google.com, pub-6935017799501206, DIRECT, f08c47fec0942fa0 Sterculia foetida L, Kepuh, Pranajiwa atau Pohon Pronojiwo - PLANTER AND FORESTER

Sterculia foetida L, Kepuh, Pranajiwa atau Pohon Pronojiwo

 Seri Pohon besar

Sterculia foetida L, Kepuh, Pronojiwo

Sterculia foetida L, Kepuh, Pranajiwa atau Pohon Pronojiwo

Tanaman Pohon Kepuh, Sterculia foetida, salah satu spesies tumbuhan di Indonesia yang berasal dari Asia Tropik, Australia dan Afrika Timur adalah kepuh (Sterculia foetida L.). Disebut sebagai tumbuhan “Genderuwo” karena kebanyakan tumbuhan ini sering ditemukan di tempat-tempat yang keramat atau daerah pemakaman.

Pohon Kepuh saya dokumentasikan dari Arboretum Lukito Daryadi yang berada di area perkantoran dan ruang terbuka hijau Kementrian kehutanan Manggala Waanabakti, yang berada di pusat kota Jakarta Indonesia.    

Pohon kepuh dapat mencapai tinggi 30 - 35 meter. Daun kepuh seperti daun majemuk menjari dengan batang lurus dan percabangannya terletak pada bagian atas batang (Soerawidjaja, 2006).

Baca juga :
Sterculia foetida L, Kepuh, Pranajiwa atau Pohon Pronojiwo

Nama Populer - Pop name    : Kepuh, Pronojiwo 
Nama Latin - Latin Name     : Sterculia foetida L
Family                         : Sterculiaceae
Origin - Daerah Asal                 : Asia, Indonesia, Afrika
Letak Landscape                        : Tanaman hutan, liar
Tipe Tanaman Hias                   Tanaman biodiesel
Propagasi perbanyakan         : Stek, Biji dan cangkok
Media Tanam                     : Tanah Kebun dan hutan
Perlakuan khusus                     :  

Tanaman kepuh mempunyai bentuk pohon yang tinggi dan lurus, bercabang banyak dan bentuk percabangannya simpodial seperti halnya karakter dari genus-genus pohon tropis lainnya. Cabang-cabang tumbuh mendatar dan berkumpul pada ketinggian yang kurang lebih sama, bertingkat-tingkat. Daun-daunnya berbentuk majemuk menjari, mempunyai

tangkai 12,5–23 cm, terkumpul di ujung ranting. Bunganya berkelamin satu, berumah satu biasanya terdapat pada ketiak daun yang masih muda dan mengeluarkan bau busuk.


Sterculia foetida L, Kepuh, Pranajiwa atau Pohon Pronojiwo

Baca juga :
Indahnya Arboretum Ir. Lukito Daryadi M.Sc., Ruang terbuka Hijau di Pusat Kota Jakarta yang Asri dan Indah

Ciri ciri dan Identifikasi tanaman 

Kepuh atau kelumpang (Sterculia foetida) adalah sejenis pohon kerabat jauh kapuk randu. Tinggi dengan batang besar menjulang, pohon ini kerap didapati di hutan-hutan pantai. Di Bali dan juga di Jawa, pohon yang lekas tumbuh ini banyak ditemukan di pemakaman.

Nama-nama lainnya, di antaranya halumpang (Bat.); kĕpoh, kolèangka (Sd.); kepuh, kepoh, jangkang (Jw.); kalompang (Md.); kepuh, kepah, kekepahan (Bal.); kepoh, kelompang, kapaka, wuka, wukak (bahasa-bahasa di NTT); bungoro, kalumpang (Mak.); alumpang, alupang, kalupa (Bug.); kailupa furu, kailupa buru (Maluku Utara); dan lain-lain. Juga disebut sebagai kabu-kabu, kalupat, lepong, kelumpang jari.

Nama marganya diambil dari Sterculius atau Sterquilinus, yakni nama dewa pupuk pada mitologi Romawi. Bersama dengan nama spesiesnya, foetida (artinya, berbau keras, busuk), nama ilmiahnya merujuk pada bau tak enak yang dikeluarkan oleh pohon ini, terutama dari bunganya

Sterculia foetida L, Kepuh, Pranajiwa atau Pohon Pronojiwo

Habitus Tanaman

Tinggi Tanaman
  : hingga 30 meter lebih
Diameter Tajuk    : hingga lebih dari 80 cm 
Pohon : batang berkayu, tumbuhan berukuran besar, percabangan jauh dari tanah

Batang dan Percabangan Tanaman
Penampang melintang batang Bulat dan padat

Sterculia foetida L, Kepuh, Pranajiwa atau Pohon Pronojiwo

Daun Tanaman

Bentuk daun - Leaf Shape             : Menjari, 7 - 9 anak daun
Susunan daun - Leaf Arrangement :     Pinnate
Susunan daun dari batang - Leaf Arr. on Stem : Pinnate
Tulang daun - Leaf Venation          : Menjari
Pinggir daun - Leaf Margins           : rata
Pangkal daun                                  : Meruncing 
Ujung daun   - Leaf Tip                  : meruncing
Warna daun - Leaf Colour              : Hijau, hijau terang
Tangkai daun atau petiole              : panjang
Ukuran daun - Leaf Size                : panjang 10 - 17 cm, lebar 3 - 5 cm 
Permukaan daun                          : Rata
Daun baru tumbuh di bulan Maret - April setelah berbunga. Bunga-bunga yang mempunyai bau pengap tumbuh di bulan Maret saat pohon kepuh berdaun.

Daun tumbuh berumpun pada ujung dahan-dahan, merupakan daun majemuk
berbentuk menjari dengan 7 - 9 anak daun (foliolum). Panjang helaian daun (lamina) antara 10 - 17 cm dengan permukaan daun halus. 
Tangkai daun (petiolus) relatif pendek dengan ukuran 10 – 30 cm.


Bunga Tanaman

Proses pembungaan dan pembuahan pada tumbuhan kepuh terjadi setiap
tahun, musim berbuah terjadi pada bulan Agustus - September. 
Bunga tumbuh pada penghujung dahan bercabang - cabang membentuk rumpun. Diameter bunga 2 - 2,5 cm. Tipe mahkota bunga adalah bintang/beraturan dengan warna merah darah, hijau pada ujungnya dengan ukuran 1,5 - 2,1 cm. Jumlah tajuk bunga 4 – 6 buah. Ukuran tangkai bunga 0,2 - 0,6 cm dengan panjang putik 0,1 - 1,7 cm. Bunga kepuh mengandung bau yang tidak sedap 

Buah Tanaman

Bentuk bunga majemuk tersusun dalam malai dekat ujung ranting, panjang
10–15 cm, hijau atau ungu pudar. 
Buah Kepuh berukuran relatif besar, berwarna hijau jika masih muda setelah matang berubah menjadi merah, kadang-kadang hitam dan membuka . 
Bentuk buah bumbung besar, lonjong gemuk, berukuran 7,6–9 x 5 cm, berkulit tebal, merah terang, berkumpul dalam karangan berbentuk bintang. 
Tingkat kematangan buah memerlukan waktu 4-6 bulan. 
Bijinya berbentuk elipsoid atau elipsoid-oblong, dengan ukuran panjang
2 cm, berwarna hitam, licin dan mengkilat dengan hilum yang berwarna putih
serta karpelnya berwarna merah atau merah tua.

Sterculia foetida L, Kepuh, Pranajiwa atau Pohon Pronojiwo

Kesesuaian Lahan dan Adaptasi

Ketinggian tempat altitude        : 1 - 1500 m dpl
Kesesuaian suhu                      : 12 - 34 derajat celcius
Kesesuaian tanah                     : Podsolik, Andosol,latosol
Kesesuaian curah hujan           : 1400 - 2500 mm per tahun
Kesesuaian cahaya                  : Semi Shade, Full Sun
Pertumbuhan Tanaman            : Sedang - cepat
Kebutuhan Air                         : Moderat - banyak
Kebutuhan Perawatan              : Minim

Daerah penyebaran kepuh adalah daerah tropis dan sub tropis (pada 30°LU - 35°LS). 
Tumbuhan kepuh relatif dapat tumbuh pada daerah kering sehingga
banyak ditemui di pulau-pulau di Lautan Pasifik dan padang pasir. Daerah yang banyak jenisnya adalah di Kalimantan dan Papua, sedangkan di Australia dan kepulauan Pasifik Barat jenis ini hanya sedikit (Heyne, 1987).

