google.com, pub-6935017799501206, DIRECT, f08c47fec0942fa0 PEMBIBITAN KAKAO Theobroma cacao DENGAN BENIH - PLANTER AND FORESTER

PEMBIBITAN KAKAO Theobroma cacao DENGAN BENIH




Pembibitan Kakao

Pembibitan Kakao alias Coklat
Pembibitan merupakan tahapan mulai dari penyiapan benih, penyiapan media tanam, penyemaian, 
penanaman, pemeliharaan sampai bibit siap ditanam ke lapangan.
Kali ini saya akan membahas penyiapan Bibit secara generatif atau dengan benih Kakao berupa biji.
Tahapan mulai dari 
A.. Persiapan 
1. benih kakao
2. Areal Persemaian
3. Pembuatan Bedengan Persemaian
4. Pembuatan bedengan polibag dan transplanting
B. Pemeliharaan Bibit
1. Penyulaman
2. Penyiraman
3. Seleksi
4. Penjarangan dan Pengaturan naungan
5. Pengendalian Gulma
6. Pengendalian Hama dan Penyakit
7. Pemupukan
8. Kriteria Bibit Siap Tanam

Melalui tahapan tersebut, diharapkan dapat dihasilkan kualitas bibit dari Benih yang baik dan mampu
tumbuh dan bertahan pada saat ditanam serta menghasilkan produksi yang optimum.

Persiapan pembibitan dengan Biji atau Benih
a)      Benih Kakao
i)           Diperoleh dari penangkar yang sudah melalui survey sesuai prosedur pengadaan benih.  
ii)         Benih Kakao bersifat rekalsitran atau tidak tahan kekeringan dan penyimpanan.
b)      Perhitungan kebutuhan Benih
i)           Dasar perhitungan :
·                                 D : Jarak tanam  3 x 3 m : 1.111 pohon
·                                 G : Daya Kecambah 90%
·                                 T : Kecambah transplanting : 95%
·                                 SR : Keberhasilan BST : 80%
·                                 B : Blanking 20%
ii)         Rumus perhitungan :
·                                 Benih Per ha : D /G/T/SR/B x D
c)      Perkecambahan Benih
i)           Benih yang diterima segera dikecambahkan karena benih Kakao tidak memiliki masa dorman (rekalsitran) dan tidak tahan kekeringan
ii)         Masa simpan sangat singkat < 30 hari dan suhu untuk penyimpanan 7 -10 derajat celcius
iii)       Masa penyemaian lebih kurang 12 hari, dan benih mulai disortasi dan seleksi setelah umur 4 – 12 hari.
iv)       Penyemaian dapat dilakukan dengan media karung goni atau dengan bedeng persemaian
v)         Kriteria kecambah yang dipindah adalah panjang radikula 1-2 cm dan umur kurang dari 12 hari.  

Benih Kakao Theobroma cacao yang siap Disemai

d)      Areal Persemaian
i)           Areal atau lahan yang dipilih rata
ii)         Harus dekat sumber air
iii)       Mudah dikontrol, aman dari gangguan hewan
iv)       Dekat areal yang akan ditanami
e)      Pembuatan Bedengan untuk persemaian
i)           Dibuat beberapa bedengan berukuran panjang 10m (atau sesuai lokasi), tinggi 15 -25 cm
ii)         Letak bedengan membujur Utara – Selatan dengan jarak 0,50 cm – 0,75 cm
iii)    Dibuat sekat-sekat penahan dari papan atau bambu keliling bedengan sehingga bentuk kotak
iv)       Ke dalam bedengan diisi tanah setinggi 5 cm dan diatasnya kemudian diisi pasir setinggi 10 cm, tanah pasir bebas dari akar-akar dan sampah.
v)   Penyemaian dilakukan di bedengan yang sudah diberi naungan dapat dibuat dengan sederhana yaitu menggunakan kerangka bambu dan atapnya dapat menggunakan shade net 60 - 70% atau sesuai dengan rekomendasi
vi)      Supaya penyinaran matahari yang cukup, bedengan dengan naungan dibuat menghadap ketimur dengan tinggi 150 cm dibagian timur dan 100 cm dibagian barat, jika lokasi tidak memungkinkan posisi di dapat dirubah tetapi areal persemaian harus bebas dari halangan pohon atau bangunan.
vii)     Biji disemai pada bedengan dengan jarak 5 cm, dengan kedalaman penanaman sekitar 0,5-1 cm dari permukaan tanah, kemudian ditutup dengan tanah.
viii)   Biji akan mulai berkecambah setelah 4-12 hari dengan daya kecambah dipesemaian sekitar 80-90%.
ix)  Untuk melindungi bibit yang masih muda dari panas matahari langsung, bedengan pesemaian di beri naungan atau pengatapan dengan shade net 60 – 70 % atau sesuai dengan rekomendasi.
x)         Penyiraman dilakukan 2 (dua) kali sehari pagi dan sore  kecuali hari hujan.
xi)       Setiap bedengan berisi satu klon
xii)     Setiap bedengan diberi label berisi
·            Nomor Bedeng
·            Klon
·            Tanggal Penanaman
·            Jumlah dideder
f)       Pembuatan bedengan  Polibag dan Transplanting
i)           Bedengan dibuat dengan arah membujur Utara – Selatan dengan jarak 0,5 – 0,75 m
ii)         Bedengan dibuat memanjang dengan panjang sesuai lokasi pembibitan.
iii)    Naungan bedengan dibuat dengan atap shade net, daun kelapa atau daun tebu dengan ketinggian 1,5 – 2,0 m atau di bawah naungan alami tanaman lamtoro, gliricidae atau kelapa.
iv)       Intensitas cahaya yang diteruskan sekitar 30 -50%.
v)      Media polibag dibuat dengan media campuran top soil, pasir dan pupuk kandang atau sesuai rekomendasi.
vi)     Media polibag diayak dengan ukuran ayakan 0,5 x 0,5 cm kemudian dicampur sampai merata.
vii)     Polibag disiapkan dengan ukuran 20 x 30 cm dan tebal minimal 0,08 cm, dengan lubang drainase ukuran 1 cm sebanyak 18 lubang.
viii)   Polibag dsusun di bawah bedengan dengajarak antar polibag 15 x 15 cm atau sesuai kondisi iklim di lokasi nursery.
ix)       Benih yang sudah berkecambah diseleksi sebelum dilakukan transplanting
x)         Kecambah diseleksi dengan umur 4 – 12 hari, panjang radikula 1-2 cm dan kecambah yang berumur lebih dari 12 hari diafkir.
xi)       Sebelum ditransplanting , media terlebih dahulu dilakukan penyiraman sampai jenuh.
xii)     Pembuatan lubang tanam dengan kedalaman lubang ± 5 cm dari permukaan tanah dan diameter ± 5 cm.
xiii)   Kecambah ditanam dengan hati-hati kemudian media tanam di kanan kiri hipokotil ditekan dengan ringan supaya kecambah tertancap kokoh dengan tanah di sekelilingnya dan pastikan posisi akar tunggang tegak lurus dan tunas di atas.
xiv)    Posisi akar tidak boleh tertekuk untuk menghindari akar bengkok dan akar tunggang tidak boleh patah, agar tidak menimbulkan akar tunggang ganda.
xv)      Kecambah juga tidak boleh ditanam terlalu dalam untuk menghindari akar melengkung atau bengkok.
xvi)    Setelah proses transplanting/penanaman lakukan penyiraman agar tanah tetap kompak dan lembab.
xvii)  Setiap klon ditanam terpisah dan diberi label berisi
·              Nomor petak
·              Klon
·              tanggal Penanaman
·              Jumlah tanaman


Persemaian Benih Kakao yang sudah tumbuh  
                      
 2.0  Pemeliharaan Bibit
a)      Penyulaman
i)           Setiap hari dilakukan pengecekan dan pemeriksaan, tanaman yang mati segera cabut dan diganti yang baru, jika persediaan bibit masih ada.
ii)         Pelaksanaan penyulaman dilakukan sampai batas umur 30 hari setelah penanaman pertama.

b)      Penyiraman
i)        Penyiraman bibit dilakukan pada pagi dan sore hari sampai umur bibit 6 bulan atau sesuai kondisi bibit di Nursery.
ii)        Penyiraman tidak dilakukan pada hari hujan dengan  jumlah curah hujan harian minimal 10 mm.
c)      Seleksi
i)           Seleksi dilakukan untuk
·               Mengeluarkan bibit yang pertumbuhannya tidak baik
·               Meningkatkan keseragaman pertumbuhan

ii)         Kriteria seleksi yaitu bibit yang tidak lolos adalah
·               Tanaman kerdil
·               Pertumbuhan abnormal
·               Bibit berwarna kuning atau yellowish
·               Bibit berindikasi akar bengkok
·               Pertumbuhan bibit dipermukaan tanah melengkung

iii)       Tahapan Seleksi
·             Seleksi 1, pada waktu bibit berumur 2 bulan, dengan membuang bibit yang terserang penyakit layu.
·               Seleksi 2, pada waktu bibit berumur  4 bulan.
·               Seleksi 3, pada waktu umur bibit 6 bulan, yaitu pada saat bibit sudah siap tanam.
iv)       Sebelum dan setelah dilaksanakan seleksi dilakukan inventarisasi tanaman dengan melakukan pencatatan:
·               Jumlah bibit sebelum seleksi
·               Jumlah bibit afkir karena seleksi
·               Jumlah bibit yang sudah seleksi

d)       Penjarangan dan pengaturan naungan
i)           Penjarangan polibag dilakukan apabila daun antar bibit sudah saling menaungi.
ii)      Polibag disusun dengan jarak 15 x 30 cm supaya pertumbuhan bibit seragam dan lebih kekar.
iii)      Pengaturan naungan dilakukan dengan cara membuka secara bertahap naungan bedeng sehingga secara berangsur intensitas cahaya tinggal 50%.
iv)      Tahap akhir pada 2 minggu saat bibit akan dikeluarkan, atap bedengan seluruhnya dibuka atau tanpa naungan sehingga bibit sudah mampu beradaptasi dengan kondisi lingkungan tanpa penaung.
e)      Pengendalian gulma
i)           Pengendalian gulma dilakukan secara manual dengan interval
·               Umur bibit 1 bulan : 1 x 10 hari (3 x 1 bulan)
·               Umur bibit 2 – 3 bulan : 1 x  15 hari (2 x 1 bulan)
·               Umur bibit 4 – 6  bulan : 1 x 1 bulan (1 x 3 bulan)
ii)         Penggunaan herbisida sebaiknya dihindari untuk pengendalian gulma.
iii)       Pada saat pengendalian gulma harus hati-hati, pucuk atau tunas tidak boleh patah, akar-akar lateral seminimal mungkin terlukai, dan akar tidak menggantung.
iv)       Penyiangan secara manual dilakukan dengan mengarahkan penyiangan ke arah tanaman.
f)       Pengendalian hama dan penyakit  
i)           Penyakit yang sering menyerang bibit Kakao juga menyerang tanaman dewasa dan yang sering menyerang adalah hawar daun disebabkan oleh jamur Phytophthora palmivora dan penyakit vascular streak dieback (VSD) yang disebabkan oleh jamur Oncobasidium theobromae.
ii)         Hama yang sering menyerang bibit Kakao adalah Ulat kilan (Hyposidra talaca), belalang,  jangkrik dan bekicot  yang dapat dikendalikan dengan insektisida.
iii)       Penyakit  penting
Penyakit
Fungisida
Dosis
Hawar daun
Phytophthora palmivora
Belerang
Bayleton 250 EC, Dithane M 45, Anvill atau fungisida pengganti
1 liter / 600 liter air dengan penyemprotan 1 kali/minggu, dan sampai 3 minggu
Vascular Streak Dieback - VSD
Oncobasidium theobromae
Dithane M 45-80 WP
Bayleton, fungisida pengganti
1 kg/600 liter disemprotkan 1 kali per minggu.
0,75 kg / 600 liter air dengan penyemprotan 1 kali/minggu

i)           Hama Penting
Hama
Insektisida
Dosis
Ulat Kilan
Hyposidra talaca

Curacron, Supracide Matador atau Decis
Dan insektisida pengganti lainnya
1 liter / 600 liter air dengan penyemprotan 2 kali/minggu, dan sampai 3 minggu
Belalang, Jangkrik dan bekicot

Curacron, Supracide Matador atau Decis
Dan insektisida pengganti lainnya
1 kg/600 liter disemprotkan 1 kali per minggu.
0,75 kg / 600 liter air dengan penyemprotan 1 kali/minggu


g)      Pemupukan
i)           Pemupukan dilakukan dengan pupuk majemuk (NPK) dan pupuk tunggal, apabila diperlukan dengan pupuk ekstra seperti pupuk daun.
Umur bibit (bulan)
NPK (gr/bibit)
1
2
2
5
4
5

6
10
h)      Kriteria Bibit siap Tanam 
iv)       Umur 4 – 6 bulan
v)         Tinggi 40 – 60 cm
vi)       Jumlah daun minimum 12 helai
vii)     Diameter batang 0,7 – 1 cm.


Bibit Kakao Theobroma cacao yang siap ditanam 
Bibit yang berkualitas didapat dari Niat langkah kaki ke Pembibitan dan tangan yang tak henti merawatnya
(Eko Budi Utomo)


1 Response to "PEMBIBITAN KAKAO Theobroma cacao DENGAN BENIH"

Arsip Blog

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel