-pecah atau terbentuk tonjolan-tonjolan yang tidak teratur, sehingga penyadapan sulit dilakukan.

Epidemiologi
Timbuhnya serangan berat BB sangat ditentukan oleh jenis klon yang ditanam, keadaan tanah dan iklim, serta eksploitasi. Hasil pengamatan yang dilakukan oleh Pusat Pusat Penelitian Karet Sungei Putih menunjukkan bahwa setiap klon memiliki tingkat kepekaan  yang berbeda terhadap penyakit BB. Beberapa klon tahan BB adalah BPM 24, RRIC 102, BPM 1, dan RRIC 110. Sedangkan klon RRIC 100, GT 1, dan RRIM 600 termasuk kategori moderat. Klon RRIC 101 merupakan jenis yang paling rentan.

Pengendalian
Usaha-usaha untuk mencegah penyakit kekeringan kulit dapat dilakukan dengan cara penanaman klon tahan, kultur teknis yang sesuai dan sistem eksploitasi yang tepat. Dalam hubungannya dengan pengobatan, bagian kulit yang terserang sebaikrrya diisolasi dengan membuat batas antara yang sakit dan yang sehat baik secara vertikal dan horizontal.  Batas yang sakit selanjutnya ditoreh sampai menyentuh kambium. Jaringan kemudian dikerok dan ditutup dengan obat penutup luka.
Batasan-batasan dalam hubungannya dengan frekuensi sadap dan penggunaan stimulan dibuat sebagai berikut : 

  1. Jika jumlah tanaman yang terinfeksi mencapai  25% pada  suatu areal dilakukan penurunan intensitas sadap. 
  2. Jika jumlah tanaman yang terinfeksi sekitar 10% penyadapan normal tetap dilakukan tetapi tanpa menggunakan stimulan.
  3. Jika terdapat infeksi  1/8S maka penyadapan normal tetap dilaksanakan dan penggunaan stimulan tetap dilakukan 
  4. Jika infeksi berkisar antara 2/8S - 3/8S pemakaian stimulan dihentikan selama 6 bulan dan kulit yang terinfeksi dikerok serta dibuat alur isolasi antara batas kulit sakit dan sehat. 
  5. Jika infeksi mencapai 4/8S atau lebih penyadapan dihentikan selama 6 bulan atau lebih. 
  6. Tanaman-tanaman yang terserang berat dimana pembuatan parit isolasi tidak mungkin dilakukan lagi, disarankan untuk disadap berat pada bagian yang masih mengeluarkan lateks.  Mengistirahatkan tanaman tersebut tidak akan menyembuhkan penyakit.
Pembuangan kulit setebal lebih kurang 3 cm sebelum dioles
Penggunaan biofungisida NO BB secara teratur dengan cara pelumasan. Pokok pokok utama penanggulangan KAS tersebut meliputi:

  1. Pembuangan atau pengikisan atau pengerokan kulit (bark scraping) hingga kedalam 3 mm dari kambium pada hari ke-1.
  2. Untuk serangan hama bubuk dengan penyemprotan insektisida Decis, Matador, Akodan, atau Supracide pada hari ke-1
  3. Aplikasi atau pengolesan formula No BB sekitar 50 ml/pohon pada hari ke-2, 30 dan 60. 
  4. Penyadapan kulit sehat dapat diteruskan setelah proses pengobatan selesai yakni mulai hari ke-90.
  5. Kulit bekas KAS dapat pulih setelah 12 bulan sejak bark scraping dilakukan dan ketebalan kulit mencapai > 7 mm. 
  6. Fakta di lapangan efektivitas penyembuhan dengan teknik ini mencapai 85 – 95%

Aplikasi Fungisida



Bidang Sadap yang sudah diaplikasi fungisida

Kering Alur Sadap


0 Response to "4 Penyakit Bidang Sadap Tanaman Karet Hevea brassiliensis dan Pengendaliannya"

Post a Comment

Arsip Blog

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel