google.com, pub-6935017799501206, DIRECT, f08c47fec0942fa0 Porang, Amorphopalus muelleri BI merupakan tanaman penghasil Umbi dari famili Araceae. - PLANTER AND FORESTER

Porang, Amorphopalus muelleri BI merupakan tanaman penghasil Umbi dari famili Araceae.

Porang, Amorphopalus muelleri BI merupakan tanaman penghasil Umbi dari famili Araceae.

Porang Berat 3 kg
Porang alias Amorphopalus muelleri BI merupakan tanaman penghasil Umbi dari famili Araceae.

Porang memiliki kemiripan baik penampilan maupun umbinya dengan saudaranya yaitu suweg Amorphophallus paeoniifolius atau Amorphophallus campanulatus forma hortensisAmorphophallus campanulatus forma sylvestris, dan iles-iles Amorphophallus variabilis  sering kali dirancukan dengan ketiga tanaman tersebut.

Pertumbuhan Porang dicirikan dengan jelas dengan perbedaan 2 musim, yaitu musim hujan untuk pertumbuhan vegetatif dan musim kemarau dengan tanaman yang dorman.

Jadi dalam 1 musim, tanaman hanya tumbuh di saat musim hujan dan pada saat kemarau pertumbuhan vegetatif terhenti.

Tahap vegetatif tampak sebagai daun bercabang-cabang dengan batang lunak. Batang sejati tidak ada, hanya berupa umbi yang selalu berada di bawah permukaan tanah. Umbi tunggal, tidak membentuk anakan umbi, mengandung pati yang komposisinya didominasi oleh mannan; warna umbi kuning cerah, menjadi penciri yang membedakannya dari suweg yang warna umbinya putih.

Tangkai daun tunggal utama yang seringkali dianggap batang oleh orang awam, tumbuh tegak, lunak, halus permukaannya bila diraba, dan berwarna hijau berbelang putih vertikal untuk porang atau hitam berbelang-belang putih cenderung bulat horizontal untuk Iles Iles. Tangkai daun tunggal pada ketinggian tertentu dapat mencapai 1,5 m menjadi tiga cabang sekunder dan akan mencabang lagi sekaligus menjadi tangkai helai daun. 

Pada Porang setiap pertemuan batang akan tampak tonjolan berwarna cokelat kehitam-hitaman yang berfungsi sebagai alat perkembangbiakan vegetatif disebut bulbil. Adanya bintil ini menjadi pembeda penting antara Porang, iles-iles putih dan suweg.  Bintil Bintil ini disebut juga katak.

Bunga muncul apabila simpanan energi berupa tepung di umbi sudah mencukupi untuk pembungaan. Sebelum bunga muncul, seluruh daun termasuk tangkainya akan layu. Bunga tersusun majemuk berupa struktur khas talas-talasan, yaitu bunga-bunga tumbuh pada tongkol yang dilindungi oleh seludang bunga. Kuntum bunga tidak sempurna, berumah satu, berkumpul di sisi tongkol, dengan bunga jantan terletak di bagian distal lebih tinggi daripada bunga betina. Struktur generatif ini pada saat mekar mengeluarkan bau bangkai yang memikat lalat untuk membantu penyerbukannya. Pemekarannya berlangsung sekitar tiga hari.

Untuk membantu supaya lebih jelas perbedaan Porang, Suweg, Walur, & Iles-Iles Ada beberapa tanaman yang fisiknya mirip dengan tanaman porang baik itu bentuk batang serta umbinya, bahkan banyak petani pemula yang salah membedakan tanaman porang dengan tanaman tersebut.

Untuk lebih jelasnya beberapa perbedaan pada tanaman tersebut di antaranya yaitu :

  1. Porang - iles-iles  Amorphophallus muelleri.
  2. Suweg Amorphophallus campanulatus forma hortensis
  3. Walur Amorphophallus campanulatus forma sylvestris
  4. Iles-iles puti (Amorphophallus variabilis) 

Jika keempat tanaman tersebut dilihat secara fisik, tanaman porang ini memiliki ciri yang hampir sama terutama bentuk batang dan umbinya, tetapi ada beberapa ciri-ciri yang membedakan tanaman porang dengan 3 tanaman tersebut, ciri-cirinya yaitu: 

Porang

  1. Daun : daun lebar,ujung daun runcing dan berwarna hijau muda. 
  2. Batang: kulit batang halus dan berwarna belang-belang hijau dan putih. 
  3. Umbi: pada permukaan umbi tidak ada bintil, umbi berserat halus (seperti kristas) dan berwarna kekuningan keorenan. 
  4. Lain-lain : pada setiap pertemuan cabang ada bubil/katak (bibit porang) 

Suweg 

  1. Daun : daun kecil,ujung daun runcing dan berwarna hijau muda mengkilap. 
  2. Batang: kulit batang agak kasar ada duri dan berwarna belang-belang hijau dan putih. 
  3. Umbi: pada permukaan umbi banyak bintil dan kasar, umbi berserat halus dan berwarna putih. 
  4. lain-lain: pada setiap pertemuan cabang tidak ada bubil/katak . umbi bisa dikonsumsi setelah direbus 

Walur 

  1. Daun: daun kecil, ujung daun runcing dan berwarna hijau muda mengkilap. 
  2. Batang: kulit batang kasar dan berwarna hijau keunguan dan bercak putih. 
  3. Umbi: pada permukaan umbi banyak bintil dan kasar, umbi berserat halus dan berwarna putih. 
  4. Lain-lain: pada setiap pertemuan cabang tidak ada bubil/katak 

Iles-iles putih 

  1. Daun: daun kecil, ujung daun runcing dan berwarna hijau tua. 
  2. Batang: kulit batang halus dan berwarna keunguan dan bercak putih. 
  3. Umbi: pada permukaan umbi ada bintil, umbi berserat halus dan berwarna putih
  4. lain-lain: pada setiap pertemuan cabang tidak ada bubil/katak 

Dari perbedaan ciri-ciri tanaman porang dengan tanaman walur, suweg, dan iles-iles putih yang paling mencolok yaitu tanaman porang pada setiap pertemuan cabang daun ada bubil atau katak (bibit porang) sedangkan tanaman lain tidak ada.

Budidaya tanaman Porang

Benih atau bibit porang berasal dari Biji Bunga, Bulbil dan Umbi Porang yang berbeda beda ukurannya sesuai asal bibit dan target panen.

Budidaya Porang

Porang dulunya ditanam sebagai tanaman sela diantara pohon pohon jati perhutani dan ditanam tumpangsari diantara pepohonan lain dengan hasil yang rendah sekitar 6 - 9 ton per ha.

Saat ini, dengan harga umbi porang yang mahal, budidaya porang dilakukan dengan cara yang tepat dan ditanam dengan monokultur dengan hasil bisa mencapai 20 - 40 ton.

Persiapan lahan dengan dibuat guludan dengan tinggi 25  - 30 cm dan umbi porang ditanam dengan jarak 50 - 60 cm atau target populasi per ha sekitar 40.000 tanaman.

Bibit yang digunakan ada beberapa macam

Bibit yang digunakan ada yang dari Bunga, dari Bulbil atau katak dan dari umbi yang siap tanam.

Penjelasan saat di Paidi Porang, bila menggunakan bibit dari katak, umur panen untuk mencapai 2 kg sekitar 3 tahun atau 3 musim.

Sedangkan bila menggunakan umbi yang sudah berumur 1 musim atau berukuran 3 - 5 bibit per kg, umur panen bisa lebih cepat sekitar 2 tahun.

Berikut ukuran dari bibit dari katak, umur 1 musim dan umur 2 musim.

secara lebih detail,ukurannya adalah sebagai berikut :

Semakin kecil atau semakin muda usia bibit porang, maka masa panen akan semakin lama.

Dengan harga saat ini, kebutuhan biaya untuk bibit porang memang sangat tinggi. Harga bibit yang isi 3 - 5 bibit per kg atau average 4 bibit per kg seharga  50.000 rupiah per kg.

Jadi untuk kebutuhan 1 ha dengan populasi sekitar 40.000 tanaman, dibutuhkan bibit dengan biaya 500.000.000 per ha lahan. 

Jika anda menggunakan katak, bibitnya sekitar 150.000 per kg berisi hingga 20 butir per kg.

Umur Panen Porang

Umur Panen normal untuk porang dari Bulbil hingga mencapai ukuran 2 kg sekitar 3 tahunan sedangkan jika dari bibit ukuran umbi 1 musim, bisa dipercepat menjadi 1 - 2 tahun.

Porang ukuran 2 kg, dapat dipanen dari bibit porang dengan masa penanaman 3 tahun bahkan lebih.

Jadi membutuhkan setidaknya waktu 3 tahun untuk panen porang dengan ukuran > 2 kg.

Ukuran bibit, akan sangat menentukan masa panen anda.

Pengeringan Porang

Porang yang sudah dipanen dapat langsung dijual dengan harga sekitar 12.000 per kg basah dan 69.000 per kg kering saat saya menulis ini. 

Porang segar, dipotong kecil kecil untuk dikeringkan hingga kadar air 20 - 25%% dan selanjutnya dijual sebagai porang kering. 

Produk Porang

Produk akhir porang bisa berupa tepung atau sudah diolah menjadi bahan makanan siao diolah seperti beras porang, mIe porang dan tahu porang.

Produk yang terkenal adalah Mie Shirataki.



0 Response to "Porang, Amorphopalus muelleri BI merupakan tanaman penghasil Umbi dari famili Araceae."

Post a Comment

Arsip Blog

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel