google.com, pub-6935017799501206, DIRECT, f08c47fec0942fa0 WOOD PLANTATION – PERKEBUNAN KAYU INVESTASI JANGKA PANJANG Untung atau Buntung - PLANTER AND FORESTER

WOOD PLANTATION – PERKEBUNAN KAYU INVESTASI JANGKA PANJANG Untung atau Buntung

WOOD PLANTATION – PERKEBUNAN KAYU
INVESTASI JANGKA PANJANG
Untung atau Buntung

                                                                             Eucalyptus forest

Kebutuhan terhadap sumber daya hutan semakin meningkat seiring dengan semakin bertambahnya jumlah penduduk.  Peningkatan ini terjadi akibat kenaikan permintaan hasil hutan sebagai bahan baku kayu olahan seperti salah satu peluang usaha yang cukup baik.  Indonesia merupakan negara yang memiliki sumber daya hutan yang beraneka ragam, yakni hingga lebih kurang 4.000 jenis kayu.  Sebanyak 250-an jenis kayu sudah dikenal di dalam perdagangan dan dikelompokkan menjadi 120 jenis kayu perdagangan.

Industri pengolahan kayu terdiri atas industri hulu dan industri hilir.  Industri hulu merupakan industri yang mengolah kayu bulat mentah (log) menjadi barang setengah jadi atau bahan baku, seperti industri penggergajian kayu (Sawmill) sampai oleh industri hilir diolah  menjadi barang jadi oleh perusahaan industri kayu hilir, seperti Industri Furniture, mulai dari kayu asli maupun dari kayu olahan moulding dan laminating.

                                                                         Albizia forest
Permintaan pasar dari luar negeri terhadapa kayu olahan terus meningkat setiap tahun. Ekspor produksi kayu olahan pada tiga bulan pertama tahun 2010 mencapai 3.15 juta meter kubik.  Sementara itu, permintaan ekspor kayu olahan tahun sebelumnya dengan periode yang sama hanya sebesar 230.000 meter kubik.    Industri kayu juga membantu pemerintah di sektor tenaga kerja denga  penyerapan tenaga kerja meskipun di tahun tahun kejayaan kehutanan pada masanya, penyerapan tenaga kerja cukup tinggi.

Prospek budidaya atau silvikultur kayu jika melihat beberapa perhitungan financial terlihat sangat menggiurkan, terkait dengan gembar gembor kebutuhan kayu untuk industri.  Tetapi hal ini juga perlu disikapi dengan meningkatnya biaya produksi kayu, sehingga perusahaan kayu yang efektif dan efisienlah yang mampu bertahan dan mendulang profit.

Dalam industri kayu, dikenal dengan HPH atau IUPHHK-HA dan HTI dengan ijin konsesinya IUPHHK-HTI yang menentukan akan dibawa suatu industri kehutanan, apakah hanya sampai jual log, industri sederhana penggergajian kayu, industri furniture, industri ply wood atau industri pulp untuk bahan baku kertas.

Pemilihan industri menurut saya sangat penting, karena industri Kehutanan merupakan industri yang sarat dengan peraturan dan regulasi yang ketat dan merupakan bisnis yang potensial resiko cukup tinggi sehingga ada yang bilang pengusahaan hutan termasuk kategori high risk dan bisa menjadi high return atau high lost.  Artinya investasi kehutanan dapat menghasilkan keuntungan yang sangat besar, namun jika tidak dilakukan dengan baik resiko kegagalan yang dihadapi cukup besar.  Pengusahaan hutan tanaman indusri dibayang bayangi kerugian akibat kerusakan pohon yang diakibatkan beberapa faktor seperti angin topan, kebakaran, pencurian ataupun serangan hama dan penyakit.

                                                                    Acacia forest
Kebakaran terjadi hampir setiap tahun, baik di hutan alam maupun hutan tanaman.   Berbagai upaya dilakukan untuk mengantisipasi untuk meminimalisasikan kerusakan dan mempertahankan keutuhan hutan.  Berbagai simposium dan pelatihan kebakaran rutin dilakukan, sampai dengan sertifikasi juga menekankan kesiapan perusahaan terhadap antisipasi dan penanggulangan kebakaran. Pembuatan peraturan yang dengan resiko dan sanksi yang sangat tinggi untuk pelaku kebakaran juga rutin dilakukan.  Tetapi semua ini adalah sekedar upaya, jika iklim dan cuaca berkata lain, munculnya el nino yang ekstrim dan kekeringan yang panjang meskipun ada yang dapat diprediksi dan ada yang tidak, tetap membuat pelaku industri  kehutanan ketar ketir juga.  Belum lagi tekanan pemerintah yang cukup kuat, terkadang bukan membina tetapi juga ikut membinasakan industri kehutanan.

Serangan hama dan penyakit juga faktor penting yang perlu diperhitungkan.  Di beberapa perusahaan kehutanan, muncul serangan hama yang sebelumnya tidak dominan dan akhir akhir ini menjadi sangat dominan, bahkan sampai membuat perusahaan tersebut merubah spesies tanamannya.  Sebagai contoh adalah serangan hama monyet  di tanaman akasia (Acacia mngium) jika sudah menjadi outbreak dan endemik, memaksa pengusaha hutan untuk merubah spesies menjadi Eucalyptus atau Sengon.  Dan hal ini akan berkembang kepada hama hama lain yang sebelumnya dikatakan minor, suatu saat bisa menjadi mayor.

Serangan penyakit yang sudah lama berkembang dan menjadi sangat serius adalah serangan cendawan Ganoderma (Ganoderma filippi dll), jamur akar putih (Fomes noxius) dan Ceratocystis juga membuat industri kehutanan berpikir keras untuk menganggulangi dan mempertahankan produksi tetap terjaga.  Menjaga produksi sangat penting, karena industri hilir sangat bergantung kepada potensi produksi di wood plantation

                                                               Ganoderma Disease

Jangka waktu pengusahaan kayu dengan rentang waktu mulai dari persiapan lahan, penyiapan bibit, pemeliharaan tanaman, patroli  sampai panen yang sangat lama 5 – 10 tahun, sangat menguras sumber daya dan financial yang sangat besar.   Terkadang lokasi wood plantation yang sangat jauh juga membuat biaya logistik dan transportasi menjadi komponen yang diperhitungkan, bahkan membuat suatu usaha hutan tidak layak.

                                                                           Wood Harvest
Perkembangan penduduk juga menjadi faktor utama jika timbul konflik atas pengusahaan hutan.  Konflik yang berkepanjangan membuat areal yang seharusnya siap ditanam sesuai daur produksi menjadi tidak tertanam dan akibatknya flow produksi menjadi tidak sinkron dan menghambat pengusahaan hutan.  Pembangunan masyarakat desa hutan berbenturan dengan peningkatan kebutuhan masyarakat  akan areal pertanian dan perladangan, mengakibatkan banyak areal hutan yang dienclave dan dibebaskan.  Belum lagi tumpang tindihnya perijinan, antara konsesi kehutanan, pertambangan dan perkebunan yang harus diselesaikan sendiri oleh pengusaha yang tidak sedikit memakan waktu dan biaya.

Jika dikalkulasikan dalam financial, hal hal seperti ini porsinya bisa menjadi tinggi dan terkadang menekan biaya untuk pembangunan wood plantation itu sendiri.

Kesimpulan, untung atau buntung, menjadi perhatian dan memerlukan perencanaan dan strategi matang sebagai pilihan untuk untung dan salah strategi menjadi pilihan untuk buntung.

3 Responses to "WOOD PLANTATION – PERKEBUNAN KAYU INVESTASI JANGKA PANJANG Untung atau Buntung"

  1. PERKEBUNAN KAYU INVESTASI JANGKA PANJANG
    judi sabung ayam dengan presentase kemenangan tertinggi
    Untuk info lebih lanjut bisa melalui:
    whatup : 08122222995
    BBM: D8C363CA
    BBM: D8C363CA

    ReplyDelete
  2. This 12acre park features a waterfront that stretches for more than a thousand feet. Isle of Palms County Park

    ReplyDelete
  3. Great post, you have pointed out some excellent points, I as well believe this is a very superb website. Isle of Palms County Park

    ReplyDelete

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel