google.com, pub-6935017799501206, DIRECT, f08c47fec0942fa0 Intsia bijuga, Merbau Pantai - PLANTER AND FORESTER

Intsia bijuga, Merbau Pantai

Seri Pohon Besar Kehutanan

Intsia bijuga, Merbau Pantai

Intsia bijuga, Merbau Pantai

Merbau Intsia bijua (Colebr.) O.K,  termasuk ke dalam famili Caesalpiniaceae. Di Indonesia jenis ini mempunyai nama daerah 

Jawa : marbau, merbo, taritih (Jawa); 
Sumatera : marbon, merbau asam, merbau darat, merbau pantai ;
Kalimantan :  alai, anglai, ipil, jumelai, maharau, merbau ; 
Sulawesi : bayam, gefi, ipi, ipil, langgiri, ogifi ; 
Maluku : aisele, dowora, falai, ipi, ipil, kayu besi ; 
NTT : doma, fimpi, ipi, ipir ; 
Irian Jaya : bau, kayu besi, pas, sekka . Nama dagang dari jenis ini adalah Merbau dan Bajan. 

Pohon Merabu Pantai ini saya dokumentasikan di Area Arboretum Lukito Daryadi di Manggala Wanabakti Kementerian Kehutanan, yang ada di pusat kota Jakarta.

Pohon sangat tinggi menjulang diantara pepohonan koleksi di Arboretum Lukito Daryadi.

Merbau atau ipil adalah nama sejenis pohon penghasil kayu keras berkualitas tinggi anggota suku Fabaceae (Leguminosae). Karena kekerasannya, di wilayah Maluku dan Papua barat kayu ini juga dinamai kayu besi. 
Di Papua Nugini, kayu ini dikenal sebagai kwila; sedangkan nama-namanya dalam bahasa Inggris adalah mirabow, Moluccan ironwood, Malacca teak, dan lain-lain

Pohon berperawakan sedang hingga besar, dapat mencapai tinggi 50m, dengan batang bebas cabang sekitar 20 m dan gemang hingga 160(-250) cm. Dengan banir (akar papan) yang tinggi dan tebal. 

Pepagan berwarna abu-abu terang atau coklat pucat, halus dengan bintil-bintil kecil lentisel, mengelupas serupa sisik bulat-bulat.

Baca juga :
Nama Populer - Pop name    :  Merbau Pantai
Nama Latin - Latin Name     :  Intsia bijuga
Family                         :  Caesalpiniaceae
Origin - Daerah Asal                 :  Indonesia
Letak Landscape                        :  Di hutan
Tipe Tanaman Hias                   Tanaman Pohon Besar
Propagasi perbanyakan         : Stek, Biji 
Media Tanam                     : Tanah Hutan
Perlakuan khusus                     : Natural 
Intsia bijuga, Merbau Pantai

Penyebaran jenis merbau di Indonesia adalah Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Timor dan Irian Barat. 

Selain itu, tersebar di Asia Tenggara, yaitu kepulauan Andaman, Thailand, dan Malaysia. Tempat tumbuh di hutan primer lahan kering, pada tempat yang tidak atau sewaktu-waktu digenangi air, diatas tanah pasir atau berbatu-batu, pada lapangan yang rata atau miring, hidup tersebar pada ketinggian 0-50 m diatas permukaan laut. 

Dalam hutan asli pada tanah liat atau tanah berpasir yang tidak terlampau basah. Jenis ini memerlukan iklim basah sampai iklim kering dengan tipe curah hujan A-D (Sutisna et al. 1998). 

Ciri ciri dan Identifikasi tanaman 

Merbau Intsia bijua (Colebr.) O.K,   Pohon merbau berbentuk lurus, tegak, dapat mencapai tinggi 45 m dengan panjang batang bebas cabang 4-30 m, diameter sampai 100 cm, tinggi banir sampai 4 m dengan lebar sampai 4 m, bergaris tengah 150-180 cm dan bagian bawahnya dilengkapi dengan akar papan. Warna kulit luarnya kelabu cokelat.

Daun tersusun majemuk, terdiri atas 4-6 anak daun yang berbentuk bundar atau bundar telur. 

Perbungaannya berbentuk malai, tersusun dari bunga-bunga kecil yang berwarna putih dan berbau harum. Tangkai utama 5-18 cm, dan panjang tajuk bunga 1,5-2,5 cm. 

Buah merbau berbentuk polong, bulat atau berbentuk agak panjang lebih kurang 8,5-23 cm, lebar buah 1-8 benih. Polongnya biasanya 6 mengandung 3-8 biji. Benih merbau berbentuk bulat pipih dan berwarna cokelat tua kemerah-merahan (Sutisna et al. 1998).

Bunga mekar pada bulan November sampai Januari dan buah tua pada bulan Mei sampai Agustus. Benih siap dipanen setelah masak fisiologi yang ditandai dengan warna buah cokelat tua sampai kehitam-hitaman, kulit buahnya sudah keras dan benih sudah berwarna cokelat tua kemerahan (Sutisna et al. 1998).

Kayu teras merbau berwarna sangat bervariasi dari kelabu, cokelat, dan kuning cokelat sampai cokelat merah cerah atau hampir hitam. Kayu gubal berwarna kuning pucat sampai kuning muda, tebal 5-7,5 cm dan dapat dibedakan dengan jelas dari kayu teras. Tekstur kayu kasar dan merata dengan arah serat kebanyakan lurus, kadang-kadang tidak teratur dan terpadu. Permukaan kayu licin dan mengkilap indah (Sutisna et al. 1998). 

Habitus Tanaman

Tinggi Tanaman  : hingga 45 m
Diameter Tajuk   : hingga 20 m 
Tanaman Pohon : batang berkayu, tumbuhan berukuran besar, percabangan jauh dari tanah
Intsia bijuga, Merbau Pantai

Batang dan Percabangan Tanaman

Dilihat dari penampang melintang batang bulat padat .
Kayu teras berwarna kelabu coklat atau kuning coklat sampai coklat merah cerah atau hampir hitam. Kayu gubal berwarna kuning pucat sampai kuning muda, jelas dibedakan dari kayu teras. Merbau memiliki tekstur kayu yang kasar dan merata, dengan arah serat yang kebanyakan lurus. Kayu yang telah diolah memiliki permukaan yang licin dan mengkilap indah.

Kayu merbau termasuk ke dalam golongan kayu berat (BJ 0,63-1,04 pada kadar air 15%) dan kuat (kelas kuat I-II). 

Kayu ini memiliki penyusutan yang sangat rendah, sehingga tidak mudah menimbulkan cacat apabila dikeringkan. Merbau juga awet: daya tahannya terhadap jamur pelapuk kayu termasuk kelas I dan terhadap rayap kayu kering termasuk kelas II.

Kayu merbau termasuk tahan terhadap penggerek laut (teredo), sehingga acap digunakan pula dalam pekerjaan konstruksi perairan.

Merbau termasuk tidak sulit digergaji, dapat diserut dengan mesin sampai halus, diamplas dan dipelitur dengan memuaskan, namun kurang baik untuk dibubut. 

Kayu ini juga biasanya pecah apabila dipaku, dan dapat menimbulkan noda hitam apabila berhubungan dengan besi atau terkena air.

Daun Tanaman

Bentuk daun - Leaf Shape             : ovate, obovate
Susunan daun - Leaf Arrangement :  Pinnate   
Susunan daun dari batang - Leaf Arr. on Stem : Pinnate
Tulang daun - Leaf Venation          : Menyirip
Pinggir daun - Leaf Margins           : Rata, Serrate
Pangkal daun                               : Rounded
Ujung daun   - Leaf Tip                  : Rounded
Warna daun - Leaf Colour              : Hijau
Tangkai daun atau petiole              : ada
Ukuran daun - Leaf Size                : 
Permukaan daun                          : Rata

Daun tersusun majemuk, terdiri atas 4-6 anak daun yang berbentuk bundar atau bundar telur. 