Tumbuhan kepuh yang dikenal juga sebagai pranajiwa tersebar di seluruh Nusantara meliputi: Sumatera, Bali, Jawa, Lombok, Kalimantan, Sumbawa, Flores, Timor, Rote, Sulawesi, Maluku dan Irian Jaya. 
Kepuh juga tersebar di beberapa negara seperti: Malaysia, Srilanka,
Philipina, Afrika Timur, India, Thailand, Australia Utara, Kepulauan Hawai, Banglades, Djibouti, Ethiopia, Kenya, Myanmar, Oman, Pakistan, Somalia, Tanzania, Uganda, Yaman, Republik Zanzibar, Ghana dan Poerto Rico.


Sterculia foetida L, Kepuh, Pranajiwa atau Pohon Pronojiwo

Perbanyakan
Perbanyakan tanaman dengan biji 

Klasifikasi Tanaman

Class         : Magnoliopsioda
Order         : Malvales
Family        : Malvaceae 
Genus        : Sterculia
Species      : Sterculia foetida L
Binomial name
Sterculia foetida L.

Sinonim
Clompanus foetida Kuntze
Sterculia mexicana var. guianensis Sagot


Manfaat Tanaman
Manfaat tanaman tanaman Kepuh.
  1. Kepuh (Sterculia foetida L.) merupakan tumbuhan obat tradisional yang terkenal karena kandungan fenolik, untuk antioksidan dan antibakteri (Shivarkumar dan Vidyasagar, 2014). Daun kepuh juga berkhasiat sebagai obat demam, luka, radang selaput lendir mata dan kepala pusing, rematik dan TBC 
  2. Air rebusan biji kepuh dimanfaatkan untuk mengobati batuk, sedangkan minyaknya dimanfaatkan untuk obat kudis pada kepala dan obat borok. 
  3. Ekstrak daun kepuh dapat digunakan untuk mengobati demam, menghambat pertumbuhan bakteri Propionibacterium acne karena adanya senyawa triterpenoid dalam daun kepuh yang berpotensi sebagai zat antibakteri, memiliki aktivitas anti inflamatori dan analgesik.
  4. Kulit batang tumbuhan ini berfungsi sebagai obat sakit perut, bila kulit batang dicampur dengan daun kepuh dapat berfungsi untuk abortivum (obat penggugur), sedangkan bila dicampur dengan kapur tohor dan air jeruk nipis dapat digunakan sebagai obat lumpuh. 
  5. Akar dimanfaatkan untuk obat kencing nanah dan rajasinga (Sastromidjojo, 1997). 
  6. Biji kepuh mengandung minyak, yang berguna sebagai minyak lampu dan bahan untuk membatik.
  7. Kayu kepuh berfungsi untuk batang korek api dan peti pengemas.
  8. Walaupun demikian, pohon kepuh yang sudah tua bisa menghasilkan kayu teras bergaris-garis kuning yang sangat baik untuk dijadikan peti mati dan perahu.
  9. Kayu kepuh dapat digunakan sebagai bahan pembuat perahu, kotak container, konstruksi bangunan rumah serta kertas pulp (Heyne, 1987). 
Tumbuhan kepuh (Sterculia foetida L.) memiliki potensi yang sangat besar untuk di proses menjadi biodiesel karena inti bijinya memiliki kandungan minyak yang cukup tinggi. Biji kepuh secara umum mengandung beberapa asam lemak yaitu: asam palmitat C16:0 (26,45%), asam stearat C18:0 (3,34 %), asam arakidat C20:0 (0,08 %), asam nonanoat C9:0 (1,11 %), asam linoleat C18:2 (17,98 %) dan asam miristat C14:0 (0,52 %)

Lokasi Pemotretan

Lokasi pemotretan di Manggala Wanabakti, Arboretum Lukito Daryadi

Detail :
Camera maker : Samsung
Camera model : SM-G935F
F Stop                1.7 
Exposure time : 1/50 sec
ISO Speed :  125
Focal lengh : 4 mm
Lens : 

Kamus Identifikasi tumbuhan dan tanaman serta Sumber Informasi untuk Pengenalan Tumbuhan dan Tanaman 
Planter and Forester

0 Response to "Sterculia foetida L, Kepuh, Pranajiwa atau Pohon Pronojiwo"

Post a Comment

Arsip Blog

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel