google.com, pub-6935017799501206, DIRECT, f08c47fec0942fa0 Seri 10 : 10 Tanaman di Sekeliling Kita - PLANTER AND FORESTER

Seri 10 : 10 Tanaman di Sekeliling Kita

 Seri tanaman

Seri 10 : 10 Tanaman di Sekeliling Kita

Tanaman tanaman yang ada di sekeliling kita.

Beberapa kali saya melakukan perjalanan, sesekali melihat tanaman yang menarik, baik sebagai tumbuhan yang di alam dan tanaman yang sudah dipindah ke pekarangan atau pot, baik sebagai tanaman hias maupun tanaman produksi.

Terkadang nama nama tanaman itu lupa meskipun sering melihatnya, ataupun tidak tahu namanya walaupun sering melihatnya.

Ada lagi cerita, terkadang kita tahu dan makan buahnya, tetapi tidak tahu bentuk tanamannya.

  1. Bandotan, Ageratum conyzoides
  2. Krokot Mawar, Kembang Pukul 9, Portulaca grandiflora
  3. Salam Koja, Pohon Kari, Murraya koenigii
  4. Gadung tikus, Temu giling, Tacca palmata
  5. Krokot liar, Portulaca oleracea
  6. Kelor, Moringa oleifera
  7. Beti-beti, Flueggea virosa
  8. Kacang Pintoi, Arachis pintoi
  9. Jelatang ayam, Laportea interupta
  10. Parijoto, Medinilla speciosa

Masih banyak hal hal tentang tanaman di sekeliling kita dan info tentang tanaman itu kita tidak tahu.

Beberapa tanaman yang sudah didokumentasikan dan ditulis untuk dibaca.


Bandotan, Wedusan, Ageratum conyzoides 
Bandotan, Ageratum conyzoides
Nama Populer - Pop name    :  Bandotan, Wedusan
Nama Latin - Latin Name            :  Ageratum conyzoides
Family                           :  Asteraceae
Origin - Daerah Asal                  Amerika, Brazil          
Tipe Tanaman                      :  Semak perdu
Propagasi perbanyakan         :  biji
Media Tanam                     : Tanah Kebun 
Perlakuan khusus                     : liar 

Bandotan, Ageratum conyzoides adalah sejenis gulma pertanian anggota suku Asteraceae. Terna semusim ini berasal dari Amerika tropis, khususnya Brasil, akan tetapi telah lama masuk dan meliar di wilayah Nusantara. 

Disebut juga sebagai babandotan atau babadotan (Sd.); wedusan (Jw.); dus-bedusan (Md.); rumput balam (Ptk.); serta Billygoat-weed, Goatweed, Chick weed, atau Whiteweed dalam bahasa Inggris, tumbuhan ini mendapatkan namanya karena bau yang dikeluarkannya menyerupai bau kambing.

Bunga Ageratum conyzoides

Bandotan (Ageratum conyzoides) adalah spesies gulma yang berasal dari Amerika Tengah dan Karibia. Di introduksikan ke Jawa pada tahun 1860, kini bandotan banyak ditemukan di hampir seluruh wilayah Indonesia, termasuk gulma yang sulit dikendalikan dan bersifat invasif. 
Bunga dan Serangga Ageratum conyzoides
Walaupun tidak lazim, dapat dikonsumsi sebagai sayur.
Pemanfaatan tradisional sangat bervariasi di berbagai negara, antara lain: obat luka, luka bakar, pneumonia, susah tidur, malaria, sakit perut, batuk, demam, penahan sakit bagi wanita melahirkan dan mengobati gigitan ular. 
Minyak esensial dapat diproduksi dan digunakan untuk obat ketombe.

Bunga Ageratum conyzoides

Walaupun dinilai potensial sebagai obat, verifikasi secara ilmiah masih sangat dibutuhkan.
  1. Di Bogor, babadotan dikenal luas sebagai obat luka. Caranya, dengan menumbuk bandotan dan dicampur dengan minyak goreng, dan dipergunakan untuk obat luar saja. 
  2. Menurut info, daun tumbuhan ini diremas-remas, dicampur dengan kapur, dioleskan pada luka yang masih segar. 
  3. Rebusan dari daun juga digunakan untuk obat sakit dada, sementara ekstrak daunnya untuk obat mata yang panas. 
  4. Akar yang ditumbuk dioleskan ke badan untuk obat demam; ekstraknya dapat diminum. 
  5. Daunnya bisa dijadikan obat tetes mata, dengan jalan menumbuknya; air tumbukan tersebut, bisa diteteskan ke mata untuk cuci mata. 
  6. Cara ini umum di Pantai Gading. Di sana pula, bandotan dipergunakan untuk sakit perut, penyembuhan luka, dan untuk menyembuhkan patah tulang.