Daun majemuk dengan 2 pasang anak daun, terkecuali daun-daun di ujung yang hanya memiliki sepasang anak daun. Anak daun bundar telur miring tak simetris, 2,5-16,5 × 1,8–11 cm, dengan ujung tumpul atau melekuk dan pangkal membundar, permukaannya gundul dan licin, tulang daun utama berambut panjang di sisi bawah

Bunga Tanaman
Musim bunga dan buah merbau terjadi pada bulan Juni-Oktober. 
Bunga-bunga terkumpul dalam karangan di ujung (terminal), panjang hingga 10 cm, berambut halus. Mahkota berwarna putih, yang berubah menjadi jambon atau merah; benangsari seluruhnya merah atau ungu. Buah polong, 10-28 × 2–4 cm, berbiji 1-8 butir, hitam dan besar, 2-3,5 × 1,5-3 × 0,7-0,8 cm

Buah Tanaman

Buahnya merupakan polong yang berbiji besar dan gepeng. Jumlah biji 354 butir per kg atau 200 butir per liter. Biji disimpan setelah dikeringkan di udara selama 10 hari.

Biji yang telah kering dan disimpan dalam tempat yang tertutup dapat tahan sampai satu tahun. Hama penyakit pada tanaman muda merbau dimakan pelanduk dan kijang, sedang buah muda di makan kera, kalong dan tupai (Martawijaya et al. 1989). 

Kesesuaian Lahan dan Adaptasi

Ketinggian tempat altitude       : 1 - 1.500 m dpl
Kesesuaian suhu                     : 12 - 34 derajat celcius
Kesesuaian tanah                    : Berpasir dan Berbatu
Kesesuaian curah hujan           : 1500 - 2500 mm per tahun
Kesesuaian cahaya                  : Semi Shade, Full Sun
Pertumbuhan Tanaman            : Moderate
Kebutuhan Air                         : Kurang - sedang
Kebutuhan Perawatan              : minim

Merbau Pantai tempat tumbuh di hutan primer lahan kering, pada tempat yang tidak atau sewaktu-waktu digenangi air, diatas tanah pasir atau berbatu-batu, pada lapangan yang rata atau miring, hidup tersebar pada ketinggian 0-50 m diatas permukaan laut. 

Dalam hutan asli pada tanah liat atau tanah berpasir yang tidak terlampau basah. Jenis ini memerlukan iklim basah sampai iklim kering dengan tipe curah hujan A-D (Sutisna et al. 1998). 


Silvikultur pada Merbau laut atau Intsia bijuga, permudaan alam pohon merbau jarang terdapat karena biji yang jatuh ke tanah sukar berkecambah, kecuali jika jatuh di atas tanah yang baik dan mendapat cahaya penuh. Permudaan buatan belum banyak dilakukan. 

Biji harus disemaikan di bawah sinar matahari penuh. Sebelum ditanam bagian kulit biji dekat lembaga harus di kikir dan bijinya direndam dalam air dingin selama 4 x 24 jam. 

Daya kecambah biji merbau ini mencapai 75 %. Anakan yang telah mencapai tinggi 30 cm dapat dipindahkan ke lapangan dengan jarak tanam 3 m x 2 m. Dapat juga  dilakukan dengan stump yang berukuran panjang batang 30 cm, panjang akar 20 cm dan diameter batang 0,5-1,5 cm. Penanaman merbau dengan stump menghasilkan persen tumbuh di atas 90 % (Martawijaya et al. 1989).

Perbanyakan
Perbanyakan tanaman dengan biji, Stek, Layering

Klasifikasi Tanaman

Class         : magnoliopsida
Order        : Fabales
Family       : Fabaceae
Genus       : Intsia
Species     : Intsia bijuga
Binomial name
Intsia bijuga Colebr. O.K

Sinonim
Macrolobium bijugum Colebr.
Intsia amboinensis
Intsia retusa

Manfaat Tanaman
Manfaat Pohon Merbau Pantai
  1. Kayunya bernilai tinggi terutama digunakan sebagai bahan bangunan, lantai, alat-alat rumah tangga, papan, bantalan, tiang listrik dan telepon, perkapalan dan jembatan. 
  2. Kayu terasnya berwarma merah tua, mempunyai berat jenis 0.84 dan digolongkan dalam kelas kekuatan I-II dan kelas keawetan I-II. 
  3. Selain itu, pohon merbau menghasilkan pepagan yang mengandung tanin dan dimanfaatkan sebagai zat pewarna cokelat untuk kertas dan kain (Martawijaya et al. 1989).
  4. Kayu merbau umumnya tidak sulit digergaji, dapat diserut, di bor, di buat lubang persegi, dibentuk dan diamplas dengan mesin sampai halus dan dapat dipelitur dengan memuaskan tetapi dengan pembubutan akan memberikan hasil yang buruk. 
  5. Namun jenis kayu ini biasanya pecah jika dipaku dan dapat menimbulkan noda hitam jika berhubungan dengan besi atau terkena air. 
  6. Kayu merbau umumnya digunakan untuk balok, tiang, dan papan pada bangunan perumahan dan jembatan. 
  7. Selanjutnya dapat dipakai untuk bantalan dan juga baik untuk perkapalan (lunas, gading-gading dan dek), lantai, panil, mebel, karoseri dan barang bubutan (Martawijaya et al. 1989).
  8. Berdasarkan hasil penelitian bahwa proses pengeringan pada kayu merbau dilakukan menggunakan jadwal pengeringan untuk  mencapai kadar air 10 % dengan tahapan pengeringan yaitu break-up, warming-up, drying, equalizing atau conditioning, dan cooling down. 
  9. Faktor lebar papan merbau yang akan dikeringkan akan mempengaruhi besarnya nilai kadar air sedangkan faktor tebal  papan merbau tidak akan mempengaruhi besarnya nilai kadar air pada papan yang  akan dihasilkan setelah proses pengeringan. 
  10. Dari hasil pengamatan dalam penelitian terhadap mutu hasil proses pengeringan pada merbau hanya didapatkan cacat bentuk berupa cacat membusur (bowing), cacat tersebut termasuk ke dalam cacat membusur kelas ringan (Kurniawan 2008).
  11. Selain itu, hasil penelitian lain menjelaskan bahwa keawetan alami kayu merbau disebabkan oleh kandungan ekstraktif yang terdapat dalam kayu tersebut.
  12. Kayu merbau tergolong kayu berkomponen ekstraktif tinggi dimana mengandung ekstrak terlarut aseton sebanyak 196.47 gr atau 10.904 % berdasarkan berat kering oven. 
  13. Ekstraktif kayu merbau terutama ekstrak fraksi n-heksana dapat meningkatkan ketahanan kayu terhadap serangan rayap kayu kering. 
  14. Konsentrasi larutan ekstrak kayu merbau berpengruh nyata terhadap retensi dan kehilangan berat. 
  15. Retensi larutan ekstrak kayu merbau akan semakin meningkat sejalan dengan peningkatan konsentrasi (Malau 1995). 

Lokasi Pemotretan

Lokasi pemotretan di Arboretum Lukito Daryadi, Manggala Wanabakti

Detail :
Camera maker : Samsung
Camera model : SM-G935F
F Stop                1.7 
Exposure time : 1/50 sec
ISO Speed :  125
Focal lengh : 4 mm
Lens : 

Kamus Identifikasi tumbuhan dan tanaman serta Sumber Informasi untuk Pengenalan Tumbuhan dan Tanaman 
Planter and Forester

0 Response to "Intsia bijuga, Merbau Pantai"

Post a Comment

Arsip Blog

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel