Keunggulan Minyak Kelapa dibanding MInyak Kelapa Sawit
Keunggulan Minyak Kelapa dibanding Minyak Kelapa Sawit
Meski bersaing dengan produk minyak dari kelapa sawit (Elaeis guianeensi), dari segi kualitas minyak kelapa (Cocos nucifera) lebih unggul. Pasalnya Indonesia termasuk produsen terbesar minyak sawit.
Minyak kelapa terbukti bisa digunakan untuk menggoreng ikan sampai 3 kali dan tetap jernih, Berbeda dengan minyak sawit, yang pada penggunaan kedua saja sudah berwarna kecoklatan dan pemasakan ketiga, ikan akan gosong...buktikan saja.
Hal itulah yang menyebabkan minyak harus diganti karena lemak jenuh meningkat dan berbahaya bagi kesehatan khususnya meningkatkan kolesterol dalam darah. Jika sudah begitu, resiko penyakit degeneratif pun lebih besar. Berbagai publikasi yang dimuat di media massa sering menyebut kandungan lemak jenuh yang tinggi mempunyai andil terhadap serangan jantung. Fakta yang terungkap dari pemberitaan ini adalah kandungan lemak jenuh minyak kelapa adalah 92%, sedangkan minyak kelapa saiwt hanya 45%. Fakta ini membuat masyarakat heboh mengganti minyak goreng dari kelapa menjadi kelapa sawit agar terhindar dari penyakit jantung.
Padahal riset beberapa ahli membuktikan sebaliknya. Sebagai minyak goreng, minyak kelapa memiliki keunggulan yaitu tetap stabil walaupun digunakan untuk menggoreng pada temperatur tinggi.
Minyak kelapa tidak cepat beralih rupa menjadi asam lemak trans atau Trans Fatty Acid, karena lebih banyak mengandung Medium Chain Fatty Acid (MCFA). Asam lemak ini cepat terserap tubuh shingga meningkatkan kinerja enzim pencernaan dan penyerapan di usus.
Minyak kelapa juga memiliki keunggulan yang tidak selalu dimiliki minyak lain, yaitu asam laurat (Lauric Acid) yang berfungsi sebagai pencegah serangan virus, bakteri, jamur dan mikrobakteri lainnya.
Selain berfungsi sebagai antimikroba, minyak kelapa juga mengandung zat yang bermanfaat untuk menghentikan serangan radikal bebas yang bisa menyebabkan penyakit jantung.
Manfaat berlimpah dari minyak kelapa itulah yang membuat beberapa produsen minyak kelapa (tidak perlu saya sebutkan) secara konsisten memproduksi minyak kelapa, meskipun harga di pasaran jauh lebih mahal dibandingkan minyak kelapa sawit.
Berdasarkan hasil uji Sucofindo, minyak goreng berbasis kelapa mengandung asam laurat 45.88% dan angka itu masih standar versi Asia Pacific Coconut Community (APCC) yaitu 43-53% untuk minyak kelapa murni. Artinya kualitas minyak goreng kelapa ini setara dengan minyak kelapa murni atau VCO (Virgin Coconut Oil).
Minyak goreng berbasis kelapa juga mengandung Free Fatty Acid (FFA) rendah yakni 0.02%, standar APCC sebesar 0,5%. Hal ini berpengaruh jika menggoreng makanan menggunakan minyak kelapa maka makanan akan lebih awet dan tidak gampang tengik. Pemakaian minyak kelapa juga kebih hemat karena tidak diserap oleh makanan yang digoreng.
Hidup lebih sehat pastinya dambaan setiap orang, meskipun makanan gorengan sering dihindari oleh beberapa orang karena kandungan lemaknya, tidak ada salahnya mengurangi resiko tersebut dengan menggunakan Minyak Goreng berbasis Kelapa (Cocos nucifera).
ok...................
Meski bersaing dengan produk minyak dari kelapa sawit (Elaeis guianeensi), dari segi kualitas minyak kelapa (Cocos nucifera) lebih unggul. Pasalnya Indonesia termasuk produsen terbesar minyak sawit.
Minyak kelapa terbukti bisa digunakan untuk menggoreng ikan sampai 3 kali dan tetap jernih, Berbeda dengan minyak sawit, yang pada penggunaan kedua saja sudah berwarna kecoklatan dan pemasakan ketiga, ikan akan gosong...buktikan saja.
Hal itulah yang menyebabkan minyak harus diganti karena lemak jenuh meningkat dan berbahaya bagi kesehatan khususnya meningkatkan kolesterol dalam darah. Jika sudah begitu, resiko penyakit degeneratif pun lebih besar. Berbagai publikasi yang dimuat di media massa sering menyebut kandungan lemak jenuh yang tinggi mempunyai andil terhadap serangan jantung. Fakta yang terungkap dari pemberitaan ini adalah kandungan lemak jenuh minyak kelapa adalah 92%, sedangkan minyak kelapa saiwt hanya 45%. Fakta ini membuat masyarakat heboh mengganti minyak goreng dari kelapa menjadi kelapa sawit agar terhindar dari penyakit jantung.
Padahal riset beberapa ahli membuktikan sebaliknya. Sebagai minyak goreng, minyak kelapa memiliki keunggulan yaitu tetap stabil walaupun digunakan untuk menggoreng pada temperatur tinggi.
Minyak kelapa tidak cepat beralih rupa menjadi asam lemak trans atau Trans Fatty Acid, karena lebih banyak mengandung Medium Chain Fatty Acid (MCFA). Asam lemak ini cepat terserap tubuh shingga meningkatkan kinerja enzim pencernaan dan penyerapan di usus.
Minyak kelapa juga memiliki keunggulan yang tidak selalu dimiliki minyak lain, yaitu asam laurat (Lauric Acid) yang berfungsi sebagai pencegah serangan virus, bakteri, jamur dan mikrobakteri lainnya.
Selain berfungsi sebagai antimikroba, minyak kelapa juga mengandung zat yang bermanfaat untuk menghentikan serangan radikal bebas yang bisa menyebabkan penyakit jantung.
Manfaat berlimpah dari minyak kelapa itulah yang membuat beberapa produsen minyak kelapa (tidak perlu saya sebutkan) secara konsisten memproduksi minyak kelapa, meskipun harga di pasaran jauh lebih mahal dibandingkan minyak kelapa sawit.
Berdasarkan hasil uji Sucofindo, minyak goreng berbasis kelapa mengandung asam laurat 45.88% dan angka itu masih standar versi Asia Pacific Coconut Community (APCC) yaitu 43-53% untuk minyak kelapa murni. Artinya kualitas minyak goreng kelapa ini setara dengan minyak kelapa murni atau VCO (Virgin Coconut Oil).
Minyak goreng berbasis kelapa juga mengandung Free Fatty Acid (FFA) rendah yakni 0.02%, standar APCC sebesar 0,5%. Hal ini berpengaruh jika menggoreng makanan menggunakan minyak kelapa maka makanan akan lebih awet dan tidak gampang tengik. Pemakaian minyak kelapa juga kebih hemat karena tidak diserap oleh makanan yang digoreng.
Hidup lebih sehat pastinya dambaan setiap orang, meskipun makanan gorengan sering dihindari oleh beberapa orang karena kandungan lemaknya, tidak ada salahnya mengurangi resiko tersebut dengan menggunakan Minyak Goreng berbasis Kelapa (Cocos nucifera).
ok...................
Kapan bikin kebunnya pak?
ReplyDeleteTunggu lampu hijau Pak Anurulhamzah
ReplyDeleteTest
ReplyDelete