Daun Ageratum conyzoides

Hasil penelitian menunjukkan bahwa spesies memiliki bioaktifitas yang potensial digunakan sebagai insektisida alami di bidang pertanian. Senyawa terpenik, terutama precocenes memiliki efek antijuvenile secara hormonal bagi serangga, termasuk menghambat pertumbuhan jentik nyamuk.

Krokot hias, Portulaca grandiflora

Krokot Mawar atau Kembang Pukul 9
Portulaca grandiflora
Nama Populer - Pop name    :  Krokot hias, Sutra Bombay
Nama Latin - Latin Name            :  Portulaca grandiflora
Family                           :  Portulacaceae
Origin - Daerah Asal                  Amerika Selatan           
Tipe Tanaman                      :  Perdu
Propagasi perbanyakan         :  Biji
Media Tanam                     :  Tanah Kebun 
Perlakuan khusus                     :  Pemupukan 

Krokot Mawar atau Kembang Pukul 9 (Portulaca grandiflora) adalah Saudara dekat krokot liar, Portulaca oleracea yang kita kenal, berasal dari Amerika Selatan. 
Sejak abad 18 telah menyebar ke Asia Tenggara.

Bunga Krokot hias, Portulaca grandiflora

Portulaca grandiflora adalah tanaman berbunga sukulen dari keluarga Portulacaceae , asli Argentina , Brasil bagian selatan, dan Uruguay dan sering dibudidayakan di taman. Portulaca grandiflora  memiliki banyak nama umum , termasuk lumut mawar , jam sebelas , jam sembilan, mawar Meksiko , mawar lumut , mawar matahari ,  mawar batu , dan krokot moss-rose .

Krokot hias di Pot, Portulaca grandiflora

Bunganya berdiameter 2,5 - 4 cm dengan variasi warna merah, magenta, pink, oranye, putih dan kuning.
Selain itu, terdapat banyak kultivar dan hasil silangan yang dibudidayakan sebagai tanaman hias.
Bunga Krokot hias, Portulaca grandiflora
Sebagaimana dengan krokot, krokot Mawar dapat dimakan, baik daun, akar maupun bijinya, di lalap mentah ataupun dimasak. 

Krokot hias adalah tanaman tahunan kecil, tapi tumbuh cepat, tumbuh setinggi 30 cm, meski biasanya lebih kecil. Namun, jika dibudidayakan dengan baik dapat dengan mudah mencapai ketinggian ini. 
Daun tebal dan berdaging, sampai dengan 2,5 cm panjang, diatur secara bergantian atau dalam kelompok kecil. 
Bunga yang berdiameter 2,5-3 cm dengan lima kelopak, bervariasi merah, oranye, pink, putih, dan kuning.  Cabang tunas mereka yang tegak, atau menanjak, biasanya dekat pangkal. 
Penyebaran daun sepanjang 20 sampai 25 milimeter dan lebar 2 sampai 3 milimeter berbentuk tangkai hampir atau seluruhnya dan meruncing ke arah ujung.

Bunga disukai lebah untuk mengumpulkan polen dan nektar. Spesies ini memiliki kandungan kimia aktif, yaitu: portulal, betacyanin, betanin, betandin serta bersifat depurative.

Daun Krokot hias, Portulaca grandiflora
Dapat digunakan untuk mengobati sakit tenggorokan, hepatitis dan liver. Juss daun dan batang dapat digunakan sebagai obat oles untuk serta mengatasi gigitan ular atau serangga, memar, radang kulit, dan luka bakar

Salam Koja, Daun kari, Temurui, Murraya koenigii

Salam Koja, Pohon Kari, Murraya koenigii
Nama Populer - Pop name    :  Salam Koja, Daun Kari, Lemurui, Temurui
Nama Latin - Latin Name            :  Murraya koenigii
Family                           :  Rutaceae
Origin - Daerah Asal                  India, Asia Tenggara           
Tipe Tanaman                      :  Pohon Perdu
Propagasi perbanyakan         :  Biji
Media Tanam                     : Tanah Kebun 
Perlakuan khusus                     : Pemangkasan dan Pemupukan 

Salam Koja atau Pohon Kari (Murraya koenigii) adalah tumbuhan yang daunnya dipakai sebagai penyedap masakan. Dalam bahasa Inggris dikenal sebagai curry tree. 

Salam koja, Murraya koenigii syn. Chalcas koenigi atau temurui adalah tumbuhan yang daunnya dinamakan sama dipakai sebagai bumbu kari, sehingga dikenal sebagai daun kari. Daun ini dipakai sebagai bumbu di Aceh. 

Buah Pohon Kari, Temuri, Murraya koenigii

Bentuk daun ini mirip dengan daun salam dengan ukuran yang lebih kecil dan bau yang lebih tajam. Bunga dari tumbuhan ini berbau harum dengan buah berbentuk bulir berwarna ungu.

Salam koja berasal dari India dan Srilanka. Tumbuhan ini tidak ditanam secara massal, tetapi biasanya terdapat pada kebun di bagian selatan India dan Malaysia

Daun kari, Murraya koenigii

Apabila anda pernah ke Aceh, masakan khas yang dikenal dengan Ayam tangkap atau ikan tangkap adalah ayam atau ikan yang
digoreng bersama daun kari dalam jumlah banyak, sehingga pada saat disajikan ayam/ikan tertutup oleh daun. 

Selain itu daun kari juga digunakan sebagai bagian dari bumbu penyedap, aromanya lebih tajam dibandingkan daun salam (Syzygium polyanthum). 

Tumbuhan asli India dan Srilanka.
Ekstrak daun kari dilaporkan memiliki kandungan sebagai berikut: air(66.3%), protein (1%), lemak (1%), karbohidrat (16%), serat (6.4%) dan mineral (4.2%). Kandungan mineral utama per 100 gram daun
adalah kalsium (810 mg), fospor (600 mg) dan besi (2.1 mg). Kandungan vitaminnya adalah karoten (12,600 i.u.), asam nikotinat (2.3 mg) dan vitamin C (4 mg). Hasil penelitian menunjukkan bahwa daun mengandung 34 jenis minyak atsiri, beberapa jenis alkaloid dan Vitamin


Gadung tikus, Temu Giling, Tacca palmata

Gadung tikus, Temu giling,Tacca palmata
Nama Populer - Pop name    :  Gadung Tikus, Temu Giling, Payungan
Nama Latin - Latin Name            :  Tacca palmata
Family                           :  Dioscoreaceae
Origin - Daerah Asal                   Asia tenggara,Indonesia          
Tipe Tanaman                      :  Perdu tidak berkayu
Propagasi perbanyakan         :  Biji, Rimpang
Media Tanam                     : Tanah Kebun 
Perlakuan khusus                     : liar 


Payungan, Tacca palmata

Gadung tikus atau temu giling, Tacca palmata berasal dari kawasan Malaysia, Indonesia  tersebar ke barat sampai
ke Afrika Barat dan ke timur sampai ke pulau- pulau di Pasifik. 

Di Indonesia tersebar di seluruh Jawa, Bali, Nusa Tenggara dan Sulawesi Spesies unik ini merupakan anggota keluarga Gadung (Dioscoreaceae) yang cukup diminati pecinta flora, namun belum banyak dibudidayakan. Di beberapa daerah banyak ditemukan tumbuh liar.
Tacca palmata

Khasiat tanaman Temu giling,
  1. Rimpang dan batang digunakan sebagai obat. Rimpang digiling halus dan ditambah air kapur untuk obat wasir, sakit perut dan menstruasi tidak teratur. 
  2. Mempunyai sifat sebagai penawar racun dan digunakan masyarakat untuk mengobati gigitan ular, lipan. 
  3. Selain itu digunakan untuk menyembuhkan luka. 
  4. Batang yang digiling digunakan untuk kompres sakit perut. 
  5. Umbinya kecil, mengandung zat taccasin yang menghasilkan rasa pahit, B-sitosterol dan ceryl alkohol
Buah Tacca palmata


Rimpang Payungan,Tacca palmata


Krokot, Portulaca oleracea
Krokot, Portulaca oleracea
Nama Populer - Pop name    :  Krokot
Nama Latin - Latin Name            :  Portulaca oleracea
Family                           :  Portulacaceae
Origin - Daerah Asal                  Persia, India           
Tipe Tanaman                      :  Perdu tidak berkayu
Propagasi perbanyakan         :  Biji
Media Tanam                     : Tanah Kebun 
Perlakuan khusus                     : liar

Krokot, Portulaca oleracea dikenal dengan nama resereyan atau gelang biasa, kemungkinan berasal dari India dan Persia. Biji tanaman ini telah ditemukan Sejak abad 7 SM. 
 
Portulaca oleracea
Portulaca oleracea,  krokot biasa , juga dikenal sebagai duckweed , little hogweed , atau pursley  adalah sukulen tahunan di keluarga Portulacaceae , yang tingginya bisa mencapai 40 cm. Saat ini sekitar empat puluh kultivar ditanam.

Krokot, Portulaca oleracea
Julukan oleracea berarti sayuran atau herbal dalam bahasa Latin dan merupakan bentuk holeraceus - oleraceus.

Krokot liar, Portulaca oleracea

Setidaknya 40 varietas tumbuhan ini telah dibudidayakan, umumnya sebagai tanaman hias, dengan berbagai variant warna bunga. 

Krokot dapat dimakan sebagai sayuran dengan nutrisi lengkap di banyak negara, misalnya di AS, Eropa, Timur Tengah, Asia, Meksiko dan Indonesia. Krokot memiliki rasa masam dan asin. 

Di Indonesia sering dimasak untuk botok, pecel dan bahkan kue.
Krokot mengandung tanin, fosfat, magnesium, zat besi, aluminium, mangan, kalsium, potasium, sodium, dan urea.

Bunga Krokot Portulaca oleracea

Pemanfaatan untuk obat tradisional cukup populer di 23 negara. Di Cina, obat dari krokot dikenal sebagai ma chia xian untuk menyembuhkan disentri. 
Selain itu, krokot bersifat penenang, peluruh air seni, dan sebagai tonik. WHO menobatkan krokot sebagai salah satu tanaman obat proritas di dunia

Kelor, Moringa oleifera

Kelor - Moringa oleifera
Nama Populer - Pop name    :  Kelor
Nama Latin - Latin Name            :  Moringa oleifera
Family                           :  Moringaceae
Origin - Daerah Asal                  Asia Selatan           
Tipe Tanaman                      :  Pohon sedang
Propagasi perbanyakan         :  biji
Media Tanam                     : Tanah Kebun 
Perlakuan khusus                     : Pemangkasan dan Pemupukan 

Kelor, Moringa oleifera
Kelor, Moringa oleifera adalah sejenis tumbuhan dari suku Moringaceae. Tumbuhan ini dikenal dengan nama lain seperti: limaran, moringa, ben-oil (dari minyak yang bisa diekstrak dari bijinya), drumstick (dari bentuk rumah benihnya yang panjang dan ramping), horse radish tree, dan malunggay di Filipina.

Daun kelor, moringa oleifera

Kelor tumbuh dengan cepat, berumur panjang, berbunga sepanjang tahun, dan tahan kondisi panas ekstrim. 
Tanaman ini berasal dari daerah tropis dan subtropis di Asia Selatan. 

Bunga dan buah Kelor, Moringa oleifera
Tanaman ini umum digunakan untuk menjadi pangan dan obat di Indonesia. 

Bunga kelor, Moringa oleifera
Biji kelor juga digunakan sebagai penjernih air skala kecil. 
Di Indonesia kelor juga banyak dikenal berhubungan dengan dunia mistis.

Buah Kelor, Klenthang. Moringa oleifera

WHO merekomendasikan agar bayi dan anak banyak mengkonsumsi daun kelor.
Perbandingan gram, daun kelor mengandung: 7 x vitamin C pada jeruk 4 x calcium pada susu 4 x vitamin A pada wortel 2 x protein pada susu 3 x potasium pada pisang. 



Moringa oleifera

Setelah melakukan studi dan menemukan bahwa kelor berjasa sebagai penambah Kesehatan yang murah, WHO menobatkan kelor sebagai pohon ajaib.

Sayur daun kelor, Moringa oleifera
Sayuran dari Daun dan buah kelor.

Sayur buah kelor, Klenthang, Moringa oleifera

Efek Samping Kelor, Selain memiliki manfaat, kelor juga memiliki beberapa efek samping yang perlu diwaspadai. Berikut adalah beberapa di antaranya:
  1. Menurunkan tekanan darah
  2. Memperlambat detak jantung
  3. Hipoglikemia atau gula darah rendah
  4. Diare
  5. Kerusakan hati dan ginjal
  6. Bahaya bagi kandungan
  7. Reaksi alergi
Efek samping di atas sangat jarang terjadi. Efek samping dapat terjadi akibat Anda memang memiliki alergi atau kondisi lain yang tidak disarankan untuk mengonsumsi tanaman ini. Pada dasarnya, konsumsi daun kelor relatif aman. 
Namun, Anda sebaiknya tidak mengonsumsi bagian lain seperti bunga, kulit pohon, hingga akarnya


BetiBeti, Flueggea virosa
Beti-beti, Flueggea virosa
Nama Populer - Pop name    :  Beti beti
Nama Latin - Latin Name            :  Flueggea virosa
Family                           :  Phyllanthaceae
Origin - Daerah Asal                  Afrika hingga Asia         
Tipe Tanaman                      :  Perdu
Propagasi perbanyakan         :  Biji
Media Tanam                     : Tanah Kebun 
Perlakuan khusus                     : Pemangkasan dan Pemupukan 

Beti-beti (Flueggea virosa) adalah pohon kecil dengan banyak cabang yang tumbuh dari dasar batang utama, membusur atau menjuntai, dapat tumbuh antara 4-7 meter. 
Beti betiFlueggea virosa

Penyebaran luas di daerah beriklim kering di Africa, semenanjung Arabia, India, China, Asia Tenggara sampai Australia bagian utara. Buah kecil (diameter 5 mm), bila sudah masak dapat dimakan dengan rasa manis dan sedikit pahit. 



Buah Beti Beti, Flueggea virosa

Seluruh bagian tumbuhan, terutama akar, dimanfaatkan sebagai obat tradisional di berbagai daerah. 
  1. Senyawa aktif adalah tannin dan beberapa alkaloid, utamanya securine, termasuk 10 jenis alkaloid lain terkait, yang memiliki sifat antimicrobial, antifungal dan antioxidant. 
  2. Ekstrak Alkohol dari daun bersifat  cytotoxicity yang terbukti melawan sel kanker secara invitro. 
  3. Ekstrak akar bersifat analgesic, astringent, ophthalmic, purgative, sedative dan soporific, serta dimanfaatkan untuk mengobati berbagai penyakit.
  4. Daun bersifat aphrodisiac dan laxatif, banyak digunakan untuk menangani demam, konstipasi dan penyakit venereal.

Buah beti beti, Flueggea virosa 
Genus ini dinamai John Fluegge , seorang ahli botani cryptogamic Jerman .

Anggota genus ini semuanya memiliki daun bulat telur dan bunga hijau kecil yang terbentuk di ketiak daun dalam bentuk fasikula atau cymes . Buahnya adalah buah beri , sebesar kacang polong

Arachis pintoi
Kacang Pintoi, Arachis pintoi
Nama Populer - Pop name    :  Pintoi, Kacang Pintoi, Golden Glory
Nama Latin - Latin Name            :  Arahis pintoi
Family                           :  Fabaceae
Origin - Daerah Asal                   Brazil          
Tipe Tanaman                      :  Ground Cover, Cover crop
Propagasi perbanyakan         :  Biji, Stek
Media Tanam                     : Tanah Kebun 
Perlakuan khusus                     : Pemupukan 

Kacang Pintoi (Arachis pintoi), sejenis kacang-kacangan (polong) anggota Family fabaceae (Leguminosae) yang tumbuh menjalar. Spesies ini berasal dari Amerika Selatan. 

Arachis pintoi

Tanaman memiliki bunga kuning, berbunga sepanjang tahun dan berbuah polong dengan 1-2 biji. Tanaman banyak digunakan sebagai tanaman penutup tanah (cover crop) pada kebun kopi, sawit dan jeruk, tanaman pakan ternak di padang
penggembalaan atau tanaman hias. 

Bunga Arachis pintoi

Dapat tumbuh baik di bawah naungan. 
Sangat toleran untuk penggembalaan intensif dan mampu bersaing dengan jenis-jenis rumput yang agresif.

Daun Arachis pintoi

Sangat baik untuk pakan ternak khususnya untuk produksi susu.
Secara umum catatan pemanfaatan untuk obat sangat minim. Database dari Filipina menyebutkan bahwa daun dapat dimakan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa spesies ini mampu menjerap racun arsenic dari limbah tambang batu bara. 
Akumulasi arsenic pada akar lebih tinggi sampai dengan 12%
dibandingkan pada bagian tanaman lainnya


Jelatang Ayam, Laporte interrupta 
Jelatang ayam, Laportea interrupta
Nama Populer - Pop name    :  Jelatang Ayam
Nama Latin - Latin Name            :  Laportea interrupta
Family                           : Urticaceae 
Origin - Daerah Asal                  Indonesia, Asia           
Tipe Tanaman                      :  Perdu
Propagasi perbanyakan         :  Biji
Media Tanam                     : Tanah Kebun 
Perlakuan khusus                     : Pemangkasan dan Pemupukan 

Jelatang ayam (Laportea interupta), tumbuhan tahunan asli dari Asia Timur, termasuk Indonesia, masih keluarga dekat daun pulus (Laportea stimulants). 

Bunga Jelatang Ayam, Laporte interrupta

Jelatang Ayam, dengan ciri khas
  1. Walaupun tidak seganas daun pulus, rambut sengat (stinging hair) pada daun atau bagian lain tumbuhan dapat menyebabkan gatal bila tersentuh.
  2. Walaupun beracun, daun yang telah direbus aman untuk dikonsumsi.
  3. Seluruh bagian tanaman bersifat anthelmintic dan expectorant. Hasil penelitian juga menunjukkan sifat antibakteri, sitotoksik dan antioxidant. 
  4. Di rebus bersama daun meniran ( Phyllanthus urinaria) dan air ya
  5. diminum untuk obat batuk. 
  6. Daun dapat digunakan untuk mengobati karbunkul, sakit kepala dan sakit perut. 
  7. Rebusan akar digunakan untuk diuretik, pengobatan batuk dan asma. Bunga digunakan secara eksternal untuk sakit pada kaki

Jelatang Ayam, Laporte interrupta

Jelatang ayam, Laportea interrupta spesies tanaman dari genus Jelatang yang pertama kali dideskripsikan oleh Carl von Linné, dan dinamai Laportea interrupta Oleh Wee-lek Chew. 
Tumbuhan ini termasuk kedalam genus jelatang-jelatangan yang dapat menyebabkan gatal jika disentuh, termasuk ke dalam famili urticaceae

Daun jelatang  ayam, Laportea interrupta


Medinila, Parijoto, medinilla speciosa

Parijoto, Medinilla speciosa
Nama Populer - Pop name    :  Parijoto, Medinila
Nama Latin - Latin Name            :  Medinilla magnifica, medinilla speciosa
Family                           :  Melastomataceae
Origin - Daerah Asal                  Indonesia, China           
Tipe Tanaman                      :  Perdu berbunga
Propagasi perbanyakan         :  Biji, Stek
Media Tanam                     : Tanah Kebun 
Perlakuan khusus                     : Pemangkasan dan Pemupukan 



Medinila, Parijoto, Medinilla speciosa

Parijoto (Medinilla speciosa) dikenal masyarakat Jawa dan dipercaya sebagai tanaman warisan Sunan Muria.  Banyak tumbuh liar atau ditanam sebagai tanaman hias. 




Buah Parijoto, Medinila, Medinilla speciosa

Buah berwarna ungu kemerah-merahan, banyak dijajakan pedagang sebagai oleh-oleh di sepanjang jalan jika berziarah ke Sunan Gunung Muria di Kudus, Jawa Tengah. Rasanya asam-asam sepat.

Bunga parijoto, Medinila, Medinilla magnifica 

Tanaman juga dimanfaatkan sebagai obat tradisional yang dipercaya dapat meningkatkan kesuburan hormonal pada wanita hingga menjaga fisik bayi dalam kandungan, serta menyembuhkan berbagai penyakit, antara lain sariawan, diare, dan kolesterol. 

Buah Parijoto, medinila, Medinilla magnifica

Hasil penelitian menunjukkan bahwa parijoto memiliki kandungan antioksidan alami seperti tanin, flavonoid, dan saponin, yang dapat menangkal dampak buruk radikal bebas bagi tubuh. 

Flavonoid memiliki manfaat antara lain untuk menghambat penyebaran tumor, menghambat pertumbuhan sel kanker, serta menghambat aktivitas enzim yang merupakan pemicu terjadinya peradangan dan penyakit pada sistem imun

Semoga bermanfaat

0 Response to "Seri 10 : 10 Tanaman di Sekeliling Kita"

Post a Comment

Arsip Blog

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel